Selasa, 27 Oktober 2015

21.51 -

Hal Kekuatiran



Kekuatiran merupakan hal yang menyakitkan Allah, karena kurang percaya/kurang memiliki relasi dengan Allah - bagi Tuhan ini masalah besar (suatu dosa). 

Bagi manusia ini masalah kecil/bukan suatu kesalahan - tidak memiliki kehidupan doa. Kadang-kadang masalah bagi manusia serius, tapi bagi Tuhan kecil. Misalnya: berkat.


Kekuatiran membuat tubuh Kristus rusak, sehingga Tuhan tidak dapat memakai secara maksimal - hidup kita berarti/berharga buat orang lain, sebagai hadiah. 



Contoh: lidi satu batang dipatahkan – gampang, tapi kalau sapu lidi dibengkokkan susah dipatahkan artinya kalau kita berada dalam satu komunitas menjadi satu susah dipatahkan; ketika dibakar apinya menjadi besar naik ke hadirat Allah. Ketika komunitas itu tidak memberikan sesuatu kepada kita. 



Misalnya ketika kita sedang berada di padang gurun dan tidak ada yang mengunjungi kita, jangan kepahitan/tawar hati/kecewa (mengandalkan manusia), tetapi ijinkanlah mata kita tertuju pada Allah dalam kehidupan ini.

Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu ... Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:25-34; Flp 4:19). 

Agar ketika Aku memberkati engkau sudah mempunyai hati yang murni - tidak sombong/memandang rendah orang lain/tahu cara menggunakan berkat yang ada ditanganmu. Karena di dalam setiap berkat yang Aku percayakan kepadamu, di sana juga ada bagian untuk orang lain.

Tips tidak kuatir:

Punya relasi yang akrab dengan Tuhan, jangan hanya pada waktu ada masalah saja baru membangun relasi dengan Allah.

Mengucap syukur, karena firman Allah bekerja pada orang yang percaya di hatinya (1 Tes 2:13).

Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki (Yes 55:11)

Kenapa ketika kita membaca firman Tuhan kita tidak mengerti? Karena mengganggap firman Tuhan (surat perjanjian Allah dengan manusia) itu hanya perkataan manusia saja, bukan untuk mengetahui apa yang dikehendaki Allah dalam hidup ini tetapi mencari keuntungan agar Tuhan menyelesaikan masalah kita.

Ingatlah, Allah adalah Roh. Jadi yang bisa menangkap apa yang Roh katakan adalah roh manusia. Membaca firman Tuhan harus masuk ke dalam jiwa (makanan bagi roh kita), itu yang Tuhan inginkan dalam kehidupan itu. 


Kalau kita percaya apa yang Tuhan katakan, maka firman itu akan bekerja/digenapi dalam kehidupan kita secara luar biasa - dapat mengubah pola pikir/hidup/pandang. Semakin besar kita percaya Sabda Allah, maka semakin sederhana segala sesuatunya.


Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28).


(Sumber: Warta KPI TL No. 32/XII/2006: Renungan KPI TL Tgl 15 November 2006, Dra Yovita Baskoro, MM).


Kita terlalu banyak membiarkan masalah dalam hidup ini menumpuk dalam lemari hati kita (kecemasan). Memang menggelikan bagaimana kecemasan lama selalu berupaya untuk kembali masuk ke dalam hati dan pikiran kita, sama seperti debu yang terus muncul di perlengkapan rumah tangga kita. 

Buanglah kekuatiran saudara, sehingga dapat menemukan kekuatan, harapan, dan kebijakan setiap hari (Flp 4:6-7; Mat 6:25-34). 

Saat kita menyerahkan kekuatiran kita setiap hari di kaki Yesus. Tuhan memberi kita kedamaian yang kuat dan mendalam yang melampaui segala akal” (Flp 4: 7).

Kita tidak boleh menyalah artikan perbuatan menyerahkan semua masalah kita kepada Tuhan dengan duduk-duduk saja dan tidak mengerjakan tugas kita.

Tuhan tidak menginginkan kita hidup dalam ketakutan dan kekuatiran karena jika demikian, kita tidak menjalaninya dalam kasih dan menurut perintah-Nya.

Kita bisa merasa lebih baik secara fisik jika melakukan kebiasaan untuk menyerahkan masalah kita pada Tuhan setiap hari. 

Rasa cemas mempengaruhi sirkulasi darahkerja hatikelenjar, seluruh sistem syaraf dan sangat mempengaruhi perasaan (Dr Charles Mayo). Rasa cemas juga berpengaruh menghentikan kreativitas dan kemampuan untuk hidup secara utuh.

Secara spiritual, kita perlu bernafas setiap hari secara terus menerus. Saat kita mengeluarkan kecemasan/ketakutankita menarik kedamaian Tuhankarena mengetahui bahwa hidup ada di dalam tangan-Nya.

Tidakkah saudara berterima kasih karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan kita? Mungkin jika kita mengetahui tantangan yang menunggu kita, kita akan menyerah! 

Namun, karena kita tidak mengetahui apa yang ada di depan kita, kita harus percaya kepada Tuhan. Bawalah semua masalahmu kepada Dia yang memeliharamu! Ia akan setia memberimu saat kau memerlukannya.

Cara menghentikan kekuatiran (Flp 4:6-9): 

- Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya (1 Ptr 5:7) dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur – doa memperbaharui kepercayaan kita pada Tuhan yang selalu setia sehingga damai sejahtera melingkupi kita. 

- Berdoa diberi kekuatan dalam segala pekara. Akar permasalahan tidak disingkirkan akan tapi kita dapat melewati masalah tersebut dengan hati damai sejahtera. Menerima rahmat kasih karunia tepat pada waktunya secara terus-menerus (Ibr 4:16). 

- Pikirkanlah yang positif (semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan, dan patut dipuji). 

Apa yang telah kamu pelajari/terima/dengar/lihat lakukanlah itu! Karena Allah sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian (Rm 15:33). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 16/VIII/2005; Warta KPI TL No. 19/XI/2005).