Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Sabtu , 18 Mei 2019: Hari Biasa Pekan IV Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 13:44-52; Mzm 98:1, 2-3ab, 3cd-4; Yoh 14:7-14
Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: (1A) "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
Kata Yesus kepadanya: (*) "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? (1B) Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, (2) Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Renungan
1. Kritikan - jalan menuju pertobatan
Filipus adalah salah satu murid pertama yang bertemu Tuhan. Ia juga membawa Natanael kepada Yesus (Yoh 1:43, 45). Berarti secara naluriah ia mengetahui jalan keselamatan. Maka seharusnya ia mengenal Bapa yang mengutus Yesus, karena Bapa ada di dalam diri-Nya sama seperti Dia ada di dalam diri Bapa.
(*) Mengapa Yesus mengungkapkan kekecewaan-Nya? Karena kritikan itu jalan menuju pertobatan. Filipus dipaksa untuk berpikir, sejauh mana imannya sungguh bertumbuh. Oleh tantangan itu, Filipus menyadari kelemahan imannya sendiri dan memperbaikinya.
Terbukti kemudian, Filipus menjadi pewarta yang membuka mata sida-sida dari Etiopia (Kis 8:26-40). Dalam diri Filipus, kita menemukan perjalanan murid Tuhan: panggilan, pemurnian di jalan salib, pertobatan dan pembaharuan diri, lalu setia pada tugas sampai akhir hayat.
Pengalaman jatuh bangun dalam mengimani Kristus merupakan proses normal pada semua orang. Tuhan menuntut kita aktif mewartakan kebenaran dan membangun Kerajaan Allah.
Karena banyak tantangan, kita harus terlebih dahulu dimurnikan dalam jalan salib untuk membuktikan kesetiaan kita. Dengan itu kita belajar melihat betapa berharganya karunia Tuhan. Kita tidak boleh menelantarkannya, tetapi harus menjadikannya berkat bagi banyak orang.
2. Mengenal Yesus Kristus, mengenal Bapa.
(1AB, 2) Tidak sedikit umat beriman ingin melihat Bapa, seperti kerinduan Rasul Filipus. Kerinduan itu terpenuhi dengan mengenal Yesus, juga dengan mendalami ajaran-Nya dan mengetahui pekerjaan-pekerjaan-Nya.
Dengan mengatakan itu, Yesus mengajak kita untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci. Di dalamnya, kita mengenal Allah dan seluruh karya penyelamatan-Nya yang terpenuhi dalam "peristiwa Yesus Kristus"; kita pun bisa mengetahui kehendak-Nya bagi kita melalui Sabda-Nya yang selalu relevan bagi situasi dan kehidupan masa kini.
Dari Sabda-Nya kita tahu bahwa Allah selalu mengabulkan setiap doa permohonan dan keinginan kita. Dalam Sabda-Nya, Yesus berkata: "Jika ada dua orang di dunia ini sepakat meminta apa pun, akan dikabulkan oleh Bapa (Mat 18:19), bahkan setiap permintaan yang disampaikan dalam doa yang penuh kepercayaan pasti dikabulkan Allah (Mat 21:22; 7:7).
Kita sudah mengenal Yesus Kristus, dengan demikian kita mengenal Bapa. Kita dipanggil untuk melakukan Sabda-Nya sehingga kita dapat merasakan bahwa Allah selalu menyatakan kebaikan dan cinta-Nya kepada kita.