16.55 -
Ayat Kitab Suci
Jumat, 23 Juni 2017
Rabu, 21 Juni 2017
18.47 -
*Janji Tuhan*
Pilih mana: Percaya janji Tuhan atau kenyataan yang buruk?
2 Raj 6:17 Lalu berdoalah Elisa: “Ya Tuhan: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.” Maka Tuhan membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
Pernahkah Anda berada di dalam sebuah situasi di mana Anda harus memilih antara mempercayai janji Tuhan yang belum kelihatan dan kenyataan pahit yang terlihat jelas dengan mata jasmani Anda?
Situasi di atas pernah dialami oleh bujang Elisa. Matanya melihat bahwa dia dan Elisa dikepung oleh tentara Aram. Menyelisik reaksinya pada ayat 15, “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?” dapat saya pastikan bahwa sang bujang lebih mempercayai apa yang mata jasmaninya dia lihat daripada janji Tuhan di dalam hatinya.
Di sisi lain, Elisa juga di situ bersama sang bujang. Nyawa Elisa pun terancam seperti halnya sang bujang. Namun Elisa lebih mempercayai janji Tuhan yang ada di dalam hatinya, yang belum kelihatan, dibanding mempercayai mata jasmaninya.
Ayat 16 menuliskan pernyataan iman Elisa “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.” Hebat!
Teman, bagaimana dengan Anda? Mana yang lebih Anda percayai, janji Tuhan yang belum terlihat atau kenyataan yang terlihat?
Kalau Anda perhatikan cerita di atas, Elisa dan bujangnya ada di dalam satu kondisi yang sama, tetapi mereka mempercayai dua hal yang berbeda, sehingga menghasilkan dua respons yang berbeda.
Sang bujang mempercayai kenyataan buruk yang dilihat matanya dan hasilnya adalah ketakutan dan kekuatiran, sedangkan sang nabi mempercayai janji Tuhan dan mengabaikan kenyataan buruk yang dilihatnya. Hasilnya adalah iman dan mukjizat.
Saya mengerti bahwa situasi yang terjadi di dalam hidup kita tidak selalu indah. Saya pun mengalami hal tersebut. Namun Anda perlu ingat bahwa Anda memiliki Tuhan yang besar yang memberikan janji kekal bagi Anda.
Jika Anda percaya kepada janji Tuhan, justru di tengah hujan badai, Anda dapat melihat pelangi yang indah; di tengah kesesakan, Anda dapat melihat mukjizat dinyatakan.
Seperti nasihat Elisa kepada bujangnya, “Jangan takut …” Saya pun ingin mengatakan kepada Anda supaya jangan takut, karena yang menyertai Anda jauh lebih besar dari masalah yang Anda hadapi.
Peganglah janji Tuhan, dan mulai ucapkan harapan Anda, bukan ketakutan Anda.
(@mistermuryadi).
Senin, 19 Juni 2017
22.00 -
*Kehendak Allah*
Ambisi oleh Allah
Hendaklah dicondongkan-Nya hati kita kepada-Nya untuk hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya. —1 Raj 8:58
Beberapa bulan lalu saya menerima e-mail yang mengundang saya bergabung dengan komunitas “orang-orang yang berambisi tinggi”.
Saya memutuskan untuk meneliti arti kata ambisi dan mendapati bahwa seseorang yang berambisi tinggi adalah orang yang sangat termotivasi untuk mencapai kesuksesan dan mau bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Apakah baik menjadi orang yang berambisi tinggi? Inilah ujian yang tidak pernah salah: Apakah kita “[melakukan] semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31)? Yang sering terjadi justru kita melakukan sesuatu untuk kemuliaan diri kita sendiri.
Setelah peristiwa air bah di zaman Nuh, sekelompok orang memutuskan untuk membangun sebuah menara demi mencari nama bagi diri mereka sendiri (Kej. 11:4).
Mereka ingin menjadi terkenal dan berusaha agar tidak terserak ke seluruh bumi. Namun, karena tidak melakukannya untuk kemuliaan Allah, mereka terjerumus pada ambisi yang salah.
