Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Jumat, 14 September 2018: Pesta Salib Suci - Tahun B/II (Merah)
Bacaan: Bil 21:4-9; Mzm 78:1-2, 34-35, 36-37, 38; Flp 2:6-11; Yoh 3:13-17
Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga (*) Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Renungan
1. Memandang Allah
(*) Kita semua telah “dipagut” oleh dosa dan hampir mati. Hal ini terjadi karena kita mengarahkan pandangan kita pada dunia. Satu-satunya cara supaya kita selamat dan tetap hidup adalah memandang Allah, memandang Anak Manusia yang ditinggikan di kayu salib.
Marilah kita berusaha mengarahkan pandangan kita kepada Allah, supaya kita selamat dan hidup.