Kesombongan - mungkin ini lah dosa paling berbahaya diantara dosa-dosa lainnya. Mengapa? Karena kesombongan seringkali memburamkan penglihatan kita - ia mengubah hal terburuk dari diri kita menjadi sesuatu yang baik di mata kita. Maka itu, kesombongan adalah sesuatu yang seringkali menahan seseorang dari rasa membutuhkan seorang Juruselamat—tidak ada orang yang merasa dirinya sehat pergi mencari seorang dokter.
Kita tidak dapat berkonklusi kesombongan tidak ada di dalam hidup kita berdasarkan penilaian kita sendiri; karena seringkali kita sendirilah satu-satunya yang tidak dapat melihat kesombongan di dalam diri kita, dimana semua orang di sekitar kita menyadarinya.
Beberapa ciri-ciri dari kesombongan.
1. Orang sombong fokus pada kesalahan orang lain
Pernahkah kamu merasa lebih baik dari orang lain karena orang lain itu memiliki sebuah kebiasaan buruk atau kesalahan di dalam hidupnya yang tidak kamu miliki? Jika ya, maka mungkin kamu memiliki apa yang dinamakan kesombongan.
Saya yakin pasti banyak yang akan mengatakan, “Tentu saja iya, kebanyakan orang juga seperti itu kali.” Saya setuju! Kebanyakan orang memang seringkali sombong di dalam hatinya, termasuk saya sendiri.
Tuhan mengatakan bahwa hati manusia dari mulanya memang jahat maka itu harus ada yang memberikan hati yang baru kepada mereka - hati yang tidak sombong dan mau mengasihi.
Maka itu, Tuhan mengajak kita untuk mengikut-Nya, sehingga Dia dapat memproses hidup kita sehingga kita dapat meninggalkan kesombongan-kesombongan lama kita dan menjadi orang-orang yang berbeda dengan kebanyakan orang di dunia ini.
Tuhan ingin kita untuk hidup menggunakan lensa-Nya untuk melihat kebaikan di dalam orang lain dan menyadari akan kebutuhan kita sendiri akan kasih-Nya.
2. Orang sombong selalu menghakimi
“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” (Matius 7:1-5)
Menghakimi berbeda dengan mengingatkan. Mengingatkan adalah ketika kita melihat ada sesuatu yang salah pada seseorang, dan kita memberitahukannya kepada orang itu di dalam kasih demi kebaikan orang itu.
Sedangkan menghakimi adalah ketika kita memandang kesalahan orang lain dengan perasaan jengkel atau dengan menganggap orang itu seorang yang berdosa.
Sesungguhnya, orang-orang yang menghakimi adalah orang-orang yang memiliki permasalahan yang lebih besar dari orang yang dihakimi.
Jika kita menghakimi, berarti kita merasa diri kita lebih layak mendapatkan berkat Tuhan dibandingkan orang lain berdasarkan performa kita di dalam hidup.
Sikap ini sangatlah keliru, karena berarti kita telah menyangkal kasih karunia Tuhan. Tuhan mengingatkan bahwa bukanlah hak kita untuk menghakimi orang lain akan kesalahan mereka, tetapi sudah merupakan kewajiban kita untuk terus mengingatkan orang lain akan apa yang benar.
3. Orang sombong lebih banyak berbicara dengan dirinya sendiri dibandingkan dengan Tuhan
Kesombongan seringkali masuk ke dalam hidup kita karena kita menutup telinga kita akan suara Tuhan. Bagaimana kita dapat menutup telinga kita dari suara Tuhan? Jawabannya: Dengan menolak untuk membaca Alkitab.
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibr 4:12)
Sesungguhnya, Alkitab merupakan sumber daya yang Tuhan sediakan untuk membantu kita dalam mengidentifikasi dosa-dosa di dalam hidup kita.
Namun permasalahannya, masih banyak orang Kristen yang menolak untuk membaca Alkitab mereka setiap hari, sehingga mereka kesulitan dalam menyadari dosa-dosa di dalam hidup mereka yang seharusnya mereka kalahkan.
Oleh sebab itu, jika kita mau mengalahkan kesombongan dan juga dosa-dosa lain di hidup kita, kita harus membuka Alkitab kita dan berdoa agar Tuhan memberikan hikmat dalam kita membacanya.
Janganlah menganggap dosa kesombongan ini sebagai sesuatu yang kecil. Jika kita membaca Alkitab, kita akan menemukan bahwa Tuhan sangat tidak menyukai kesombongan.
Namun, rencana Tuhan bukanlah untuk memusnahkan orang-orang sombong, melainkan untuk mengubahkan orang-orang sombong.
Marilah kita berdoa kepada Tuhan agar Dia menyelidiki hati kita dan mengubah hidup kita. Tuhan kita adalah Tuhan yang mampu membantu kita dalam mengalahkan setiap musuh kita, termasuk musuh tersembunyi kita yang dinamakan kesombongan.
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! (Mzm 139:23-24)
(Sumber: @gracedepth).