Sebaliknya, saat Raja Salomo mendedikasikan tabut perjanjian dan Bait Allah yang baru selesai dibangun, ia berkata, “Aku telah mendirikan rumah ini untuk nama Tuhan” (1Raj. 8:20).
Lalu ia berdoa, “Hendaklah dicondongkan-Nya hati kita kepada-Nya untuk hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, dan untuk tetap mengikuti segala perintah-Nya” (ay.58).
Ketika hasrat terbesar kita adalah untuk memuliakan Allah dan hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, kita menjadi orang yang termotivasi untuk mengasihi dan melayani Yesus dengan pertolongan kuasa Roh Allah.
Kiranya kita berdoa seperti Salomo berdoa. Kiranya kita “berpaut kepada Tuhan, Allah kita, dengan sepenuh hati [kita] dan dengan hidup menurut segala ketetapan-Nya dan dengan tetap mengikuti segala perintah-Nya” (ay.61). — Keila Ochoa
Wawasan:
Sembari bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuan Anda, mintalah Allah memberi Anda hati yang rendah hati dan taat, yang sepenuhnya setia kepada-Nya.
Bapa, berilah aku kerinduan untuk menaati-Mu dan melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan-Mu.
Lakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Allah.
(Our Daily Bread Ministries)
20.36 -
*Pikiran*
Apa yang dipikirkan, itulah yang akan terjadi
Yesus berkata: Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Mat 21:22)
Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Mrk 11:22-24)
Sungguh indah apa yang disabdakan oleh Yesus
Dalam Injil Lukas, Yesus juga ber firman tentang hal *Percaya*
Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." (Luk 1:45)
Salah satu kebahagiaan terbesar yang kita miliki adalah ketika kita dengan ikhlas ikut memikul kuk yang Tuhan ijinkan hadir dalam kehidupan kita, yaitu kerelaan menerima keputusan Allah tanpa pernah bertanya apalagi protes kepada-Nya."
Pikullah kuk yang Ku-pasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah harti dan jiwamu akan mendapat ketenangan (Mat 11:29)
Jika kita memikirkan bahagia, maka kita akan bahagia.
Jika kita berpikiran sedih, maka kita menjadi sedih.
Jika kita berpikiran gagal, kita menjadi gagal
Jika kita berpikiran sukses, maka kita niscaya sukses.
Jika kita berpikiran sakit, kita juga menjadi sakit.
Jika kita berpikiran sehat, maka kita pun akan sehat.
Inilah The Law of Attraction, Hukum Tarik Menarik, merupakan hukum yang berlaku di alam semesta.
Anda adalah apa yang Anda pikirkan.
Selalulah berpikir yang positif dan jangan pernah biarkan pikiran negatif membelenggu otak dan kehidupan kita. Jadi tetap semangat dan jangan pernah menyerah pada keadaan.
Bagian kita hanya 2, yaitu : 1. Berusaha optimal 2. Berdoa.
Sedangkan selanjutnya itu bagian Tuhan yang akan digenapi dalam setiap kehidupan anak-anak-Nya yang percaya kepada-Nya dan mengasihi-Nya.
Yesus bersabda : Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." (Luk 1:45)
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yoh 1:12)
..supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:15-16)
Yesus juga berkata tentang salib kehidupan yang harus dipikul oleh setiap pengikut-Nya agar kita didapati layak sebagai murid Kristus
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku (Mat 10:38)
Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku*, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku (Luk 9:23).
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku ia tidak dapat menjadi murid-Ku (Luk 14:27).
Jangan pernah takut untuk memikul salib-Nya, karena jika Tuhan mengijinkan kita untuk ikut ambil bagian dalam setiap salib kehidupan berarti kita dipercaya oleh-Nya. Bayangkan dipercaya oleh Penguasa Langit dan Bumi wouwww luar biasa.
