Selasa, 04 Oktober 2016

03.28 -

Pengampunan



Penjara tertentu di sebuah desa komunis dihuni hanya untuk orang-orang percaya, yaitu hanya mereka yang percaya akan Allah dalam barak-barak itu. 

Pada suatu hari penjaga penjara mendorong seorang napi masuk. Mula-mula tak ada seorang napi pun yang mengenali dia, meski mereka kenal semua orang yang percaya. 

Tiba-tiba, setelah beberapa menit salah seorang dari “yang percaya” itu berseru dengan heran, Bukankah dia itu Kapten X?” Baiklah, kapten X terkenal sebagai seorang yang paling kejam di rezimnya, ia akan menangkap “orang yang percaya” dan menyiksa dengan kejam sebelum ia mengirimnya ke barak bagi orang-orang yang percaya.” 

Karena beberapa dari teman-teman napinya telah menderita sangat mengerikan di tangan Kapten X. Mereka dan lain-lainnya langsung mengerumuni Kapten X dan bertanya padanya dengan keingintahuan mengapa sekarang ia ada di tengah-tengah mereka. 



Dengan air mata penyesalan mengalir di pipinya, Kapten menceritakan ceritanya



Beberapa bulan sebelumnya, anak laki-laki usia 12 tahun masuk ke kantornya, membawa bunga ke tangannya lalu memberikan bunga itu dengan kata-kata berikut: “Tuan, andalah yang memenjarakan ayah dan ibuku karena percaya pada Allah. Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku, dan pada hari ulang tahunnya aku selalu memberi bunga pada ibuku, tapi karena anda, Tuan, saya tidak dapat memberinya bunga ini pada hari ini. Bagaimana pun juga, karena ibuku percaya akan Tuhan, ia mengajarkan aku bahwa aku harus mencintai semua orang, bahkan musuh-musuhku dan bahwa aku harus membalas yang jahat hanya dengan hal-hal yang baik. Karena itulah aku datang hari ini dengan bunga ini. Tolonglah, berikanlah bunga ini kepada istri anda, ibu dari anak-anak anda, dan katakanlah padanya bahwa aku mencintai anda, istri anda dan anak-anak anda karena aku mencintai Kristus!”

Ini sudah keterlaluan, juga bagi seorang Kapten Komunis yang kejam. Karena dia juga adalah makhluk ciptaan Allah yang adalah cahaya sejati yang menerangi setiap orang yang datang ke dalam dunia (Yoh 1:9). 

Dengan demikian Kapten X memeluk anak itu dan percaya akan Tuhan. Dan sejak hari itu, ia tak dapat menyiksa orang-orang karena iman mereka, juga tak dapat mempertahankan kedudukannya sebagai seorang Kapten Komunis.

Jadi sekarang ia adalah salah seorang dari mereka, “orang yang percaya”, dan ia menganggap ini sebagai suatu yang istimewa untuk dapat duduk bersama diantara mereka yang ia tangkap, siksa dan penjarakan sendiri, karena iman! 

Ia mengharapkan mereka mau mengampuninya seperti yang dilakukan anak laki-laki itu. Karena kunci sejati kepada kemenangan dalam kehidupan Kristiani adalah cinta yang tahu mengampuni, meskipun kepada musuhnya sendiri!

Sikap kita tentang pengampunan dan cinta, dapat benar-benar mempertobatkan kita dan juga orang-orang lainnya, meski orang yang sangat keras sekalipun.

(Sumber: Warta KPI TL No. 67/XI/2009 » Pengampunan, Vacare Deo Edisi No. 44 Januari-Februari 2002).