Pages
▼
Kamis, 31 Oktober 2019
Minggu, 27 Oktober 2019
Doa yang penuh kuasa
Doa Pagi
(didoakan sesudah bangun tidur)
Hati Yesus yang Mahakudus, aku menyerahkan diriku pada hati-Mu yang Mahakudus pada hari ini.
Kuasailah seluruh kepribadianku, ubahlah aku menjadi seperti Engkau.
Jadikan tanganku tangan-Mu, kakiku kaki-Mu, hatiku hati-Mu
Ijinkanlah aku melihat dengan mata-Mu, mendengar dengan telinga-Mu, berkata-kata dengan bibir-Mu, mengasihi dengan hati-Mu, memahami dengan pikiran-Mu. melayani dengan kehendak-Mu dan mengabdikan seluruh kepribadianku.
Jadikan aku serupa dengan Engkau.
Hati Yesus yang Mahakudus, utuslah Roh Kudus-Mu untuk mengajar aku mengasihi-Mu dan hidup melalui Engkau, dalam Engkau dan untuk Engkau.
Datanglah Roh Kudus, jadikan tubuhku bait-Mu.
Datanglah dan tinggallah dalam selamanya.
Beri aku kasih terdalam kepada Hati Yesus yang Mahakudus untuk dapat melayani Dia dengan segenap hati, jiwa, pikiran, dan kekuatanku.
Kuasai seluruh kemampuan, tubuh dan jiwaku.
Berilah aku seluruh kebajikan, perkaya imanku, kuatkan harapanku, tingkatkan keyakinanku dan kobarkan kasihku.
Berilah aku ketujuh karunia, buah, kebahagiaan-Mu sepenuhnya.
Trinitas yang Mahakudus, jadikanlah jiwaku bait-Mu yang kudus. Amin.
(doakan Bapa Kami 1x dan Salam Maria 3x)
Doa Malam
(didoakan sebelum tidur)
Tuhan Yesus melalui kuasa Roh Kudus hadirlah pada masa laluku sementara aku tidur.
Sembuhkanlah segala luka batin yang pernah kualami, luka karena kurang kasih dari orang tua dan sesama, luka karena pengkhianatan, luka karena penolakan, luka karena pelecehan, luka karena penghinaan.
Biarlah dengan darah-Mu ya Tuhan Yesus, Engkau jadikan aku utuh kembali, semua hubungan persaudaraan yang sudah rusak dengan keluargaku maupun dengan saudaraku, sembuhkanlah ya Tuhan Yesus dari segala ketakutan, kecemasam, kegelisahan, keputusasaan, sembuhkanlah aku ya Tuhan Yesus.
Hadirlah Engkau ya Tuhan Yesus supaya aku bisa mengampuni diriku sendiri dan mengampuni sesamaku, mengampuni situasi yang menyakitkan. Bantulah aku ya Tuhan Yesus supaya aku dapat mengambil akar pahit yang ada dalam hidupku dan isilah hatiku dengan kasih-Mu dalam tidurku malam ini. Terima kasih Tuhan Yesus, berkatilah aku dalam tidurku. Amin.
(doakan Bapa Kami 1 x dan Salam Maria 3x)
Minggu, 20 Oktober 2019
Peneguhan janji Tuhan dan penegasan misi-Nya
Biasanya pada bulan Rosario ada buku panduan dari keuskupan, namun pada kali ini tidak ada buku panduannya. Salah satu pengurus ada yang mengusulkan agar saya, sebagai sie KKS lingkungan membuat katekese tentang “Rosario Misioner”, alasannya: Paus Fransiskus mengajak seluruh Gereja untuk mengadakan Bulan Misi Luar Biasa pada bulan Oktober 2019, untuk menyambut satu abad dideklarasikannya Surat Apostolik Maximum lllud (Tentang Pewartaan Iman).
Berdasarkah hal tersebut, saya membuat artikel tentang “Rosario Misioner”. Di sini saya baru mengerti bahwa “berdoa Rosario Misioner, bersama Bunda Maria, kita akan berkeliling mengunjungi masing-masing benua di dunia. Kunjungan Bunda Maria akan mempersiapkan benua-benua untuk menerima Putranya Yesus Kristus sebagai satu-satunya Penyelamat dunia.
Meskipun Bunda Maria sudah diangkat ke surga, namun dia datang ke Benua Amerika (salah satu contoh): Di Mexico Bunda Maria pada tahun 1531 telah menampakkan diri kepada Juan Diego, seorang penduduk asli yang istrinya meninggal dua tahun sebelumnya. Bunda Maria berpesan agar ia dikenali dan dihormati sebagai Santa Perawan Maria dari Guadalope.
Di dalam buku Rosario Misioner, ada gambar “Bunda Maria yang memegang bola dunia yang di atasnya ada salib. Karena gambar itu kurang jelas, maka saya berencana mencari lembaran doa Rosario Misioner yang saya punyai, namun tidak ketemu. Pada saat saya membongkar koleksi buku lembaran doa, saya tertarik untuk menyisihkan lembaran “Doa yang penuh kuasa” dan “doa Rosario untuk kesehatan tubuh, jiwa dan roh”.
Hari Sabtu, 12 Oktober 2019 sepulangnya saya dari mengambil rapot sisipan anak saya, saya mampir ke kios Gereja SMTB (bersebelahan dengan SMP St. Clara) untuk membeli lembaraan doa Rosario Misioner dan mencari buku-buku untuk bahan membuat artikel. Namun lembaran doa tersebut tidak ada karena buku Rosario Misioner dan lembaran doanya hanya disebarluaskan oleh Serikat Misionaris Xaverian (St. Fransiskus Xaverius, pelindung karya misi).
Salah satu buku yang saya beli tertulis “buku bekas”. Karena merasa aneh, saya bertanya pada penjaga kios, katanya: “Ini koleksi buku saya, daripada tidak ada yang baca, maka saya jual murah.” Lalu tante penjaga kios itu mengeluarkan buku bekas lainnya yang masih belum diberi kode. Lalu saya memilih-milih lagi buku yang ditunjukkannya. Akhirnya saya menemukan sebuah buku yang berjudul “Terapi berpikir positif”. Pada saat saya hendak membayar semua buku yang saya beli, buku “Terapi berpikir positif” tersebut diberikan pada saya secara gratis, meskipun saya tidak mengenal pada tante penjaga kios tersebut. Katanya: “Saya merasa bahagia karena buku saya dapat digunakan untuk orang banyak.” (karena saya bercerita bahwa saya menulis artikel untuk komunitas saya).
Keesokan paginya, saat bangun tidur saya mulai “doa yang penuh kuasa” seperti yang pernah saya lakukan. Sungguh aneh sebelum berangkat ke gereja, saat menyiapkan makan, saya menangis tanpa henti (kebetulan saat itu saya mengupas bawang merah). Pada saat di gereja pun saya tidak bisa membendung air mata dari mulai misa sampai selesai, bahkan sampai mengeluarkan ingus.
Sepulang dari gereja suami saya mampir ke apotik. Sesampainya di rumah saya disuruhnya minum obat yang dibelikan, namun saya tidak mau minum obat tersebut karena saya tidak pilek.
Lalu saya bercerita tentang jawaban doa atas makna “penglihatan saya ketika menerima hosti kecil yang terpecah menjadi dua (mungkin hosti yang diberikan kepada saya dalam keadaan utuh, namun dalam pandangan mata saya, hosti tersebut terpecah menjadi dua).
Kejadian itu terjadi dua kali berturut-turut, yaitu hari Minggu, 23 Desember 2018 misa di Kapel Gotong Royong (Rm Jelantik yang memberikannya) dan Selasa, 25 Desember 2018 misa Natal di GRK (seorang AI yang memberikannya).
Melalui penglihatan itu, dalam hati saya bertanya-tanya “Apakah maksud dari penglihatan itu? Apakah saya kurang berbagi pada sesama? Pikiran ini terjadi karena saya teringat pada lagu “Maukah kau jadi roti”. Akhirnya, saya mohon dukungan doa pada kelompok doa syafaat (komunitas saya) agar saya segera mengerti pesan Tuhan atas penglihatan tersebut.
Melalui penglihatan itu, dalam hati saya bertanya-tanya “Apakah maksud dari penglihatan itu? Apakah saya kurang berbagi pada sesama? Pikiran ini terjadi karena saya teringat pada lagu “Maukah kau jadi roti”. Akhirnya, saya mohon dukungan doa pada kelompok doa syafaat (komunitas saya) agar saya segera mengerti pesan Tuhan atas penglihatan tersebut.
Maukah kau jadi roti
Maukah kau jadi roti yang terpecah bagi-Ku
Maukah kau jadi anggur yang tercurah bagi-Ku
Maukah kau jadi saksi memb'ritakan injil-Ku
Melayani mengasihi lebih sungguh
Aku mau jadi roti yang terpecah bagi-Mu
Aku mau jadi anggur yang tercurah bagi-Mu
Aku mau jadi saksi memb'ritakan injil-Mu
Melayani mengasihi lebih sungguh
Mataku Tertuju Pada-Mu
Mataku tertuju pada-Mu
Seg'nap hidupku, kus'rahkan pada-Mu
Bimbing aku, masuk rencana-Mu
Tuk membesarkan, k'rajaan-Mu
Reff : Ku mau mengikuti kehendak-Mu ya Bapa
Ku mau s'lalu, menyenangkan hati-Mu
Pada saat Misa di Kapel Gotong Royong (13 Oktober 2019), ada dua pesan Tuhan yang saya tangkap, yang pertama: "peneguhan" tentang kesembuhan saya (janji-Nya pada batin saya, 21 Januari 2016), yang kedua "penegasan" tentang misi yang telah diberikan kepada saya, yaitu: memberitakan Injil-Nya melalui tulisan.