19.59 -
*Iman*
Rahasia mujizat
Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Bini adalah seorang wanita yang sehari-harinya berjualan makanan di pasar untuk menghidupi keluarganya. Ia tinggal di desa Bejen, Kaliwungu, Semarang.
Suatu hari ia merasakan sakit di perut dan ketika ia meraba-raba perutnya, ia menemukan seperti ada yang mengganjal. Kemudian keluarganya mengantarnya ke RS di Solo yang fasilitasnya lebih lengkap.
Dari hasil USG, mereka mendapati bahwa ternyata ada tumor di perutnya. Namun ia tidak punya uang untuk biaya operasi. Ia pun pulang dan semakin hari perutnya membesar, seperti orang hamil 9 bulan.
Suatu malam, seorang misionaris Amerika yang sedang melayani di daerahnya, menengoknya. Denish memberitakan tentang jalan keselamatan yang hanya ada melalui Yesus Kristus dan bahwa kuasa-Nya yang ajaib dapat memberikan mujizat kesembuhan. Saat itu juga, Bini menerima Yesus dan mengimani kesembuhannya.
Esok paginya sekitar jam lima, ia buang air kecil. Air seninya hitam pekat seperti air kopi dengan bau menyengat. Perutnya yang besar lama-lama kempes. Saat ia mengecek kembali kondisinya di Rumah Sakit, tumornya sudah lenyap.
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ayat ini berbicara bahwa untuk memiliki iman, manusia tidak perlu melihat secara jasmani.
Iman lahir ketika kita berharap pada Tuhan. Walaupun secara manusia, apa yang kita harapkan tidak bisa terjadi, tetapi percayalah bahwa Tuhan sanggup.
Maka, seperti yang dialami Ibu Bini, iman kita akan menjadi kunci yang melepaskan kuasa Allah dan mendatangkan mujizat Tuhan.
Bukan hanya mengalami, bahkan iman dapat membuat kita dipakai Tuhan, seperti misionaris tersebut untuk melakukan mujizat-Nya.
Sebelum bisa mengalami kuasa mujizat atau dipakai Tuhan untuk melakukan mujizat, kita perlu memahami rahasia mujizat, yaitu: iman.
(Renungan Keluarga Allah)
19.46 -
*Sukacita*
Alasan untuk tersenyum
Di tempat kerja, kata-kata penyemangat itu penting. Cara para karyawan berbicara kepada satu sama lain membawa pengaruh pada kepuasan pelanggan, laba perusahaan, dan penghargaan dari sesama rekan kerja.
Penelitian menunjukkan bahwa dalam sebuah tim yang bekerja paling efektif, para anggotanya saling memberikan dorongan positif enam kali lebih banyak daripada ungkapan ketidaksetujuan, pertentangan, dan bernada sarkastis.
Tim yang paling rendah produktivitasnya mempunyai anggota-anggota yang cenderung mengatakan komentar negatif tiga kali lipat lebih banyak daripada kata-kata dukungan.
Lewat pengalamannya, Paulus mempelajari pentingnya perkataan dalam membangun relasi dengan sesama dan mencapai tujuan.
Sebelum bertemu Kristus di jalan ke Damsyik, perkataan dan tindakannya membawa ketakutan pada para pengikut Yesus.
Namun pada waktu menulis surat Tesalonika, ia telah menjadi seorang pemberi semangat yang sangat baik karena Allah bekerja di dalam hatinya.
Sekarang lewat teladan hidupnya, ia mendorong para pembacanya untuk membangun semangat satu sama lain. Ia mengajarkan bagaimana mereka bisa menguatkan sesama dan mencerminkan kehadiran Roh Allah tanpa jatuh pada sanjungan yang berlebihan.
Paulus juga mengingatkan pembacanya tentang sumber dari penguatan itu. Dengan mempercayakan diri kita kepada Kristus yang begitu mengasihi kita hingga rela mati untuk kita, kita mempunyai alasan untuk menghibur, mengampuni, menginspirasi, dan mendorong satu sama lain dalam kasih (1Tes. 5:10-11).
