Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Kamis, 13 September 2018: Pw St Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: 1 Kor 8:1b-7, 11-13; Mzm 139:1-3, 13-14ab, 23-24; Luk 6:27-38; Ruybs.
Kamis, 12 September 2019: Hari Biasa XXIII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kol 3:12-17; Mzm 150:1-2, 3-4, 5-6; Luk 6:27-38
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.
Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Renungan
1. Merelakan diri untuk memohon maaf
Hidup bersama tidak bisa terhindar dari berbagai bentuk konflik. Hal ini dapat terjadi karena salah paham, merasa diremehkan, merasa kurang dihormati, dan berbagai bentuk perbedaan pandangan lainnya.
Berbagai pengalaman membuktikan bahwa kebencian dan dendam, cepat atau lambat akan menghancurkan kehidupan seseorang atau masyarakat. Bisakah kita bayangkan betapa tidak nyamannya hidup seseorang manakala seluruh hidupnya, siang dan malam diliputi kebencian dan dendam. Pasti seluruh aktivitasnya akan terganggu. Boleh jadi orang yang dibencinya tidak mengingat atau tahu menahu tentang alasan mengapa saudaranya begitu membencinya atau menaruh dendam kepadanya.
Harus disadari sedini mungkin bahwa setiap persoalan pastilah memiliki jalan keluarnya. Mohonlah rahmat dan tuntunan dari Allah, maka Ia akan mengutus Roh-Nya sebagai penolong dan penghibur bagi mereka yang mengalami berbagai masalah yang mengakibatkan permusuhan.
Bila kita merelakan diri untuk memohon maaf terlebih dulu, maka konflik akan segera berakhir dan terciptalah kedamaian.
2. Inti ajaran Yesus
Menjadi orang Kristiani adalah proses menjadi orang yang luar biasa. Dikatakan demikian. karena setiap pengikut Yesus diajak dan diajar untuk berbuat lebih dari yang biasa.
Perbuatan luar biasa seperti mengasihi dengan total, mengampuni dengan tulus dan menolong dengan tidak mengharapkan pamrih adalah inti ajaran Yesus. Kebiasaan yang dilakukan Yesus, demikian juga yang kita lakukan sebagai pengikut-Nya dan kemuliaan yang diterima Yesus demikian juga yang kelak akan kita terima dari Bapa.
Sudahkan kita sebagai orang Kristiani dengan total melakukan kebiasaan yang dilakukan Yesus atau kita masih terbiasa dengan yang biasa?