Katekese dan sharing iman di bawah ini terangkum berdasarkan pengalaman hidup saya dan hikmat yang saya peroleh pada saat homili (Minggu, 13 Oktober 2019 - Hari Minggu Evangelisasi), membaca renungan kecil Rm Handoko, renungan kecil “Sarapan Pagi Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya yang berdasarkan penanggalan liturgi mulai tanggal 4 Oktober (PW St. Fransiskus Asisi) sampai dengan 20 Oktober 2019 (Hari Minggu Misi) dan berbagai arikel Warta KPI TL yang pernah terbit.
Sebelum membaca sharing iman di bawah ini, alangkah baiknya jika kita memahami terlebih dahulu tentang pengajaran agama Katolik, "visi dan misi Allah dalam hidup manusia", “Mata yang berdimensi tiga" dan Karunia Roh Kudus.
Sebelum membaca sharing iman di bawah ini, alangkah baiknya jika kita memahami terlebih dahulu tentang pengajaran agama Katolik, "visi dan misi Allah dalam hidup manusia", “Mata yang berdimensi tiga" dan Karunia Roh Kudus.
Visi Allah » mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia (Yoh 3:16-17; 1 Tim 1:15). Ia adalah pendamaian untuk dosa seluruh dunia (1 Yoh 2:2). Misi Allah » memulihkan gambar Allah yang rusak dalam diri kita.
Orang Kristen, tak pernah sendiri, tetapi selalu dalam komunitas beriman dari segala jaman dan segala tempat (Cardinal Walter Kasper).
Melalui pengajaran yang saya terima, saya sungguh bersyukur telah di tempatkan Tuhan dalam Gereja Katolik. Melalui komunitas kaum beriman ini, saya bisa mengenal jalan Allah. Sebagai ucapan syukur, saya rindu untuk menggali lebih dalam lagi pengajaran yang ada di dalam Gereja Katolik.
Kita sering menemukan diri kita di persimpangan jalan tidak tahu jalan mana yang harus dipilih, jalan mana yang harus dilalui: ada begitu banyak jalan yang salah begitu banyak ambiguitas. Disaat seperti ini, jangan lupakan bahwa Kristus selalu dan satu-satunya jalan yang paling aman, jalan menuju pada kebahagiaan yang penuh dan abadi (St. Yohanes Paulus II).
Orang Kristen, tak pernah sendiri, tetapi selalu dalam komunitas beriman dari segala jaman dan segala tempat (Cardinal Walter Kasper).
Melalui komunitas, kita dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis (Ef 6:11) karena kita mengenal semua senjata perlengkapan Allah (Ef 6:14-17).
Oleh karena itu kita harus hidup dalam komunitas rohani agar iman kita mengalami pertumbuhan (Ibr 10:25, 24; Kis 2:41-47), jiwa kita dibersihkan oleh firman yang kita dengar (Yoh 15:3) dan jiwa kita juga dikuatkan oleh kesaksian saudara-saudara seiman (Why 12:10-11) sehingga kita benar-benar percaya bahwa Allah sungguh-sungguh mengasihi kita (Yoh 3:16).
Sejak saya hidup dalam komunitas KPI TL dan membuat Warta, dan mengikuti “Extension Course of Theologi” di UK Darma Cendika, yang bekerjasama dengan STFT Widya Sasana, saya diperlihatkan bahwa ada banyak harta karun yang masih terpendam dalam Gereja Katolik.
Melalui pengajaran yang saya terima, saya sungguh bersyukur telah di tempatkan Tuhan dalam Gereja Katolik. Melalui komunitas kaum beriman ini, saya bisa mengenal jalan Allah. Sebagai ucapan syukur, saya rindu untuk menggali lebih dalam lagi pengajaran yang ada di dalam Gereja Katolik.
Jika kita mempelajari sejarah Gereja, kita akan semakin menyadari bahwa Tuhan Yesus sendiri menjaga Gereja-Nya: sebab setiap kali Gereja ‘diserang’ oleh ajaran yang sesat, Allah mengangkat
Santo/Santa yang dipakai-Nya untuk meneguhkan ajaran yang benar.
Santo/Santa yang dipakai-Nya untuk meneguhkan ajaran yang benar.
Yesus juga memberkati para penerus rasul, Gereja mengadakan "konsili" ketika ada "ajaran sesat" yang mengguncangkan iman. Konsili menghasilkan "Magisterium (Wewenang Mengajar) Gereja". Melalui Magisterium kita bisa mengunduh ajaran-ajaran Gereja tanpa harus membuat definisi sendiri.
Jadi, nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2 Ptr 1:20-21).
Ikan kecil dalam air
Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Sang Ayah berkata kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”
Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini.
Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya: “Hai tahukah kamu di mana tempat air berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”
Ternyata semua ikan yang telah ditanya tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil itu semakin kebingungan, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, “Di manakah air?”
Ikan sepuh itu menjawab dengan bijak: “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua akan mati.”
Dalam kehidupan, seringkali kita seperti ilustrasi kisah ikan kecil di bawah ini. Kita sudah mendapatkan pengajaran tentang kebenaran, tetapi masih mencari kebenaran dengan jajan ke tempat lain. Akhirnya tanpa sadar kita tersesat.
Dalam kehidupan, seringkali kita seperti ilustrasi kisah ikan kecil di bawah ini. Kita sudah mendapatkan pengajaran tentang kebenaran, tetapi masih mencari kebenaran dengan jajan ke tempat lain. Akhirnya tanpa sadar kita tersesat.
Setelah sebuah masa krisis, agama Katolik mengalami suatu kelahiran kembali menyangkut teologi dan praktek misionernya (terutama melalui Konsili II), yang dicirikan oleh beberapa perkembangan ke dalam beragam arus serta ungkapan terhadap satu misi Kristen yang sama.
Gereja akan menghayati misinya secara pantas hanya sampai sejauh ia menyekutukan dirinya dan dibaharui oleh kuat kuasa Roh Kudus. Bila Roh Kudus merupakan cara utama Allah mengutus dan diutus, maka karya Roh Kudus menjadi fondasi untuk hakikat misioner Gereja sendiri. Oleh karena itu, agar Gereja mampu mengungkapkan hakikatnya, ia perlu pada tempat pertama melihat karya Roh Kudus. Tugasnya ialah, seperti tugas Yesus, mengikuti bimbingan Roh Kudus dan menjadi "wajah" konkret Roh Kudus dalam dunia.
Gereja [ekklesia] secara harafiah berarti "undangan untuk berkumpul". Itu berarti himpunan orang-orang yang dipanggil oleh Sabda Allah, supaya mereka membentuk satu Umat Allah, dan dipelihara oleh Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus sendiri (KGK 777).
Gereja adalah Rumah Sakit, yang menyembuhkan orang yang terluka oleh dosa, dan para uskup dan imam adalah terapis bagi umat Allah (St. Yohanes Krisostomus).
Tuhan menciptakan manusia karena cinta, ia diciptakan menurut citra Allah, dalam mata Allah ia lebih bernilai daripada segala makhluk. Diciptakan dalam keadaan kekudusan, manusia ditentukan supaya "di-ilahi-kan" sepenuhnya oleh Allah dalam kemuliaan.
Tujuan Tuhan menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya. Bagi Allah, kemulianan-Nya lebih penting daripada apapun (Rm 11:36 » Segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya; Yes 43:7 » semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan).
Setan "adalah pembunuh manusia sejak semula ... ia pendusta dan asal segala dusta" (Yoh 8:44). Dialah "si ular tua yang bernama iblis, yang menyesatkan seluruh dunia" (Why 12:9). Melalui dia dosa dan kematian masuk ke dalam dunia.
Digoda oleh setan, manusia membiarkan kepercayaan akan Penciptanya mati (Kej 3:1-11) di dalam hatinya, menyalah-gunakan kebebasannya dan tidak mematuhi perintah Allah. Di situlah terletak dosa pertama manusia (Rm 5:19).
Akibatnya kehilangan rahmat kekudusan asli (Rm 3:23), keselarasan yang mereka miliki berkat keadilan asli, sudah rusak; kekuasaan kemampuan-kemampuan rohani dari jiwa atas badan, sudah dipatahkan (Kej 3:7); kesatuan antara pria dan wanita mengalami ketegangan (Kej 3:11-13); hubungan mereka ditandai dengan keinginan dan nafsu untuk berkuasa. Juga keselarasan dengan ciptaan rusak: ciptaan kelihatan menjadi asing dan bermusuhan dengan manusia (Kej 3:17.19).
Manusia kehilangan kekudusan asli, namun kodrat manusiawi tidak rusak sama sekali, tetapi hanya dilukai dalam kekuatan alaminya. Ia takluk kepada kelemahan pikiran, kesengsaraan dan kekuasaan maut dan condong kepada dosa; kecondongan kepada yang jahat ini dinamakan "concupiscentia". Maut memasuki sejarah umat manusia (Rm 5:12). Dosa merupakan kematian jiwa. Sesudah itu tiap dosa merupakan ketidak-taatan kepada Allah dan kekurangan kepercayaan akan kebaikan-Nya.
Sesudah jatuh, manusia tidak dibiarkan Allah. Sebaliknya, Allah memanggil dia (Kej 3:9) dan memberitahukan kepadanya atas cara yang penuh rahasia (Kej. 3:15). Allah sebegitu prihatin dengan keselamatannya sehingga Ia tidak menyayangi Putera-Nya yang tunggal untuk dia.