Paulus menunjukkan bahwa dengan saling menasihati, kita semua akan ikut merasakan kesabaran dan kebaikan Allah. — Mart DeHaan
Bapa di surga, tolonglah kami agar dapat membuat orang lain mengecap belas kasih dan kebaikan yang selalu Engkau nyatakan kepada kami.
Tiada yang lebih baik daripada berusaha mendorong satu sama lain agar selalu memberi yang terbaik.
(Our Daily Bread Ministries)
19.31 -
*Hidup rohani*
Jangan mudah mengambil kesimpulan karena asumsi
Ada sepasang suami isteri ter-gesa² berlari menuju ke sekoci untuk menyelamatkan diri, pada saat terjadi kecelakaan yg menimpa sebuah kapal pesiar yang akan tenggelam.
Tetapi saat sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yg tersisa. *Dengan segera sang suami melompat mendahului istrinya utk mendapatkan tempat itu, sementara sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum sekoci menjauh dan kapal itu benar² tenggelam.
Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, menurut kalian, apa yang sang istri itu teriakkan? Sebagian besar murid-murid itu menjawab: "Aku benci kamu, egois, nggak tanggung jawab, nggak tau malu."
Tapi ada seorang murid yang hanya diam saja, dan guru itu meminta murid yang diam itu menjawab. Kata si murid, "saya yakin si istri pasti berteriak ... Tolong jaga anak kita baik-baik."
Guru itu terkejut dan bertanya, "apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?" Murid itu menggeleng, "belum, tapi itu yang dikatakan oleh ibu saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis."
Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata, "Jawaban ini benar, kapal itu kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak mereka sendirian.
Dan ber-tahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku harian ayahnya, dia menemukan kenyataan bahwa saat orang tuanya naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kanker ganas dan akan segera meninggal.
Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup. Dan dia menulis di buku harian itu, Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu, isteriku sayang, tapi demi anak kita, terpaksa dengan hati menangis membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana.
Cerita itu selesai, dan seluruh kelas pun terdiam. Guru itu tahu bahwa murid-muridnya sekarang mengerti hikmah dari cerita tersebut, bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita pikirkan, ada berbagai macam komplikasi dan alasan dibaliknya yang kadang sulit dimengerti.
Karena itulah jangan pernah melihat hanya luarnya saja dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.
Mereka yang sering membayar untuk orang lain bukan berarti kaya, tapi karena lebih menghargai hubungan daripada uang.
Mereka yang bekerja tanpa ada yg menyuruh bukan karena bodoh, tapi karena lebih menghargai konsep tanggung jawab.
Mereka yang minta maaf duluan setelah bertengkar bukan karena bersalah, tapi karena lebih menghargai orang lain.
Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu bukan karena merasa berhutang, tapi karena menganggap kamu adalah saudara.
Mereka yang sering mengontakmu bukan karena tidak punya kesibukan, tapi karena kamu ada di dalam hatinya.
Jangan mudah mengambil kesimpulan karena asumsi (dugaan tanpa dasar).
19.01 -
*Kesombongan*
Refleksi tentang kesombongan
Ul 8:18)
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari.
Di level pertama: sombong disebabkan oleh faktor materi, di mana kita merasa: lebih kaya, lebih rupawan, lebih terhormat daripada orang lain.
Di level kedua: sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan, kita merasa: lebih pintar, lebih hebat, lebih kompeten, paling benar, lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di level ketiga: sombong disebabkan oleh faktor kebaikan, kita sering menganggap diri: lebih rohani, lebih bermoral, lebih pemurah dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Semakin tinggi tingkat kesombongan kita, semakin sulit pula kita mendeteksinya.
Sombong karena materi mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan sulit terdeteksi, dan sombong karena diri lebih rohani, lebih kudus, seringkali kita tidak menyadarinya karena hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Akibatnya kita tidak menyadarinya maka kita tidak pernah merasa bahwa kita telah melukai hati Allah dan hal ini tidak pernah kita akui sebagai dosa dan satu saat dapat menjadi dosa kekal, karena Firman Tuhan berkata :
Aku berkata kepadamu: "Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga (Mat 18:18).
