Pages

Sabtu, 11 Mei 2019

Kesaksian di balik hilangnya kacamata

Suatu hari, seorang tukang kayu sedang membuat sebuah peti yang akan digunakan untuk mengirim bantuan pakaian dari gerejanya ke sebuah panti asuhan di China. 

Dalam perjalanan pulang ke rumah, dia mencari kacamata di kantongnya, tetapi dia tidak menemukannya.

Ketika dia mencoba mengingatnya kembali, dia tersadar kalau kacamatanya telah terjatuh dan masuk ke dalam salah satu peti yang dibuatnya dan peti itu sudah dipaku dengan kuat. Dan lebih parah lagi, kacamatanya yang baru dibeli itu terkirim bersama dengan baju-baju itu ke China.

Tukang kayu itu merasa sangat sedih dan mengalami depresi. Saat itu dia memiliki 6 orang anak. Dia sudah menabung untuk kacamata senilai USD 20 itu setiap hari. Dia sedih mengingat harus membeli sebuah lagi.

"Ini tidak adil," dia berbicara kepada Allah saat perjalanan menuju rumah dengan frustasi. "Aku sudah beriman memberikan waktu dan uang untuk pekerjaan-Mu, dan sekarang hasilnya seperti ini."

Beberapa bulan kemudian, sang misionaris, pemimpin dari panti asuhan di China sedang berlibur dan berada di Amerika Serikat. Dia ingin mengunjungi gereja yang telah membantunya selama berada di China untuk berterima kasih. Suatu kali tiba gilirannya ia berbicara di gereja kecil tempat sang tukang kayu itu di kota Chicago.

Misionaris tersebut mengawali dengan ucapan terima kasih dalam membantu panti asuhan. "Tetapi, dari semuanya," dia mengatakan, "Saya harus berterima kasih untuk sebuah kacamata yang dikirim tahun lalu. Anda tahu, komunis telah membersihkan panti asuhan, mereka merusak semuanya, termasuk kacamata saya. Saya sangat putus asa. Walaupun saya memiliki uang, tetapi tidak dapat membeli yang baru."

"Karena tidak dapat melihat dengan jelas, saya sering mengalami sakit kepala setiap hari. Jadi saya dengan staf secara sehati berdoa untuk ini. Dan ketika peti kiriman datang. Saat staf saya membuka tutupnya, mereka menemukan sebuah kacamata ada di posisi paling atas!"

Si misionaris berdiam cukup lama, dan melanjutkan ceritanya. "Saudaraku, saat saya mencoba memakai kacamata itu, sepertinya ini memang buat saya! Saya ingin berterima kasih pada anda yang telah menjadi bagian dari pelayanan ini."

Orang-orang mendengarkan begitu gembira pada mujizat kacamata tersebut. Tetapi bagi sang misionaris, ini terasa aneh, karena kacamata tidak ada di dalam list pengiriman

Dengan duduk diam, dan air mata mengalir di wajahnya, seorang tukang kayu biasa yang sedang duduk mendengarkan kesaksian itu, kini menyadari bahwa Allah telah memakai dirinya dengan cara yang ajaib.

Pernahkan Anda mengalami situasi seperti kisah di atas? Seringkali kita menyalahkan Tuhan karena suatu kejadian yang merugikan kita. Tak seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi pada hari esok atau bahkan satu jam atau satu menit ke depan. 

Karenanya, ucapkan syukur atas apapun yang kita alami. Mungkin di balik kejadian yang menjengkelkan itu, ada rencana Tuhan yang ada di luar pemikiran kita. 

Mungkin Tuhan sedang memakai kita untuk menjadi saluran berkat-Nya bagi orang lain tanpa kita sadari. Bersyukurlah selalu untuk apapun juga.

Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu (Mat 6:31-32).