Tuhan adalah pribadi yang memegang “rule of the game”, Dia mempunyai keadilan yang luar biasa, yang berjalan dalam aturan ilahi yang sangat ajaib.
Dia kirimkan Anak-Nya yang tunggal untuk merampas segala kunci maut dan kunci kerajaan maut (Why 1:18). Sekarang semua itu bukan milik Setan lagi, tapi sudah menjadi milik Yesus, kemudian hak itu diberikan-Nya kepada Gereja-Nya.
Oleh karena penebusan Yesus yang luar biasa ini, maka sejak itu ada satu Hukum Roh Kehidupan (The law of the spirit of life; Rm 8:1-2 - istilah “Roh yang memberi hidup” kurang tepat terjemahannya). Hukum ini memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut.
Tetapi Setan tidak mau taat hukum, katanya: “Kalau ada manusia yang tidak mengerti kebenaran ini, maka aku akan tetap memiliki hakku.”
Secara legal Iblis sudah dikalahkan, tetapi dia tidak mau menyerahkan hak kita, dia selalu mendakwa/menuduh kita (Why 12:10) ... akhirnya terjadilah peperangan rohani.
Pada saat Yesus menerima kematian dengan sukarela guna memberikan kehidupan-Nya kepada kita, kemenangan diperoleh atas "penguasa dunia" (Yoh 14:30) satu kali untuk selama-lamanya. Itulah pengadilan atas dunia ini, dan penguasa dunia ini "dilemparkan ke luar" (Yoh 12:31).
Pembaptisan memberikan kehidupan rahmat Kristus, ia menghapus dosa asal dan mengarahkan manusia kepada Allah lagi (KGK 1279 » manusia menjadi anak angkat Allah), tetapi akibat untuk kodrat, yang sudah diperlemah tinggal dalam manusia dan mengharuskan dia untuk berjuang secara rohani.
Pada mulanya Allah menciptakan manusia roh (Kej 2:7), yang memiliki jiwa (roh menguasai jiwa). Sejak manusia jatuh ke dalam dosa (Kej 3), maka rohnya mati (jiwa menguasai roh). Ketika jiwa menguasai roh kita, maka kita tidak bisa mendengar suara Tuhan di dalam kehidupan.
Misalnya: kita ingin membaca Kitab Suci, tetapi tidak jadi karena malas. Hal ini terjadi karena kita jarang memberi makan pada roh kita, maka jiwa kita kekurangan gizi.
Berkat penebusan Kristus, maka roh manusia itu didamaikan kembali dengan Allah. Kita adalah manusia roh yang memiliki jiwa dan tinggal di dalam tubuh.
Firman Tuhan adalah makanan bagi roh, dan juga makanan bergizi bagi jiwa. Jika jiwa kita sehat, maka tubuh kita juga akan sehat. Jika tubuh kita rusak, maka kita akan meninggal.
Tubuh kita terdiri dari 3 unsur yang menyatu, tidak bisa dipisahkan. Ketiga unsur itu membutuhkan makanan.
1. Roh - makan lewat mata (membaca) dan telinga (mendengar). Karena manusia berasal dari Roh Allah (Kej 2:7), maka rohnya hanya bisa makan yang berasal dari Allah, yaitu firman Allah.
Kotbah hanyalah penjelasan firman Tuhan agar jiwa kita mengerti kebenaran yang berasal dari Allah. Roh sifatnya kekal, tidak bisa mati.
2. Jiwa (pikiran, perasaan dan kehendak; hati unsur dari jiwa) - makan lewat mata dan telinga. Apa saja yang dilihat dan didengar sejak bangun tidur sampai tidur lagi, begitulah diri kita karena jiwa menggerakkan tubuh. Porsi yang paling banyak kita beri makanan adalah jiwa.
Mata kita ibarat jendela. Melalui jendela ini, baik Kristus maupun dunia dapat masuk menerobos ke dalam hati kita (Mother Teresa).
Televisi adalah jendela atau pintu yang kita buka untuk masuknya setan dan neraka. Akan tetapi, kalau kita membaca buku rohani, terlebih lagi tentang Misa Suci, kita bergaul bukan hanya dengan para malaikat dan orang kudus, melainkan dengan Tuhan Yesus sendiri (St. Padre Pio).
Sejak dibaptis ada peperangan rohani dalam kehidupan kita. Karena kita milik Kristus Yesus, kita harus berjuang menaklukkan dosa kita (Gal 5:24 » menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya,) dengan cara memisahkan diri dari dunia (2 Kor 6:17-18; 1 Yoh 2:16 » semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa).
Berkat menerima katekese, diterangi Roh (KGK 1216) maka pada saat berdoa dan memeriksa batin dengan merenungkan perbuatan kita, kita akan disadarkan bahwa betapa besar kasih Allah kepada kita, dan betapa banyak dosa yang telah kita perbuat melawan Dia.
Dosa-dosa kita dahulu dapat berguna bagi pengudusan kita. karena dengan mengingatnya kita dapat menjadi lebih rendah hati dan lebih berterima-kasih atas belaskasih Allah yang begitu besar pada kita meskipun seringkali kita menyakiti-Nya. Di saat itulah kita menyadari bahwa kita hanyalah ciptaan, tidak bisa melakukan apa-apa di luar rahmat Tuhan (Yoh 15:8).
Keinginan Roh akan membawa kita menghasilkan buah Roh (KGK 1832 » 1. Kasih 2. Sukacita 3. Damai sejahtera 4. Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Kelemahlembutan 9. Penguasaan diri 10. Kerendahan Hati 11. Kesederhanaan 12. Kemurnian).
Orang yang menghidupi buah Roh tentu akan hidup dalam kesehatan yang prima karena jiwa yang kuat menghasilkan tubuh yang sehat.
Roh kudus membantu kita dalam kelemahan kita, Dia berdoa untuk kita kepada Allah, mengajarkan dan mengingatkan segala sesuatu, memberitahukan hal-hal yang akan datang, memberi hikmat kepada kita, menuntun dan membimbing kita kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus (Rm 8:26; Yoh 14:26; 16:13; 2 Tim 3:15-16).
Roh kudus membantu kita dalam kelemahan kita, Dia berdoa untuk kita kepada Allah, mengajarkan dan mengingatkan segala sesuatu, memberitahukan hal-hal yang akan datang, memberi hikmat kepada kita, menuntun dan membimbing kita kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus (Rm 8:26; Yoh 14:26; 16:13; 2 Tim 3:15-16).
Berkat bimbingan Roh Kudus, kita disadarkan bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah (Yak 4:4).
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, maka Allah menyiapkan jiwa kita agar pantas menjadi Bait/Kenisah Roh Kudus, dengan cara memberikan malaikat pelindung pada setiap orang beriman, ia mendampingi kita sebagai pelindung dan gembala sejak kita dilahirkan sampai kita menghadap Bapa di sorga (Kel 33:2; 23:20; Ibr 3:10; Kis 19:9).
Malaikat tidak memberi penyesalan kepada jiwa, tetapi menunjukkan sumber penyesalan itu (St. Bonaventura). Akhirnya ... kita akan merasa mual melihat diri kita sendiri karena kesalahan-kesalahan kita dan perbuatan-perbuatan kita yang keji (Yeh 36:31).
Janji Tuhan jika kita berjalan sesuai dengan kecepatan-Nya (tidak berjalan lebih cepat atau ketinggalan di belakang tetapi kita tinggal dekat dengan-Nya).
Dalam segala kesesakan, Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. (Kel 33:14; Yes 63:9)
Sejak dari kandungan ... sampai masa tuamu Aku tetap Dia ... Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu (Yes 46:3-4).
Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu (Yes 43:1-3).
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yoh 15:7).
Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya ... kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu (Yeh 36:26-28)
Oleh karena itu berjalanlah bersama Tuhan sesuai dengan waktu-Nya, janganlah mendikte Tuhan ketika kita masuk dalam berbagai-bagai pencobaan. Karena maksud dari pencobaan itu untuk membuktikan kemurnian iman kita (1 Ptr 1:6-7). Sadarilah bahwa kita seperti tanah liat di tangan tukang periuk, kita akan dibentuk-Nya menjadi bejana yang indah sesuai dengan kehendak-Nya (Yer 18:4-6).
Percayalah pada Sang Pencipta, Dia mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Nya mengenai kita, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11).
Model mata tridimensi adalah gagasan ahli teologi Hugo dari S. Viktor (wafat 1141 di Perancis) dan menerangkan dengan baik hubungan tiga cara mengenal sesuatu.
Dengan mata jasmani, manusia melihat dunia bendawi. Dengan mata akal-budi manusia menganalisa dunia dan seluruh isinya, menjadi sadar akan dirinya sendiri, membentuk gambaran, sistem ada ajaran sebagai hasil pemikiran dan refleksi akal-budinya.
Dengan mata rohani manusia memandang ke dalam dirinya sendiri, mendalaminya, bahwa melampaui dirinya itu, sehingga mengadari Sang Pencipta secara eksistensial dengan menghayati kehadiran-Nya yang dekat.
Ketiga dimensi tersebut saling meresapi, karena matanya hanya satu. Hanya dengan menggunakan ketiga dimensi, manusia dapat memperoleh pengetahuan yang menyeluruh.
Dosa membutakan mata rohani dan mengaburkan mata akal budi, sehingga semuanya kurang pasti. Hanya mata jasmani masih terbuka lebar-lebar, sehingga manusia menganggapnya dunia bendawi sebagai satu-satunya yang nyata dan penting baginya. Maka, ia menjadi dangkal.
Merupakan tugas agama untuk menyadarkan orang beriman, bahwa dengan bantuan ilahi kemampuan mata rohaninya dapat dipulihkan, sehingga kenyataan tampak lagi dalam segala dimensinya.
