Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Jumat, 8 November 2019: Hari Biasa XXXI - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Rm 15:14-21; Mzm 98:1, 2-3ab, 3cd-4; Luk 16:1-8
Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati. Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini (*) dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, (2) yang disucikan oleh Roh Kudus. Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.
Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus.
Dan dalam pemberitaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat, di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain, tetapi sesuai dengan yang ada tertulis: "Mereka, yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka, yang tidak pernah mendengarnya, akan mengertinya."
Renungan
1. Menyebarkan Amanat Agung melalui tulisan
Kegiatan menulis bukanlah hal mudah. Jika tidak cukup dibekali dengan membaca, orang akan mengalami banyak hambatan ketika menulis.
(*) Rasul Paulus sebagai rasul yang paling banyak menulis menyatakan dengan jelas dasar-dasar tulisannya. Semua yang dilakukannya disadarinya sebagai kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Melalui karya tulisnya, Rasul Paulus mengharapkan para pembacanya juga memperoleh anugerah keselamatan dari Allah. Kekuatan Roh Allah membuat Paulus menjadi rasul yang paling produktif dalam menyaksikan imannya melalui tulisan. Pelayanan dengan menulis kesaksian iman dapat mengajar, menguatkan, dan menumbuhkan iman orang lain.
Maukah kita meneladani Rasul Paulus? Jika karunia kita bukan menulis, kita bisa juga menyebarkan Amanat Agung-Nya melalui sosial media sehingga semakin banyak orang yang diselamatkan oleh-Nya.