Segala "pujian" hanyalah bagi Allah
Kita mampu melakukan segala sesuatu itu semua karena Allah, Dialah yang memberikan segala sesuatu dalam hidup kita, pengetahuan, kepintaran, kebijaksanaan, kekayaan, keelokan rupa, kesalehan,semua itu karena anugrah-Nya semata mata dalam kehidupan kita
Marilah kita berusaha setiap hari untuk refleksi sebab setiap hal yang baik dan yang mampu kita lakukan, semua adalah semata mata karena anugerah Allah.
Kesombongan hanya akan membawa kita pada kejatuhan yang mendalam.
Firman Tuhan bersabda :
Tuhan itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh (Mzm 138:6).
Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa (Ams 21:4).
Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya Tuhan sajalah yang maha tinggi pada hari itu. (Yes 2:11)
Sebab Tuhan semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan (Yes 2:12)
Siapakah yang engkau cela dan engkau hujat? terhadap siapakah engkau menyaringkan suaramu, dan memandang dengan sombong? Terhadap Yang Mahakudus, Allah Israel! (Yes 37:23)
Firman Tuhan berkata jika terdapat kesombongan dalam diri kita terhadap siapakah kita melakukan semuanya itu, bukan hanya terhadap manusia tapi terlebih lagi terhadap Yang Mahakudus Allah Israel
Mengapa demikian, karena semua yang kita miliki semuanya berasal dari Allah, jadi tidak ada dasar bagi kita untuk menyombongkan diri.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong (1Kor 13:4)
Tetaplah bersabar dan milikilah kerendahan hati karena sehebat, sepintar, sebijaksana, sekaya, sekudus apapun kita, tanpa kita sadari terkadang orang yang kita hadapi ternyata lebih hebat, lebih pintar, lebih kaya, lebih bijaksana, lebih kudus sari kita.
Kemalangan tidak menyembuhkan orang sombong, sebab tumbuhan keburukan berakar di dalam dirinya (Sir 3:28).
Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang terhindar dari kesombongan dan termasuk dalam orang-orang yang bersabar, rendah hati, penuh kasih dan memperoleh rahmat serta kasih karunia Allah setiap saat. Sebab dari setiap helaan nafas kita semuanya hanyalah milik Allah semata mata.
Hati yang arif merenungkan amsal, dan telinga pendengar merupakan idaman orang bijak (Sir 3:29).
18.04 -
*Hidup rohani*
Hidup ini adalah pilihan
Sebenarnya setiap manusia dalam hidupnya pasti pernah menemui atau mendapatkan suatu kesempatan, entah itu kesempatan untuk sekolah, bisnis, berkarir, dsb. Tetapi tidak semua orang memanfaatkan kesempatan itu, sehingga seseorang tidak mendapatkan manfaat apa-apa.
Demikian juga dalam hidup ini, kita mempunyai kesempatan untuk menjadi anak-anak Allah. Pilihan ada di tangan kita masing-masing, apakah kita mau serius hidup seturut kehendak Allah atau tidak.
Jadi sebagian nasib kita ditentukan oleh kita juga. Kalau seseorang tidak mau bertobat pasti binasa, inipun pilihan orang itu untuk tidak mau bertobat. Dan kalau bertobat itu juga pilihan orang itu sendiri.
Makanya jangan banyak berteori, bertobatlah sekarang juga, gunakan kehendak bebas kita untuk terus bertobat agar semakin sempurna.
Hidup ini pilihan, bukan takdir.
(Sumber: Warta KPI TL No.158/VI/2018).
Jumat, 09 Juni 2017
03.54 -
*Pikiran*
Jangan terburu-buru menilai seseorang
Seorang dokter sedang bergegas masuk ke dalam ruang operasi ...
Ayah dari anak yang akan dioperasi menghampirinya "Kenapa lama sekali anda sampai ke sini? Apa anda tidak tau, nyawa anak saya terancam jika tidak segera dioperasi?" Labrak si ayah.