Sebelum kita menerima Roh Kudus, kita seperti seorang yang dibebani dengan umur dan kelemahan. Tetapi jika Roh Kudus datang ke dalam kita, kita dibuat muda, indah dan penuh energi (St. Yohanes Krisostomus).
Roh Kudus sungguh-sungguh dicurahkan secara pribadi, sehingga hati dan pikiran diubahkan menjadi baru oleh-Nya, hati yang keras diubah menjadi hati yang taat (Yeh 36:26) sehingga kita berakar dan dibangun di atas Dia, bertambah teguh dalam iman dan hati kita melimpah dengan syukur. Hal ini menghindari jiwa kita ditawan oleh filsafat yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-menurun dan roh-roh dunia (Kol 2:7-8). Jadi, Roh Kudus, penjamin kebakaan, peneguh iman kita, tangga surga menuju Allah (KGK 797).
Berkat bimbingan Roh Kudus, kita disadarkan bahwa Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kita dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita, sesudah kita menderita seketika lamanya (1 Ptr 5:10). Allah akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus untuk hidup dalam damai sejahtera yang melampaui segala akal (1 Kor 7:15; Flp 4:7).
Kita dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib untuk bersekutu dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita (1 Ptr 2:9; 1 Kor 1:9) sehingga kita dimampukan melakukan apa yang kudus (1 Tes 4:7) dan memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia (1 Ptr 2:9).
Kristus memperlengkapi Tubuh-Nya, Gereja, dengan anugerah dan pelayanan, yang olehnya kita dapat membantu satu sama lain di jalan keselamatan (KGK 794). Untuk melaksanakan perutusan-Nya, Roh "memperlengkapi dan membimbing Gereja dengan aneka karunia hierarkis dan karismatik (KGK 768).
Karunia hierarkis (7 karunia Roh Kudus – Yes 11:2-3) diberikan untuk pengudusan pribadi: bersifat tetap, karena karunia inilah yang membuat manusia terdorong untuk mengikuti gerakan Roh Kudus. Karunia ini dianugerahkan pada seseorang pada saat seseorang menerima Sakramen Baptis.
Karunia yang menyempurnakan akal budi: karunia pengertian, memberikan kedalaman pemahaman akan kebenaran Allah. Karunia kebijaksanaan, pengenalan akan Allah dan nasihat, memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Karunia hierarkis (7 karunia Roh Kudus – Yes 11:2-3) diberikan untuk pengudusan pribadi: bersifat tetap, karena karunia inilah yang membuat manusia terdorong untuk mengikuti gerakan Roh Kudus. Karunia ini dianugerahkan pada seseorang pada saat seseorang menerima Sakramen Baptis.
Karunia yang menyempurnakan akal budi: karunia pengertian, memberikan kedalaman pemahaman akan kebenaran Allah. Karunia kebijaksanaan, pengenalan akan Allah dan nasihat, memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Karunia kebijaksanaan membantu kita menimbang hal-hal yang berkaitan dengan Allah; karunia pengenalan akan Allah membantu kita menimbang ataupun menilai hal-hal sehubungan dengan ciptaan; karunia nasihat mengarahkan tindakan kita.
Karunia-karunia yang menopang “keinginan” dan “indera” kita untuk menginginkan segala yang baik. Kesempurnaan “keinginan” ditopang dengan karunia kesalehan, membimbing kita dalam hubungan kita dengan Allah dan sesama. Sedangkan untuk menopang “indera”, Roh Kudus memberikan karunia keperkasaan dan karunia takut akan Tuhan.
Karunia keperkasaan memberikan kekuatan sehingga kita tidak menghindar dari kesulitan untuk mencapai kesempurnaan rohani, sedangkan karunia takut akan Tuhan memampukan indera kita untuk mengusahakan hubungan yang seharusnya antara Tuhan Sang Pencipta dan kita ciptaan-Nya, serta membatasi keinginan kita akan hal-hal yang bersifat duniawi. Di antara semua karunia Roh Kudus, karunia yang tertinggi adalah kebijaksanaan.
1. Karunia pengertian
Karunia pengertian adalah adalah karunia yang memungkinkan seseorang untuk mengerti kedalaman misteri iman. Karunia pengertian adalah seumpama sinar yang menerangi akal budi kita, sehingga kita dapat mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Karunia pengertian memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci, kehidupan rahmat, pertumbuhan dalam sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan tujuan akhir kita, yaitu Surga.
Dengan karunia ini, kita dapat terdorong untuk mengarahkan seluruh hidup kita ke Surga. Kita akan mengusahakan segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita agar selaras dengan kehendak dan perintah Tuhan. Kita akan terdorong untuk terus mencari dan memahami apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk melaksanakannya.
Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.
2. Karunia kebijaksanaan (hikmat)
2. Karunia kebijaksanaan (hikmat)
Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan.
Karunia kebijaksanaan ini berhubungan erat dengan kasih. Karunia ini bukan hanya merupakan pengetahuan belaka, namun merupakan satu pengalaman ilahi yang diperoleh melalui kasih.
Roh Kudus mengisi jiwa orang-orang yang sederhana dan penuh kasih dengan karunia ini, sehingga seolah-olah mereka memakai kacamata ilahi dalam melihat segalanya. Maka orang ini dapat menimbang segala sesuatunya dengan tepat, mempunyai perspektif yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupannya dengan baik tanpa adanya kepahitan, dan dapat bersukacita di dalam penderitaan. Semua yang terjadi dilihat secara jelas dalam kaitannya dengan Tuhan.
Roh Kudus mengisi jiwa orang-orang yang sederhana dan penuh kasih dengan karunia ini, sehingga seolah-olah mereka memakai kacamata ilahi dalam melihat segalanya. Maka orang ini dapat menimbang segala sesuatunya dengan tepat, mempunyai perspektif yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupannya dengan baik tanpa adanya kepahitan, dan dapat bersukacita di dalam penderitaan. Semua yang terjadi dilihat secara jelas dalam kaitannya dengan Tuhan.
Karunia ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terfokus kepada Tuhan. Karunia ini membuat seseorang dapat mencerminkan Kristus (1Kor 3:8).
Datanglah, ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami menjadi orang bijak, terutama agar kami dapat menghargai, mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi; dan semoga kami Kau lepaskan dari belenggu dosa dunia ini.
Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Pencipta (Keb 13:1-3).
Dengan kata lain, karunia pengenalan akan Allah memberikan kepada kita, pengertian akan makna dari ciptaan dengan mengacu kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan.
Dengan karunia pengenalan akan Allah, seseorang dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari, dengan mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan pengudusannya. Artinya, semua pekerjaan, jika dilakukan dengan jujur, bersungguh-sungguh, dan dengan motivasi untuk mengasihi Allah, dapat menjadi sarana bagi kita untuk bertumbuh dalam kekudusan (1 Kor 10:31; Kol 3:17, 23). Semua hal di dunia ini dapat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai tiap-tiap ciptaan-Nya itu.
Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemuliaan-Mu.
3. Karunia pengenalan akan Allah (pengetahuan)
Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Pencipta (Keb 13:1-3).
Dengan kata lain, karunia pengenalan akan Allah memberikan kepada kita, pengertian akan makna dari ciptaan dengan mengacu kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan.
Dengan karunia pengenalan akan Allah, seseorang dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari, dengan mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan pengudusannya. Artinya, semua pekerjaan, jika dilakukan dengan jujur, bersungguh-sungguh, dan dengan motivasi untuk mengasihi Allah, dapat menjadi sarana bagi kita untuk bertumbuh dalam kekudusan (1 Kor 10:31; Kol 3:17, 23). Semua hal di dunia ini dapat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai tiap-tiap ciptaan-Nya itu.
Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemuliaan-Mu.
4. Karunia nasihat
Karunia ini adalah karunia yang memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan (Mzm 32:8). Karunia nasihat memampukan kita untuk mempunyai intuisi akan jalan mana yang harus diambil sesuai dengan apa yang diinginkan Allah.
Karunia ini menerangi kebajikan kebijaksanaan, agar kita dapat memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat, dan keadaan tertentu. Dengan demikian, karunia nasihat senantiasa menerangi jalan orang- orang yang dengan sungguh- sungguh mendengarkan Roh Kudus.
Yang terpenting sehubungan dengan karunia nasihat adalah kesediaan dan kerjasama kita dalam melaksanakan dorongan Roh Kudus. Kita tidak boleh menempatkan penghalang sehingga Roh Kudus tidak dapat bekerja secara bebas. Penghalang karunia Roh Kudus ini dapat berasal dari diri kita sendiri, seperti keterikatan pada pertimbangan kita sendiri, tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, dan juga kurangnya kerendahan hati.
Kita perlu belajar dari teladan Bunda Maria yang memiliki kesediaan penuh untuk bekerjasama mewujudkan karya Allah dalam hidupnya, dengan mengatakan, “Terjadilah padaku, Tuhan, menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38).
Dengan terus membiarkan Roh Kudus memimpin jalan kita secara bebas, kita terus dimurnikan oleh Roh Kudus, sehingga lama kelamaan, kita mempunyai intuisi akan jalan mana yang harus diambil sesuai dengan apa yang diinginkan Allah.
Dengan terus membiarkan Roh Kudus memimpin jalan kita secara bebas, kita terus dimurnikan oleh Roh Kudus, sehingga lama kelamaan, kita mempunyai intuisi akan jalan mana yang harus diambil sesuai dengan apa yang diinginkan Allah.
Karunia ini diperlukan bagi orang-orang yang memberikan bimbingan rohani, sehingga mereka dapat memberikan petunjuk sesuai dengan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka.
Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini. Semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.
Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini. Semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.
Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan kita dengan Allah seperti hubungan seorang anak dengan bapanya; dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama.
Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, sehingga kita dapat berseru “Abba, Bapa!” (Rm 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, seseorang dapat mengerjakan apa yang diminta oleh Allah dengan segera, karena percaya bahwa Allah mengetahui yang terbaik.
Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, sehingga kita dapat berseru “Abba, Bapa!” (Rm 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, seseorang dapat mengerjakan apa yang diminta oleh Allah dengan segera, karena percaya bahwa Allah mengetahui yang terbaik.
Dalam doa, orang ini menaruh kepercayaan yang besar kepada Allah, karena percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik, sama seperti seorang bapa akan memberikan yang terbaik bagi anak- anaknya.
St. Theresia Kanak-kanak Yesus mempunyai karunia ini secara nyata, karena dia menempatkan dirinya sebagai seorang anak yang mau melakukan apa saja untuk Bapa-nya. Ia mengumpamakan kehidupan rohaninya sebagai seseorang yang naik dengan lift menuju Tuhan, yaitu dengan tangan Tuhan sendiri yang menopangnya dan mengangkatnya. Kuncinya sederhana: melakukan hal-hal yang kecil dan sederhana, dengan kasih yang besar kepada Allah.
St. Theresia Kanak-kanak Yesus mempunyai karunia ini secara nyata, karena dia menempatkan dirinya sebagai seorang anak yang mau melakukan apa saja untuk Bapa-nya. Ia mengumpamakan kehidupan rohaninya sebagai seseorang yang naik dengan lift menuju Tuhan, yaitu dengan tangan Tuhan sendiri yang menopangnya dan mengangkatnya. Kuncinya sederhana: melakukan hal-hal yang kecil dan sederhana, dengan kasih yang besar kepada Allah.
Karunia kesalehan akan membuat kita memberikan penghormatan kepada Bunda Maria, para malaikat, para kudus, Gereja, sakramen, karena mereka semua itu berkaitan dengan Allah. Selain itu juga membaca Kitab Suci dengan penuh hormat dan kasih, karena Kitab Suci merupakan surat cinta dari Allah kepada manusia.
Dalam hubungannya dengan sesama, karunia kesalehan dapat menempatkan sesama sebagai saudara dan saudari di dalam Kristus, karena Allah mengasihi seluruh umat manusia dan menginginkan agar mereka juga mendapatkan keselamatan.
Mereka yang saleh ini akan menjadi lebih bermurah hati kepada sesama. Dan dalam derajat yang lebih tinggi, mereka bersedia memberikan dirinya demi kebaikan bersama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah – yang diwujudkan dengan agama – dan keadilan kepada sesama.
Mereka yang saleh ini akan menjadi lebih bermurah hati kepada sesama. Dan dalam derajat yang lebih tinggi, mereka bersedia memberikan dirinya demi kebaikan bersama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah – yang diwujudkan dengan agama – dan keadilan kepada sesama.
Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus berbakti kepada-Mu. Ajarlah kami untuk menjadi orang yang tahu berterima kasih atas segala kebaikan-Mu dan berani menjadi teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.
6. Karunia keperkasaan (kekuatan/keberanian)
Kebajikan keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut.
Karunia keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan, bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada kekuatan Tuhan.
Dengan kebajikan keperkasaan, kita dapat berkata seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Flp 4:13). Juga, “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Rm 8:31).
Melalui karunia ini, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk yakin, percaya, dan bersandar kepada kekuatan Allah. Allah dapat menggunakan kita yang terbatas dalam banyak hal untuk memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebab Allah memilih orang-orang yang bodoh, yang lemah, agar kemuliaan Allah dapat semakin dinyatakan, dan agar tidak ada orang yang bermegah di hadapan-Nya (1 Kor 1:27-29).
Orang yang dipenuhi dengan karunia keperkasaan bukannya tidak pernah merasa takut, namun mereka dapat mengatasi ketakutannya karena mereka percaya pada Allah yang dapat melakukan segalanya.
Dalam keseharian kita, kita juga dituntut untuk mati terhadap keinginan diri sendiri, dan berjuang dalam kekudusan. Dan orang yang secara sadar berjuang dalam kekudusan akan merasakan bahwa ini adalah tantangan yang sungguh berat. Keinginan dan perjuangan untuk hidup dalam kekudusan adalah karunia Roh Kudus.
Roh Kudus memberikan kekuatan sehingga dapat memberikan keberanian untuk terus melakukan karya kerasulan walaupun ada banyak kekurangan, keberanian untuk menanggung sakit penyakit dan penderitaan, keberanian untuk mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri, ataupun keberanian untuk mewartakan Kristus dan Gereja-Nya di tengah-tengah dunia yang dipenuhi dengan pandangan relativisme dan keacuhan terhadap hal- hal rohani.
Karunia keperkasaan diperoleh dengan kerendahan hati, yaitu dengan bertekun dalam doa dan sakramen. Sakramen Penguatan memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadi tentara Kristus; Sakramen Ekaristi memberikan makanan spiritual yang akan menguatkan kita dalam perjuangan rohani; Sakramen Tobat memberikan kekuatan pada kita untuk melawan godaan; Sakramen Perminyakan memberikan kekuatan kepada kita dalam perlawanan terakhir.
Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hamba-Mu yang lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita. Semoga kami Kau kuatkan dengan memegang tangan-Mu yang senantiasa menuntun kami.
7. Karunia takut akan Allah
Ada ketakutan yang baik dan ada ketakutan yang tidak baik. Ketakutan yang bersumber pada keduniaan atau penderitaan fisik di atas segalanya tidaklah baik. Ketakutan seperti ini adalah ketakutan kehilangan kenyamanan fisik dan kenikmatan duniawi melebihi ketakutan akan kehilangan iman.
Jika seseorang menganggap iman dan Gereja sebagai penghalang baginya, ia siap meninggalkan iman maupun Gereja supaya kenyamanan akan hal-hal duniawi dapat dipertahankan olehnya. Ketakutan seperti ini bukanlah ketakutan yang baik, bahkan dapat membawanya kepada penderitaan abadi di neraka, sebab ia rela meninggalkan iman akan Kristus yang sudah diketahuinya dapat membawanya kepada kehidupan kekal.
Namun demikian, ada ketakutan yang baik, yaitu takut akan Tuhan. St. Teresa mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan obat bagi manusia untuk menghindari dosa, yaitu takut akan Tuhan dan kasih. Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan untuk selamanya di neraka. Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang untuk membawanya kepada pertobatan awal.
Namun, bukankah Rasul Yohanes mengatakan bahwa dalam kasih tidak ada ketakutan? (1Yoh 4:18) Ya, dengan bertumbuhnya iman, maka takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut akan menyedihkan hati Tuhan, yang didasarkan atas kasih, seperti anak yang tidak ingin menyedihkan hati bapanya.
Karunia Roh Kudus ini menyadarkan bahwa satu-satunya yang memisahkan seseorang dari Tuhan adalah dosa (Yes 59:2 » segala kejahatan. Kesadaran ini menuntunnya kepada kerendahan hati, membuatnya membenci dosa, menghindari dosa berat dan tidak mau melakukan dosa ringan) dan godaan duniawi (1 Yoh 2:16 » keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup). Kesadaran ini menuntunnya kepada penguasaan diri, belajar untuk membatasi diri dari kenikmatan duniawi.
Karunia ini sangat penting dalam kehidupan kita, yang menjadikan kita anak-anak Allah yang dipenuhi Roh Kudus. Berkat karunia ini, kita menjadi seperti Kristus, yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan Allah Tritunggal Maha Kudus.
Datanglah, ya Roh Takut akan Allah, ajarlah kami untuk takut dan tunduk kepada-Mu dimana pun kami berada. Tegakkanlah kami agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu. Amin.
“Kesaksian Kitab Suci mengakui dengan suara bulat: Pemeliharaan penyelenggaraan adalah konkret dan langsung; Ia peduli akan segala sesuatu dari kejadian yang paling kecil sampai kepada kejadian-kejadian besar yang membentuk sejarah dunia. Buku-buku suci dengan tegas menekankan kedaulatan Allah yang absolut dalam peredaran kejadian: "Allah kita di surga, Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya" (Mzm 115:3). Dan Kristuslah "yang membuka, dan tidak ada yang dapat menutup, yang menutup dan tidak ada yang dapat membuka" (Why 3:7). "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi hanya keputusan Tuhanlah yang terlaksana" (Ams 19:21) (KGK 303, 305).
Ketika Tuhan memberikan sebuah misi, Dia selalu memasukkan kita ke dalam sebuah proses, sebuah proses pemurnian, sebuah proses kebijakan, sebuah proses ketaatan, sebuah proses doa (Paus Fransiskus).
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau (Ayb 42:5).
Kasih setia-Mu yang kurasakan
Kasih setia-Mu yang kurasakan lebih tinggi dari langit biru.
Kebaikan-Mu yang t'lah Kau nyatakan lebih dalam dari lautan.
Berkat-Mu yang telah kuterima, sempat membuatku terpesona.
Apa yang tak pernah kupikirkan, itu yang Kau sediakan bagiku.
Reff: Siapakan aku ini Tuhan? Jadi biji mata-Mu. Dengan apakah kubalas Tuhan, s'lain puji dan sembah Kau.
