Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Kamis, 7 November 2019: Hari Biasa XXXI - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Rm 14:7-12; Mzm 27:1, 4, 13-14; Luk 15:1-10
Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
Renungan
1. Ibadah yang sejati
Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka (2 Kor 5:15). Tanpa kematian-Nya, kita dikurung dalam kekuasaan iblis dan digiring ke dalam kegelapan abadi.
Oleh karena kita adalah milik Kristus, maka kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai korban yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada-Nya (Rm 12:1).
Jika kita berada di lingkungan keluarga, kita harus tampil sebagai pribadi yang selalu dapat membawa damai sejahtera dan menjadi teladan bagi anggota keluarga.
Jika kita berada di tempat kerja, kita harus tampil sebagai pribadi yang bekerja jujur, maksimal dan bertanggung jawab.
Jika kita berada di tengah-tengah pelayanan, kita harus tampil sebagai pribadi yang selalu siap berkorban waktu, tenaga, pikiran dan dana untuk pekerjaan Tuhan.
Jika kita berada ditengah-tengah masyarakat, kita harus tampil sebagai surat Kristus yang terbuka yang selalu menjadi berkat bagi sesama, menampilkan kasih dan kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan.
Jadi, semua perilaku yang kita tampilkan harus dapat berpadan dengan Injil Kristus, supaya menyenangkan hati Tuhan dan membawa terang Tuhan di manapun kita berada.