Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan (Ibr 12:14).
Suatu kali sepasang suami istri melakukan perjalanan melewati sebuah gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar. Sang suami memarahi istrinya dengan kata-kata kasar. Lalu istri tersebut menulis di atas pasir, “Hari ini suamiku melukai hatiku.”
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan dan menemukan sebuah oasis. Mereka memutuskan untuk beristirahat. Sang istri senang melihat kolam mata air dan segera berenang di sana. Ia tidak menyadari air di situ sangatlah dalam dan hampir tenggelam. Beruntung suaminya segera melompat dan menolongnya.
Setelah itu, ia menulis di atas batu, “Hari ini suamiku menyelamatkanku.” Suaminya pun penasaran dan bertanya, kenapa waktu dimarahi ia menulis di atas pasir, sedangkan waktu diselamatkan ia menuliskannya di atas batu?
Istri ini pun menjawab, ketika ia disakiti, ia ingin segera melupakan dan memberikan maaf kepada suaminya. Namun ketika suaminya melakukan hal yang baik terhadapnya, ia akan menyimpannya di hati dan tidak akan melupakannya.
Setiap keluarga pasti pernah mengalami yang namanya konflik. Entah itu konflik suami istri, orangtua anak, ataupun mertua dan menantu. Sebab setiap kita diciptakan Tuhan berbeda satu dengan yang lain.
Jadi wajar saja kita masih mengalami konflik karena perbedaan-perbedaan yang ada. Permasalahannya adalah bagimana kita mengatasi konflik dalam keluarga?
Keluarga yang tidak mengetahui cara menyelesaikan konflik akan mempunyai banyak masalah yang tidak terselesaikan, seperti: kekecewaan, kepahitan, sakit hati, iri hati, dendam dan kebencian. Hal ini bisa menimbulkan keretakan dalam keluarga, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran.
Sebaliknya, keluarga yang mengetahui bagaimana menyelesaikan konflik dengan baik bisa melewati masalah, perbedaan, pertengkaran; bahkan bisa semakin bersatu, sehati sepikir, serta menjadi keluarga yang sukses dan bahagia.
Ya, meskipun kita menyadari bahwa hidup manusia penuh dengan konflik, kita harus selalu belajar mengembangkan kemampuan menyelesaikan konflik yang ada supaya kita bisa membangun keluarga yang damai dan bahagia.
Hidup manusia PENUH DENGAN KONFLIK, itu sebabnya kita perlu MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN untuk menyelesaikan konflik.
Bapa, terima kasih karena Engkau sudah menempatkan kami di tengah-tengah keluarga kami. Ajari kami untuk selalu hidup damai dengan keluarga kami. Bantu kami ketika keluarga kami sedang mengalami konflik, ya, Bapa. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
(Renungan Keluarga Allah)