Kalian berharga bagi-Nya. Dia mencintai kalian, dan Dia begitu mencintai dengan lemah lembut sehingga Dia mengukir kalian di telapak tangan-Nya. Ketika hati kalian merasa gelisah, ketika hati kalian merasa terluka, ketika kalian rasanya hancur, Ingatlah: aku berharga bagi-Nya, Dia mencintaiku, Dia telah memanggil dengan namaku, aku adalah milik-Nya (Mother Teresa).
[KGK 1266] Tritunggal Mahakudus menganugerahkan kepada yang dibaptis rahmat pengudusan, rahmat pembenaran, yang
Kalian berharga bagi-Nya. Dia mencintai kalian, dan Dia begitu mencintai dengan lemah lembut sehingga Dia mengukir kalian di telapak tangan-Nya. Ketika hati kalian merasa gelisah, ketika hati kalian merasa terluka, ketika kalian rasanya hancur, Ingatlah: aku berharga bagi-Nya, Dia mencintaiku, Dia telah memanggil dengan namaku, aku adalah milik-Nya (Mother Teresa).
[KGK 1226] Para Rasul dan rekan kerjanya menawarkan Pembaptisan kepada semua orang yang percaya kepada Yesus: orang Yahudi, orang yang takut akan Allah, dan orang kafir (Kis 2:41; 8:12-13; 10:48; 16:15).
Pembaptisan selalu dihubung-hubungkan dengan iman: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis (Kis 16:31, 33). Santo Petrus berkata kepada rakyat, yang sangat terharu oleh khotbahnya: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kis 2:38).
[KGK 1254] Pembaptisan adalah sumber kehidupan baru dalam Kristus, yang darinya seluruh kehidupan Kristen mengalir.
[KGK 1265] Pembaptisan tidak hanya membersihkan dari semua dosa, tetapi serentak menjadikan orang yang baru dibaptis suatu "ciptaan baru" (2 Kor 5:17), seorang anak angkat Allah (Gal 4:5-7); ia "mengambil bagian dalam kodrat ilahi" (2 Ptr 1:4), adalah anggota Kristus (1 Kor 6:15; 12:27), "ahli waris" bersama Dia (Rm 8:17) dan kenisah Roh Kudus (1 Kor 6:19).
[KGK 1266] Tritunggal Mahakudus menganugerahkan kepada yang dibaptis rahmat pengudusan, rahmat pembenaran, yang
- menyanggupkan dia oleh kebajikan-kebajikan ilahi, supaya percaya kepada Allah, berharap kepada-Nya, dan mencintai-Nya;
- menyanggupkan dia oleh anugerah-anugerah Roh Kudus, supaya hidup dan bekerja di bawah dorongan Roh Kudus;
- menyanggupkan dia oleh kebajikan-kebajikan susila, supaya bertumbuh dalam kebaikan. Dengan demikian, berakarlah seluruh organisme kehidupan adikodrati seorang Kristen di dalam Pembaptisan kudus.
Tepat di hari ulang tahun saya yang ke 24, saya dibaptis, dipanggil menjadi anak angkat Allah yang bernaung di dalam Gereja Katolik. Tetapi setelah dibaptis, saya mengalami kekecewaan yang luar biasa karena melihat ada seorang teman sekerja saya (X) yang begitu akrab dengan para Romo, para Frater dan para Suster tetapi kehidupannya tidak berpadan dengan Injil Kristus.
Visi: Hidup kudus dan sempurna di hadapan Tuhan.
Misi :
1. Menjadikan Sabda Allah sebagai pedoman hidup sehari-hari
2. Mengambil bagian secara aktif dalam hidup menggereja.
3. Membangun kehidupan rohani dan membuka diri untuk dibentuk Tuhan bersama keluarga.
4. Mencintai Yesus yang ada dalam diri sesama.
Kekudusan adalah suatu proses. Hal ini tidak dapat diraih dengan instant tetapi harus diperjuangkan seumur hidup.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yoh 1:9).
Bukankah firman Tuhan mengatakan bahwa "Tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali? (Ams 24:16). Ingatlah raja Daud, ketika diperingatkan atas dosa-dosanya, dia menyesal, bertobat dan mengaku atas dosa-dosanya sehingga Tuhan berkenan kepadanya (2 Sam 12:1-15; 1 Sam 13:14; Kis 13:36).
Kekudusan bukan berarti tidak membuat kesalahan atau tidak pernah berdosa. Kekudusan tumbuh dengan kesanggupan untuk perubahan, pertobatan, kerelaan untuk memulai kembali, dan diatas segalanya, kesanggupan untuk rekonsiliasi dan pengampunan (Paus Benediktus XVI).
Hidup orang kudus adalah tanda-tanda karya Allah, Injil yang dihayati (Paus Yohanes Paulus I). Jadi, belajarlah untuk menyangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikuti Kristus (Luk 9:23). Tularkanlah virus ini kepada setiap orang yang kita jumpai, biarkanlah Allah yang memberikan pertumbuhan (1 Kor 3:7).
[1 Ptr 3:9] Hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.
Rupanya Tuhan tidak ingin saya seperti "kapal selam". Lalu Dia memanggil saya menjadi pengurus lingkungan. Karena begitu besar kasih-Nya kepada saya, maka Dia juga memanggil saya dalam sebuah komunitas, yaitu KPI TL.
Melalui pengajaran dalam komunitas inilah saya baru mengerti bahwa seorang Kristiani tidak dapat menjadi berkat bagi sesamanya karena mereka "mengenakan pakaian yang baru" "tanpa menanggalkan yang lama" (2 Kor 5:4). Hal inilah yang menyebabkan mereka menjadi "batu sandungan" bagi sesamanya karena mereka "hanya melakukan kegiatan rohani" tanpa mempunyai "kehidupan rohani".
Gereja menasihati semua umat beriman Kristen dengan sungguh-sungguh, "agar dengan sering membaca Kitab Suci, mereka sampai kepada suatu pengetahuan yang unggul mengenai Kristus". Mereka harus selalu ingat, "bahwa doa harus menyertai pembacaan Kitab Suci, supaya terwujudlah wawancara antara Allah dan manusia. Sebab kita berbicara dengan-Nya bila berdoa; kita mendengarkan-Nya bila membaca amanat-amanat ilahi (Ambrosius, off. 1,88)" (DV 25) (KGK 2653).
Ketika kita berdoa, Allah akan terus-menerus memasukkan spirit-Nya sehingga kita mempunyai keinginan seperti apa yang dikehendaki-Nya (Mzm 80:19; Flp 2:13; Rm 8:26-27). Jadi, kita tidak dapat mengubah kehendak Tuhan, tetapi kita dapat menemukan kehendak Tuhan (Sundar Singh)
Ketika kita menerima kehendak Allah dalam setiap aspek kehidupan kita, kita menemukan bahwa Allah memberikan kita kekuatan, keberanian, dan martabat yang bergema sampai ke sorga (Mother Angelica).
Injil bukanlah injil manusia, tetapi adalah ajaran sehat yang disampaikan dengan kekuatan Roh Kudus (Gal 1:11; 1 Tim 1:10-11; 1 Tes 1:5); kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya, di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman. Jadi, Injil mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (Rm 1:16-17; 2 Tim 1:10).
Berkat rahmat Pembaptisan dan sarana rohani (doa dan membaca Kitab Suci), Dia menyingkapkan selubung itu dan membuka pikiran saya sehingga saya mengerti Kitab Suci. Bahkan, apa yang dialami tokoh iman dalam Kitab Suci, ada juga yang saya alami.
Sejak saya membaca Kitab Suci secara pribadi dan berdoa "Doa yang penuh kuasa", Jadi, sekarang saya tahu suatu rahasia, yaitu Firman itu adalah Allah, yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita (Rm 16:25; Yoh 1:1,14). Firman yang tertanam di hati, yang berkuasa menyelamatkan jiwa (Yak 1:21; 1 Ptr 1:9). Dan berkat doa yang penuh kuasa, saya diperlihatkan beberapa kejadian aneh dan beberapa hal yang menyedihkan hati-Nya.
Sejak saya membaca Kitab Suci secara pribadi dan berdoa "Doa yang penuh kuasa", Jadi, sekarang saya tahu suatu rahasia, yaitu Firman itu adalah Allah, yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita (Rm 16:25; Yoh 1:1,14). Firman yang tertanam di hati, yang berkuasa menyelamatkan jiwa (Yak 1:21; 1 Ptr 1:9). Dan berkat doa yang penuh kuasa, saya diperlihatkan beberapa kejadian aneh dan beberapa hal yang menyedihkan hati-Nya.
Doa Pagi
(didoakan sesudah bangun tidur)
Hati Yesus yang Mahakudus, aku menyerahkan diriku pada hati-Mu yang Mahakudus pada hari ini. Kuasailah seluruh kepribadianku, ubahlah aku menjadi seperti Engkau.
Jadikan tanganku tangan-Mu, kakiku kaki-Mu, hatiku hati-Mu. Ijinkanlah aku melihat dengan mata-Mu, mendengar dengan telinga-Mu, berkata-kata dengan bibir-Mu, mengasihi dengan hati-Mu, memahami dengan pikiran-Mu. melayani dengan kehendak-Mu dan mengabdikan seluruh kepribadianku. Jadikan aku serupa dengan Engkau.
Hati Yesus yang Mahakudus, utuslah Roh Kudus-Mu untuk mengajar aku mengasihi-Mu dan hidup melalui Engkau, dalam Engkau dan untuk Engkau. Datanglah Roh Kudus, jadikan tubuhku bait-Mu. Datanglah dan tinggallah dalam selamanya.
Beri aku kasih terdalam kepada Hati Yesus yang Mahakudus untuk dapat melayani Dia dengan segenap hati, jiwa, pikiran, dan kekuatanku. Kuasai seluruh kemampuan, tubuh dan jiwaku.