Dokter itu tersenyum, "Maaf, saya sedang tidak di RS tadi, tapi saya secepatnya ke sini setelah ditelepon pihak RS."
Kemudian ia menuju ruang operasi, setelah beberapa jam ia keluar dengan senyuman di wajahnya, "Keadaan anak anda kini stabil."
Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tersebut berkata "Suster akan membantu anda jika ada yang ingin anda tanyakan." Dokter terseb berlalu.
"Kenapa dokter itu angkuh sekali? Dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya!" Sang ayah berkata pada suster.
Sambil meneteskan airmata suster menjawab, "Anak dokter tersebut meninggal dalam kecelakaan kemarin sore, ia sedang menguburkan anaknya saat kami meneleponnya untuk melakukan operasi pada anak anda. Sekarang anak anda telah selamat, dan ia bisa kembali berkabung."
Jangan terburu-buru menilai seseorang ...
Tapi maklumilah tiap jiwa di sekeliling kita yang menyimpan cerita kehidupan tak terbayangkan di benak kita ...
Αda air mata di balik setiap senyuman ...
Αda kasih sayang di balik setiap amarah ...
Αda pengorbanan di balik setiap ketidak pedulian ...
Αda harapan di balik setiap kesakitan...
Αda kekecewaan di balik setiap derai tawa ...
Semoga bermanfaat agar kita menjadi manusia dengan rasa maklum yang semakin luas dan bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan dalam hidup ini.
INGAT, kita bukan satu-satunya manusia dengan segudang masalah ... Tersenyumlah ... Senyum mampu membasuh setiap luka ... Maafkanlah ... Maaf mampu menyembuhkan semua rasa sakit.
Kamis, 08 Juni 2017
18.59 -
*Hidup rohani*
Rencana keselamatan
Rencana keselamatan juga merangkum mereka yang mengakui Sang Pencipta; di antara mereka terdapat kaum MUSLIM, mereka berpegang pada iman Abraham, dan bersama kita bersujud menyembah Allah yang Tunggal dan Maharahim, yang akan menghakimi manusia pada hari kiamat.
Pun dari UMAT LAIN, yang mencari Allah yang tak mereka kenal dalam bayangan dan gambaran, tidak jauhlah Allah, karena Ia memberi semua kehidupan dan nafas dan segalanya (Kis 17:25-28), dan sebagai PENYELAMAT MENGHENDAKI KESELAMATAN SEMUA ORANG (1 Tim 2:4).
Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi DENGAN HATI TULUS MENCARI ALLAH, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak'-Nya yang mereka kenal MELALUI SUARA HATI DENGAN PERBUATAN NYATA, DAPAT MEMPEROLEH KESELAMATAN KEKAL.
Penyelenggaraan ilahi juga tidak menolak memberi bantuan yang diperlukan untuk keselamatan kepada mereka, yang tanpa bersalah belum sampai kepada pengetahuan yang jelas tentang Allah, namun berkat rahmat ilahi berusaha menempuh hidup yang benar.
Sebab APA PUN YANG BAIK DAN BENAR, yang terdapat pada mereka, OLEH GEREJA DIPANDANG SEBAGAI PERSIAPAN INJIL, dan SEBAGAI KARUNIA DIA, YANG MENERANGI SETIAP ORANG, SUPAYA AKHIRNYA MEMPEROLEH KEHIDUPAN.
Tetapi SERING ORANG-ORANG, karena DITIPU OLEH SI JAHAT, JATUH KE DALAM PIKIRAN-PIKIRAN SESAT, DAN MENGUBAH KEBENARAN ALLAH MENJADI DUSTA, DENGAN LEBIH MENGABDI CIPTAAN DARI PADA SANG PENCIPTA (Rm 1:21, 25).
Atau mereka HIDUP DAN MATI TANPA ALLAH DI DUNIA INI DAN MENGHADAPI BAHAYA PUTUS ASA YANG AMAT BERAT.
