Seringkali tanpa disadari dalam kehidupan berkeluarga/berkomunitas kita mempunyai musuh dalam selimut. Mengapa ini bisa terjadi? Karena tidak ada keterbukaan diantara keluarga/komunitas dalam menyelesaikan suatu masalah.
Siapakah musuh-musuh kita? Setiap orang yang secara sadar atau tidak sadar mengizinkan dirinya dipakai oleh “si jahat” dengan tujuan menggganggu kita.
* Didalam membina hidup berkeluarga bukanlah hal yang mudah. Seringkali kita telah bersikap penuh kritik terhadap pasangan kita, kita hanya mengomel, mengomel, dan mengomel … meskipun pasangan kita telah berusaha sekeras mungkin untuk menyenangkan hati kita.
Keluarga (pasangan/anak-anak) bersikap kasar/kurang peka terhadap kita sehingga kita kehilangan kesabaran. Akhirnya … tanpa disadari dalam hati “memutuskan tidak berurusan dengan mereka lagi”.
Ingatlah! Si jahat suka sekali melihat pasangan/anak-anak yang merasa diabaikan, tidak diinginkan, atau merasa lebih lemah. Ia mempunyai segala jenis daya tarik untuk ditawarkan kepada mereka (uang, obat-obatan terlarang, persahabatan yang salah dll).
* Didalam komunitas ada juga “sahabat baik” yang menyebarkan rahasia-rahasia terdalam, menggunjingkan kita dan memanipulasi atau menyakiti sesama orang percaya.
Ketika kita sedang mengalami sebuah krisis, mungkin saja si jahat melaksanakan rencananya yang jahat: mencuri, membunuh dan membinasakan umat Allah (Yoh 10:10) dengan cara mempengaruhi pikiran atau tindakan orang-orang yang terlibat.
Jika musuh kita menyakiti dengan kata-kata dan sikap yang tidak baik, tolaklah keinginan untuk membalasnya atau bermuka masam (bdk. Ef 4:29; lih. [Ams 18:21] Kuasa perkataan). Berdoalah dalam hati dan perkatakanlah berkat Allah ke atas dia (Luk 6:27-28; Mat 5:44; Bil 6:22-27; Ams 24:17-18) maka Kristus di dalam kita akan membawa kita keluar dari yang ‘biasa’ dan masuk ke dalam yang ‘luar biasa’ dan kita akan meresponi musuh kita dengan kasih. Karena Allah juga ingin memanisfestasikan kebaikan-Nya terhadap musuh-musuh kita.
Jika Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia.
Dalam menjalani kehidupan ini, janganlah kita menilai Allah menurut agenda kita sendiri. Jika kita keluar dari kehendak-Nya, maka si jahat akan mendakwa kita siang dan malam (Why 12:10) sehingga kita ketakutan dan kita mengambil jalan memutar (Kej 20:1-3).
Pakailah baju perang yang luar biasa ini: baju zirah kebenaran: yang akan membuat kita lebih berani karena kita sedang berjalan dalam kebenaran Allah dan bukan kebenaran kita sendiri;
ketopong keselamatan: akan melindungi pikiran kita dari memikirkan pikiran apa pun yang iblis inginkan. Ia akan mengatakan: “Kamu adalah orang yang gagal dalam pekerjaan/membimbing anak-anak.” atau “Semua orang tidak ada yang menyayangimu, baik itu pasangan dan anak-anakmu.” dll.
Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging (manusia), tetapi melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara (Ef 6:12)
Entah kita adalah orang kudus atau orang berdosa, orang Kristen baru atau orang percaya dewasa, si jahat akan melemparkan panah-panah berapinya kepada kita. Mengapa?
Karena si jahat sangat membenci Allah. Dia juga membenci kita karena kita diciptakan segambar dengan Allah dan Allah memberkati kita.
Jadi, dari semula semua orang ditentukan untuk menaklukkan bumi dan diberkati untuk menghasilkan buah dan memerintah bumi ini (Kej 1:27-28; Ibr 2:16).