Berilah aku seluruh kebajikan, perkaya imanku, kuatkan harapanku, tingkatkan keyakinanku dan kobarkan kasihku.
Berilah aku ketujuh karunia, buah, kebahagiaan-Mu sepenuhnya. Trinitas yang Mahakudus, jadikanlah jiwaku bait-Mu yang kudus. Amin.
(doakan Bapa Kami 1x dan Salam Maria 3x)
Doa Malam
(didoakan sebelum tidur)
Tuhan Yesus melalui kuasa Roh Kudus hadirlah pada masa laluku sementara aku tidur. Sembuhkanlah segala luka batin yang pernah kualami, luka karena kurang kasih dari orang tua dan sesama, luka karena pengkhianatan, luka karena penolakan, luka karena pelecehan, luka karena penghinaan.
Biarlah dengan darah-Mu ya Tuhan Yesus, Engkau jadikan aku utuh kembali, semua hubungan persaudaraan yang sudah rusak dengan keluargaku maupun dengan saudaraku, sembuhkanlah ya Tuhan Yesus dari segala ketakutan, kecemasam, kegelisahan, keputusasaan, sembuhkanlah aku ya Tuhan Yesus.
Hadirlah Engkau ya Tuhan Yesus supaya aku bisa mengampuni diriku sendiri dan mengampuni sesamaku, mengampuni situasi yang menyakitkan. Bantulah aku ya Tuhan Yesus supaya aku dapat mengambil akar pahit yang ada dalam hidupku dan isilah hatiku dengan kasih-Mu dalam tidurku malam ini. Terima kasih Tuhan Yesus, berkatilah aku dalam tidurku. Amin.
(doakan Bapa Kami 1 x dan Salam Maria 3x)
Tuhan Yesus, kini aku mohon kepada-Mu, bantulah aku agar tetap dekat pada-Mu dengan hati berkobar, agar tetap gembira mengemban perutusan yang Engkau percayakan kepadaku: yakni melanjutkan kehadiran-Mu, dan menyebarkan berita gembira - Engkau telah bangkit! (Pater Carlo Maria Martini, SJ).
Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalah engkau sudah insyaf, kuatkanlah saudara-saudaramu (Luk 22:32).
Paroki ialah komunitas kaum beriman kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja partikular, yang reksa pastoralnya, dibawah otoritas Uskup diosesan, dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri (Kan. 515 § 1)
Kecuali ditentukan lain oleh hukum, kuasi-paroki disamakan dengan paroki; kuasi-paroki ialah komunitas kaum beriman kristiani tertentu dalam Gereja partikular yang dipercayakan kepada seorang imam sebagai gembalanya sendiri, dan yang karena keadaan khusus belum didirikan sebagai paroki (Kan. 516 § 1).
Minggu, 8 juni 2003 diadakan Misa Perdana di kuasi-paroki Roh Kudus, bertepatan dengan Hari Pentakosta. Pada saat saya pertama kali melihat patung Bunda Maria, saya merasakan ada beban berat yang ditanggungnya. Dengan berjalannya waktu, ternyata bangunan gereja mengalami kerusakan fisiknya.
Minggu, 11 Mei 2008 diadakan Misa Pesta Nama Pelindung Gereja Roh Kudus, sekaligus peresmian gereja sebagai paroki. Pada saat saya pertama kali melihat bangunan gereja yang telah direnovasi, ada perasaan sukacita yang luar biasa di hati saya.
Suatu hari, saya mendapatkan jawaban atas perasaan saya tersebut. Di doa syafaat, ibu Vira sharing tentang Romo Gregorius Kaha, SVD, selaku pastor paroki Roh Kudus, yang selalu setia berdoa di antara puing-puing gereja yang sedang direnovasi. Beliau mengetahui hal ini dari cerita tukang suaminya, yang memenangkan tender merenovasi gereja.
Ekaristi adalah "sumber dan puncak seluruh hidup kristiani". Dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, Paska kita (KGK 1324). Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia (Yoh 6:56)
Komuni Kudus-lah yang membuat diriku tetap fokus dan meringankan beban-beban pekerjaanku, aku akan mendekat kepada Juruselamat-Ku, memohon terang dan bimbingan daripada-Nya. Yesus Kristus adalah kekuatan dan andalanku (Santo Thomas More).
Kadangkala sepulang dari gereja saya diperlihatkan beberapa contoh wajah sedih dari umat-Nya, yang mengikuti Misa Kudus hanya karena kewajiban, takut dosa melanggar perintah Gereja. Andaikata mereka mempunyai kerinduan berjumpa dengan Yesus, maka jiwanya akan disegarkan oleh-Nya, beban berat akan diangkat oleh-Nya sehingga pikirannya menjadi jernih dan dapat menguasai emosi yang negatif.
[Baca juga: Rahasia Misa Kudus]
Pengetahuan teologi pada umumnya tidak menambah iman seseorang. Sejak semula Tuhan sudah merancang bahwa makanan utama bagi jiwa manusia adalah rangkaian menu yang ada di dalam firman-Nya.
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Mat 4:4; Ul 8:3). Firman itu adalah Allah (Yoh 1:1). Ajaran sehat yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus (1 Tim 6:3).
Oleh karena itu, membaca Alkitab secara teratur berarti memberi makanan bergizi kepada jiwa, sehingga kesehatan jiwa kita terjaga. Firman Tuhan yang hidup akan mengubah pola pikir kita yang pada umumnya dikuasai oleh kedagingan, sehingga kita lebih memilih hidup dipimpin oleh keinginan Roh.
Firman Allah adalah obat mujarab yang selalu manjur di dalam setiap situasi dan kondisi yang kita hadapi di dalam setiap kehidupan. Jadi, bacalah Alkitab secara apa adanya dan terimalah apa yang dikatakan di dalamnya. Firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu (Yak 1:21).
Kerajaan Allah: Pemerintahan Alah sebagai Raja yang hendak melaksanakan di sorga maupun di bumi. Dengan kedatangan Yesus Kerajaan Allah sudah dekat (Mat 4:17), bahkan berada "di antara kamu" Luk 17:21). Ia memberitakan "Injil Kerajaan Allah" (Luk 4:43). Demikian juga para murid-Nya (Luk 9:2) (Kamus Alkitab).
Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa (1 Kor 4:20). Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm 14:17).
Dalam Konsili Vatikan II (LG 16) dikatakan bahwa “Penyelamat menghendaki keselamatan semua orang (1 Tim 2:4). Mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan tulus hati mencari Allah, dan berkat rahmat-Nya berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal.
Maka dari itu, dengan mengingat perintah Tuhan: “Wartakan Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15), Gereja dengan sungguh-sungguh berusaha mendukung misi-misi, untuk memajukan kemuliaan Allah dan keselamatan semua orang.
Kitab Wahyu, merupakan buku terakhir dari Perjanjian Baru, termasuk dalam jenis sastra apokaliptik (yang berarti "membuka atau menyingkap sesuatu yang terselubung"). Jadi, apa yang mau diungkapkan di sini adalah tentang sejarah iman, bukan sejarah dunia yang mendetil dalam arti yang sebenarnya, sejarah dunia yang akan berakhir dengan kemenangan Allah.
Adapun latar belakang jenis sastra ini adalah umat Allah yang sedang menderita, dikejar-kejar musuh Allah dan mengalami krisis iman yang cukup hebat. Tidak jarang di tengah penderitaan dan kesukaran hidup yang hebat itu orang beriman menjadi putus asa dan mengira bahwa Allah tidak peduli lagi pada mereka. Mereka pun melihat bahwa dunia ini terlalu jahat, tak ada harapan untuk bisa dipertahankan.
Dalam sastra apokaliptik ini diungkapkan iman pengarang bahwa dunia yang jahat ini suatu saat akan berakhir dan Allah menggantinya dengan dunia yang baru.
[2 Ptr 3:8-18] Saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan ... Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. ... Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.
Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.
Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.
Kitab Wahyu memberikan pola-pola atau model-model peristiwa yang berlaku sepanjang jaman. Namun tidak berarti, kitab Wahyu boleh ditafsirkan ayat demi ayat dan setiap hal dihubungkan terus dengan sejarah dunia dari dulu sampai sekarang.
Dalam kitab Wahyu digambarkan ada tiga musuh Allah (Why 12:13; 16:13; 19:20; 20:10). Ketiga musuh Allah itu merupakan tiga serangkai yang ingin meniru Tritunggal Mahakudus. Merekaitu adalah naga yang melambangkan Iblis atau Satan
(Why 12:9) beserta kedua binatang yang menjadi kaki tangannya, yaitu binatang yang keluar dari lautan (Why 13:1-10) dan yang keluar dari permukaan bumi (Why 13:11-18).
....
(Why 12:9) beserta kedua binatang yang menjadi kaki tangannya, yaitu binatang yang keluar dari lautan (Why 13:1-10) dan yang keluar dari permukaan bumi (Why 13:11-18).
....
(maaf belum selesai direnungkan)
[Rm 10:2-3] Sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. ... tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Dalam Konsili Vatikan II (LG 16) dikatakan bahwa “Penyelamat menghendaki keselamatan semua orang (1 Tim 2:4). Mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan tulus hati mencari Allah, dan berkat rahmat-Nya berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal.
Penyelenggaraan ilahi juga tidak menolak memberi bantuan yang diperlukan untuk keselamatan kepada mereka, yang tanpa bersalah belum sampai kepada pengetahuan yang jelas tentang Allah, namun berkat rahmat ilahi berusaha menempuh hidup yang benar. Sebab apapun yang baik dan benar, yang terdapat pada mereka, oleh Gereja dipandang sebagai persiapan Injil, dan sebagai kurnia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan.