Maka dari itu, dengan mengingat perintah Tuhan: "Wartakan Injil kepada segala makhluk" (Mrk 16:15), Gereja dengan sungguh-sunggu berusaha mendukung misi-misi, untuk memajukan kemuliaan Allah dan keselamatan semua orang itu.
Ibr 10:24-27, 29
JIKA KITA SENGAJA BERBUAT DOSA, SESUDAH MEMPEROLEH PENGETAHUAN TENTANG KEBENARAN, MAKA TIDAK ADA LAGI KORBAN UNTUK MENGHAPUS DOSA ITU.
Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
BETAPA LEBIH BERATNYA HUKUMAN YANG HARUS DIJATUHKAN ATAS DIA , yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?
Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat
17.30 -
*Pujian*
Alasan Kita Menyanyi
Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah! —Mazmur 47:7
Menyanyi ternyata mengubah otak! Sejumlah studi menunjukkan bahwa ketika menyanyi, tubuh kita melepaskan hormon yang mengurangi kecemasan dan stres.
Penelitian lain menunjukkan bahwa ketika sekelompok orang menyanyi bersama, irama detak jantung mereka masing-masing sebenarnya saling menyelaraskan.
Rasul Paulus menulis kepada jemaat untuk mendorong seorang berkata-kata kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani (Ef. 5:19).
Alkitab pun berulang kali menyerukan, “Bermazmurlah.”
Dalam 2 Taw 20, kita membaca kisah tentang umat Allah yang menunjukkan kepercayaan mereka kepada Allah dengan bernyanyi sambil bergerak maju ke medan pertempuran.
Pasukan musuh sedang bersiap menyerang Yehuda. Raja Yosafat yang cemas memanggil semua orang untuk bersatu. Ia memimpin warganya untuk berdoa dengan sungguh-sungguh. Mereka berpuasa dan berdoa, “Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu” (ay.12).
Keesokan harinya, mereka berangkat bukan dipimpin oleh prajurit yang paling berani, melainkan oleh para pemuji.
Mereka percaya akan janji Allah bahwa mereka akan menang tanpa bertempur sama sekali (ay.17).
Sementara mereka memuji dan berjalan menuju medan perang, para musuh justru memerangi satu sama lain. Pada saat umat Allah tiba di medan perang, pertempuran telah berakhir.
Allah menyelamatkan umat-Nya ketika mereka berjalan dengan iman dan bernyanyi memuji-Nya menuju pada keadaan yang tidak mereka ketahui.
Allah bermaksud baik ketika Dia mendorong kita untuk memuji-Nya. Baik dalam pergumulan atau dalam keadaan tenang, menyanyikan pujian kepada Allah sungguh memiliki kuasa untuk mengubah pikiran, hati, dan hidup kita. — Amy Peterson
Ya Allah, kami memuji kasih dan kesetiaan-Mu yang kekal! Engkau melindungi dan membimbing kami, dan kami mempercayakan hidup kami di tangan-Mu.
Hati yang selaras dengan Tuhan akan menyanyikan pujian bagi-Nya.
(Our Daily Bread Ministries)
Selasa, 06 Juni 2017
21.18 -
*Panggilan Allah*
Allah telah memanggil kita
Aku telah memilih kamu dari dunia (Yoh 15:19). Kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus, dijadikan orang-orang kudus: disucikan, dikuduskan, dibenarkan, dimuliakan-Nya dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita (1 Kor 1:2; 1 Kor 6:11; Rm 8:30; 1:6-7 6).
Kamu telah dipanggil, bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal (1 Tim 6:11-12).
Allah memanggil kamu bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus (1 Tes 4:7). Kamu telah dipanggil untuk merdeka. Janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih (Gal 5:13).
Untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat dan memberkati (1 Ptr 3:9). Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap (Yoh 15:16).
Tradisi Gereja menyebutkan ada dua belas buah Roh (KGK 1832): 1. Kasih 2. Sukacita 3. Damai sejahtera 4. Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Kelemahlembutan 9. Penguasaan diri 10. Kerendahan hati 11. Kesederhanaan. 12. Kemurnian.