Syarat-syaratnya:
1. Kita harus memperbarui pikiran kita dan menjadi serupa dengan gambaran Kristus. Allah ingin manusia mengubah pikiran mereka dan menjadi lahir baru sehingga mereka akan memperoleh tujuan yang telah Allah tentukan bagi semua orang, hidup selama-lamanya bersama Yesus Kristus.
Seringkali kuasa Allah terhalang untuk bekerja dalam hidup kita karena terjebak dalam sifat manusia lama (pikiran-pikiran/sikap-sikap negatif, kemarahan, kebencian dll).
Kita mungkin memiliki respons emosi yang normal terhadap sebuah keadaan (marah, terluka dll). Namun melalui Yesus Kristus (Flp 4:13), kita telah diberikan otoritas Allah untuk keluar dari alam emosi kita dan masuk ke dalam alam supernatural (sifat manusia baru – ingin berbuat baik kepada semua orang) sehingga respon normal itu tidak akan berubah menjadi sebuah kondisi yang berdosa (Ef 4:26-17 – Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa … janganlah beri kesempatan pada Iblis).
Ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, maka kita dimeteraikan oleh Roh Kudus (Ef 1:13). Dengan kuasa Allah (Luk 10:19), kita akan masuk ke dalam sebuah dunia baru, dunia supernatural di mana yang mustahil menjadi mungkin karena iman.
Kuasa mujizat-Nya yang bekerja dalam hidup kita akan memberi kita kemampuan untuk bangkit dan menjadi kuat dalam Roh Kudus.
Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (Yoh 3:5; Rm 14:17 – bukan soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus). Jika kita sudah dilahirkan kembali, maka akan ada perubahan dalam hidup kita.
Jadi, janganlah mempunyai pola pikir cepat puas diri dengan menghadiri gereja secara teratur, tidak minum minuman keras, tidak merokok, atau tidak melakukan perzinahan.
Sebagai anak-anak Allah buatlah perbedaan dengan anak-anak dunia sehingga Yesus akan memakai kita untuk melakukan pekerjaan Bapa di muka bumi ini.
Jika kita setia pada Allah, Ia akan memakai kita sebagai bejana untuk memberkati orang lain.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm 12:2).
Semua orang yang dipilih-Nya dari semula, ditentukan menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya dipanggil-Nya … dibenarkan-Nya … dimuliakan-Nya (Rm 8:29-30).
Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (2 Ptr 3:9).
Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu (Kis 16:31).
2. Pencurahan Roh Kudus-Nya
Bilamana hal ini akan terjadi? Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Roh Kudus (Penolong yang lain/Roh Kebenaran/Penghibur). Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu (Yoh 14:15-20, 25-26; Kis 1:8).
Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia (Kis 2:17-18; Yl 2:28)
Dalam bahasa Ibrani, memberkati adalah barak, artinya berlutut (= posisi menyembah).
Jadi, untuk mendapatkan berkat, kita harus hidup dengan sikap menyembah Allah. Jika kita masih menjalani gaya hidup dengan penuh dosa, maka Allah tidak akan memberkati dan tidak akan memberikan otoritas-Nya pada kita.
Jadi, untuk dapat memberkati orang lain, kita sendiri harus terlebih dahulu diberkati. Tindakan memberkati ini jangan dipandang remeh, karena ketika orang-orang percaya mencampur iman dan berkat, kita mendorong Allah untuk bergerak atas janji-janji-Nya.
Ada tiga berkat spesifik: materi, warisan, dan kemenangan.
Ketika kita menjalani hidup kita dengan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:23-24), kita menaruh diri kita dalam sebuah posisi untuk mewarisi segala sesuatu yang telah Allah tentukan bagi anda – kehidupan kekal, baptisan dalam Roh Kudus, dan menjadi serupa dengan gambaran Yesus Kristus.
Dalam gambar Kristus, kita akan menaklukkan bumi dan menghasilkan buah yang mengiringi kehidupan berkemenangan, seperti kesehatan yang baik, damai sejahtera, dan sukacita dari Tuhan.
Jika kita menyembah Iblis (Mat 4:9) hanya mendapatkan materi saja dan suatu saat akan ada perubahan atau bayangan karena pertukaran (Yak 1:17).
Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman (Ams 10:6).
Sebagai sahabat, Allah mempercayai Abraham untuk menyingkapkan kepadanya rencana-Nya berkenan dengan mendatangkan penghakiman ke atas kota Sodom dan Gomora yang jahat (Yak 2:23; Kej 18:17,20-21).
Ketika mendengar rencana-Nya, bagaimana reaksi Abraham? Apakah Abraham berlari menemui Sara untuk memberitahukan kepadanya apa yang Allah akan lakukan? Apakah Abraham mulai merengek kepada teman-temannya: “Oh, Apa yang akan kulakukan? Sesuatu yang buruk akan terjadi; tolong doakan keluargaku.” Tidak!
Abraham mulai berbicara dengan Allah mewakili Lot dan keluarganya. Abraham mulai melindungi keluarganya melalui doa syafaat, dia terus bernegosiasi sampai Allah setuju untuk mengampuni kota itu (Kej 18:24-32).
Meskipun Lot seorang pecundang, dia tetap berdoa untuknya (Kej 13).
Marilah kita belajar dari Mat 7:24-27
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu
» Dasar iman kita harus dibangun di atas batu karang, yaitu Kristus (2 Kor 10:4).
Maka Yesus akan menyertai kita senantiasa sampai kepada akhir zaman dan segala pekara dapat ditanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita (Mat 28:20; Flp 4:13).
Untuk mengambil tindakan berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, kita terlebih dahulu harus membangun hubungan penuh kepercayaan dengan Allah.
Dengan cara itu, ketika badai kehidupan datang, dapat berkata: “Tuhan, aku mempercayai-Mu, dan aku berdiri di atas firman-Mu. Aku tahu Kau setia, dan Kau tidak akan mengecewakanku.”
Hendaknya kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri (Yak 1:22)
Menerapkan firman Allah akan membawa sebuah perubahan, mungkin tidak selalu membawa perubahan yang menyenangkan, tetapi selalu membawa perubahan yang dibutuhkan. Perubahan tidaklah mudah karena ada banyak orang Kristen yang lebih suka didoakan daripada mendoakan orang lain.
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya
» Karena kurangnya pengetahuan, maka pada akhirnya kita akan jatuh ke dalam kehancuran, kita akan jatuh ke dalam salah satu perangkap Iblis (Hos 4:6; 2 Kor 2:11).
Ada banyak orang Kristen telah mengangkat diri mereka sendiri begitu tinggi dalam pengetahuan luas yang tersedia tentang bagaimana membangun hubungan yang sehat sehingga pemikiran mereka telah menjadi otomatis.
Orang-orang dengan jenis kesombongan ini tidak menikmati orang lain (mereka tidak dapat menikmati anak-anaknya/pasangannya/persahabatan). Tidak ada kasih ilahi yang beroperasi dalam pola pikir ini tapi hanya sebuah sikap yang berkata: “Aku seorang ahli.” atau “Aku selalu tahu cara yang benar untuk melakukan segala sesuatunya.”
Jika kita membesarkan anak-anak menurut firman Allah, maka Allah akan memelihara benih ilahi yang telah kita tanam dalam hidup mereka, tangan supernatural Allah akan turun ke atas anak-anak kita (Yes 55:11).
Meskipun anak-anak kita keluar dari kehendak Allah dan tersesat ke dalam gaya hidup yang berdosa, maka para malaikat akan melindunginya dan Roh Kudus akan terus menarik mereka sampai mereka mengarahkan hidup mereka kembali kepada Allah sehingga hidup mereka selaras dengan firman-Nya.
Didiklah anak muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu (Ams 22:6)
Marilah kita melindungi keluarga/komunitas kita dengan berdoa dalam Roh Kudus (Yud 1:20) sehingga Dia akan membimbing keluarga/komunitas kita dalam kasih yang sempurna. Dan keluarga/komunitas kita akan bertindak sedemikian rupa yang akan membawa belas kasihan Allah ke dalam situasi apa pun.
(Sumber: Warta KPI TL No. 85/V/2011 » Peperangan Rohani, Marilyn Hickey).