Tetapi sering orang-orang, karena ditipu oleh si jahat, jatuh ke dalam pikiran-pikiran sesat, dan mengubah kebenaran Allah menjadi dusta, dengan lebih mengabdi ciptaan dari pada Sang Pencipta (Rm 1:21, 25). Atau mereka hidup dan mati tanpa Allah di dunia ini dan menghadapi bahaya putus asa yang amat berat.
[2 Ptr 1:5-9] Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan .
Seringkali ada perasaan sedih di hati saya ketika ada pewarta yang giat bekerja untuk Allah, tetapi tidak mengenal kebenaran Allah (Rm 10:2-3) sehingga dia marah dan kecewa seperti Nabi Yunus ketika ada orang yang tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, memperoleh keselamatan kekal.
Hati saya sedikit terhibur dengan adanya BKSN di keuskupan Surabaya. Dengan adanya tema tentang "Menghidupi semangat kenabian sebagai murid Kristus yang memasyarakat", pikir saya, pewarta sudah menghayati materi tersebut, namun setelah bulan BKSN berakhir, mereka kembali seperti dulu lagi.
Hati saya sedikit terhibur dengan adanya BKSN di keuskupan Surabaya. Dengan adanya tema tentang "Menghidupi semangat kenabian sebagai murid Kristus yang memasyarakat", pikir saya, pewarta sudah menghayati materi tersebut, namun setelah bulan BKSN berakhir, mereka kembali seperti dulu lagi.
Sejak dibaptis ada peperangan rohani dalam kehidupan kita. Pendakwa mendakwa siang dan malam (Why 12:10).
Iblis mencatat dosa-dosa kita, namun malaikat pelindung kita mencatat semua kebaikan kita (St. Yohanes Maria Vianney)
Oleh karena kita milik Kristus Yesus, kita harus berjuang menaklukkan dosa kita (Gal 5:24 » menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya,) dengan cara memisahkan diri dari dunia (2 Kor 6:17-18; 1 Yoh 2:16 » semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa).
Hukum Taurat menurut "Origenes, Bapa Gereja"
Bagi mereka yang memahami menurut daging (berhenti pada arti harfiah teksnya), hukum ini hanya menjadi suatu 'Perjanjian Lama'. Bagi mereka yang berdosa dan tidak menghargai perjanjian kasih, Injil menjadi usang.
Bagi mereka yang memahami dan mempergunakan menurut Roh, dan dalam arti Injil, hukum ini selalu baru. Kedua Perjanjian bagi kita menjadi Perjanjian Baru.
Bagi mereka yang memahami dan mempergunakan menurut Roh, dan dalam arti Injil, hukum ini selalu baru. Kedua Perjanjian bagi kita menjadi Perjanjian Baru.
Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman (Mzm 19:8). Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh (Mzm 119:130).
Yesus berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Orang pintar selalu tahu apa yang diucapkannya. Dia bisa mencerna informasi dan bisa meresponnya kembali dengan sangat cepat. Ucapannya lugas dan juga tajam.
Orang Bijak akan hati-hati dengan ucapannya. Dia akan memikirkan terlebih dahulu "Apakah ucapannya itu bermanfaat? Apakah akan menyinggung perasaan orang lain? Apakah itu perlu untuk diucapkan?". Karena orang bijak tahu betul bahwa kata-kata lebih tajam dari pada pedang, Sekali melukai hati seseorang akan sulit untuk menyembuhkannya, meskipun lewat kata maaf.
Orang pintar punya kemampuan dan kelebihan yang begitu besar. Dan dia sadar punya kemampuan itu. Itulah yang membuat dia percaya diri, bahkan terlihat sedikit sombong dan angkuh.
Orang bijak juga punya kemampuan dan kelebihan yang besar. Tapi dia juga sadar bahwa dia tidak sempurna dan memiliki kekurangan. Itulah yang membuat orang bijak tetap rendah hati dan terus belajar.
Orang pintar mengandalkan logika, mengandalkan pengetahuannya dalam berpikir dan mengambil keputusan.
Orang bijak berpikir bukan hanya dengan logika saja tapi juga menggunakan perasaan dan intuisinya. Dia akan mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan.
Orang pintar merasa selalu benar. Dia sulit menerima pemikiran orang lain yang berbeda. Seringkali terlibat dalam argumen dan bahkan kadang memaksa orang lain untuk menerima pola pikirnya.
Sedangkan orang bijak bisa menerima perbedaan antara orang lain dan dirinya. Orang bijak punya toleransi yang tinggi karena dia sadar bahwa setiap orang berbeda. Kalau ada pemikiran orang lain yang menurutnya lebih benar, dia tidak akan sungkan untuk menerima pemikiran tersebut.
Orang pintar minta maaf ketika dirinya berbuat salah. Orang bijak bisa minta maaf walaupun dia tidak salah.
Orang pintar banyak berbicara, sedikit mendengarkan. Orang bijak lebih banyak mendengarkan dan berbicara ketika diperlukan.
Orang pintar tahu banyak tentang banyak orang. Orang bijak tahu banyak tentang dirinya sendiri.
Orang pintar tahu apa yang harus diucapkan. Orang bijak tahu apakah hal tersebut harus diucapkan atau tidak.
Orang pintar menyelesaikan masalah yang terjadi. Orang bijak mencegah terjadinya masalah.
Orang pintar mampu membela diri supaya tidak terlihat salah. Tapi orang bijak mampu merendahkan hati dan mengakui bahwa dia salah.
Memang tidak mudah menjadi orang yang bijaksana, karena kita semua tidak ada yang sempurna. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Hidup adalah tempatnya untuk belajar. Di sinilah kita saling belajar dan mengingatkan satu sama lain. Jadilah bukan hanya orang pintar tapi juga orang bijak (Merry Riana).
Seorang nabi diutus untuk mewartakan kehendak Allah dan membawa orang lain kembali kepada Allah. Kehendak Allah adalah untuk menyelamatkan umat-Nya, bukan menghancurkannya. Setiap orang Kristiani dipanggil menjadi saksi pertobatan agar makin banyak orang kembali kepada Allah.
Namun, seringkali orang-orang Kristen sendiri menjadi penghalang besar bagi orang-orang yang ingin mendekati Kristus. Karena mereka seringkali berkotbah tentang injil yang tidak mereka hayati. Inilah alasan mendasar mengapa begitu banyak orang di dunia ini yang tidak percaya (Mother Teresa).
Mengapa mereka berbuat demikian? Yang pertama, karena mereka tidak pernah mengenal Allah secara pribadi melalui doa maupun membaca Kitab Suci. Akibatnya, mereka hanya melakukan kegiatan rohani, tanpa mempunyai kehidupan rohani sehingga mereka tidak tahu apa yang menjadi kehendak Allah.
Yang kedua, ada kerinduan mengenal Allah dengan berdoa dan membaca Kitab Suci, namun sarana untuk mengenal Allah itu tidak mengubah hati mereka menjadi bijaksana, mereka mengembangkan sikap ekslusif dan kaku dalam pewartaannya. Sesungguhnya, maksud hati pewarta ini sangat baik, agar semua pendengarnya dapat menghindari segala hal yang dapat menjauhkan dari Allah.
Namun karena sikap yang kaku ini menyebabkan para pendengarnya merasa tidak nyaman. Jadi, pakailah bahasa kasih dalam mewartakan Kabar Gembira, yaitu dengan berkata-kata yang baik untuk membangun supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia.
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa (Mrk 6:7). Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh 1:12).
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."(Mrk 16:17-18).
Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya (Pkh 4:9-10).
Manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah (Pkh 8:17). Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah (2 Kor 1:20).
Tanggal 21 Januari 2016, bapak Mikael Jatmiko membawakan renungan tantang "Teman yang memberkati". Ketika beliau mengatakan bahwa "Naaman turun membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Jordan, sesuai dengan perkataan Abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir."
Tiba-tiba saya menangis ketika mendengar janji Tuhan (dalam batin saya) bahwa saya pun akan mengalami penyembuhan ketika blog saya selesai.
Dua minggu sebelum saya operasi melepas pen yang ada di kaki kiri saya, saya cegukan. Akibat dari cegukan ini, dada saya terasa sakit sekali, selain itu leher saya terasa ada yang mencekik. Mengalami hal ini saya tidak berani menceritakan pada keluarga saya karena saya tidak mau mereka kuatir.
Ketika mengalami kejadian di atas, terjadilah pergumulan di dalam batin saya: "Apakah ajalku hampir tiba? Tetapi janji Tuhan begitu jelas terdengar bahwa Dia akan menyembuhkanku." Di sinilah iman benar-benar diuji.
Selama operasi saya selalu memanggil-manggil nama Yesus (Senin, 2 Mei 2016). Ketika telinga saya mendengar suara pen beradu dengan tempatnya, saya langsung merasakan kelegaan yang luar biasa, dada yang terasa sakit, leher yang terasa dicekik, dan sakit yang luar biasa selama satu tahun benar-benar diangkat-Nya. Melalui peristiwa ini, saya sungguh bersyukur mempunyai Allah yang selalu memberikan penghiburan, penyembuhan dan penyelamatan.
[Refleksi: penyebab cegukan-ku (reaksi psikologi) karena stres, mendengar kata orang tentang operasi dan terlalu gembira, menanti janji Tuhan yang akan segera terlaksana (di hatiku ada senandung-senandung kecil yang membuat hatiku gembira)].
Pikir saya, dengan dilepasnya pen di kaki saya, saya akan mengalami kesembuhan seperti sediakala, ternyata tidak!
(maaf belum selesai direnungkan)