Jika kamu berbuat baik dan harus menderita, itu adalah kasih karunia pada Allah. Karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya (1Ptr 2:20-21).
Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu (Ef 4:1).
00.50 -
Kemurnian
Kemurnian
00.35 -
Kesederhanaan
Kesederhanaan
Cintailah kesederhanaan
Penghayatan kebajikan kesederhanaan dalam mencapai kekudusan
Pakaian robek
Pakaian robek
kirimkan ke
pengagum.pengikut.blogspot.com
Senin, 05 Juni 2017
21.15 -
*Pengagum atau Pengikut Kristus*
Tanda mengenal Allah
Orang yang sungguh-sungguh giat bekerja untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar, tidak mengenal kebenaran Allah, tidak takluk kepada kebenaran Allah maka mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri (Rm 10:2-3).
Orang yang masih belum mengenal Allah, tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu, menghambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah. Roh perzinahan ada di antara mereka (1 Kor 12:2; Gal 4:8; Hos 5:4).
Pikirannya sia-sia (Ef 4:17); hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang (1 Ptr 4:3; Kol 3:5 - segala sesuatu yang duniawi yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakan; 1 Yoh 2:16 - semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup).
Doanya bertele-tele, menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Janganlah kuatir, janganlah cemas, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum. Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu (Mat 6:7, 32; Luk 12:22-24, 29)
Orang yang tidak beriman mengaku mengenal Allah, tetapi perbuatan mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Orang yang sehat dalam iman, tidak mengindahkan dongeng-dongeng dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran (Tit 1:13-16).
Mintalah Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar (Ef 1:17).
Inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya (1 Yoh 2:3), bertobat dengan segenap hati (Yer 24:7), saling mengasihi. Kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah (1 Yoh 4:7)
Kamis, 01 Juni 2017
23.22 -
*Hati*
Kaca jendela
Sepasang suami istri muda yang baru beberapa bulan menempati rumah di sebuah komplek perumahan di salah satu kota.
Suatu pagi sambil sarapan, si istri menatap keluar melalui jendela kaca dan melihat tetangganya sedang menjemur baju.
Lalu si Istri berkata pada suaminya : "Lihat Pa ... cuciannya kelihatan kurang bersih ya, sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar, mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur baju, selalu saja si istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci bajunya.
Seminggu berlalu ... dipagi yang sama si istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat bersih cemerlang.
Lalu si istri berkata pada suaminya : "Lihat Pa ... sepertinya dia telah belajar bagaimana cara mencuci dengan benar, pagi ini baju cuciannya telah bersih, mungkin dia melihat hasil cucianku yang bersih."
Lalu si suami berkata: "Ma ... Papa bangun lebih pagi hari ini untuk membersihkan jendela kaca kita."
Si isteri terkejut dan sangat malu mendengar jawaban suaminya barusan, dia malu telah mencerca tetangganya selama ini tidak bersih mencuci baju padahal kaca jendelanya yang kotor.
Dan begitulah kehidupan ... Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung pada kejernihan pikiran kita.
Lewat jendela mana kita memandangnya, jika kaca jendela yang kita pakai kotor sudah pasti apa yang kita lihat didepan akan kotor juga.
Jika "HATI" kita bersih, maka bersih pula "PIKIRAN" kita. Jika "PIKIRAN" kita bersih, maka bersih pula "PERKATAAN" kita. Jika "PERKATAAN" kita bersih, maka bersih pula "PERBUATAN" kita.
Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan hidup kita. Itulah sebabnya orang tua kita selalu berpesan: "Jaga hati, pikiran, perkataan dan perbuatan."
Yaahh ... selayaknya kita menjaga itu, sebab seburuk apapun baju yang kita pakai tidak akan melukai orang lain, tapi lidah dan sudut pandang yang kotor dapat melukai bahkan menghancurkan orang lain.
Lalu ... Apakah kaca jendela kita sudah bersih hari ini? Hanya kita dan Tuhan yang tahu.
Langganan:
Postingan (Atom)