Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Rabu, 8 Agustus 2018: PW St. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah, Imam - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Yer 31:1-7; MT Yer 31:10, 11-12ab, 13; Mat 15:21-28; Ruybs.
Rabu, 7 Agustus 2019: Hari Biasa XVIII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Bil 13:1-2a, 25 - 14:1, 26, 34-35; Mzm 106:6-7a, 13-14, 21-22, 23; Mat 15:21-28
Rabu, 7 Agustus 2019: Hari Biasa XVIII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Bil 13:1-2a, 25 - 14:1, 26, 34-35; Mzm 106:6-7a, 13-14, 21-22, 23; Mat 15:21-28
Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi (1) Yesus sama sekali tidak menjawabnya.
Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: (2) "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
Tetapi Yesus menjawab: (3) "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, (4) besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Yang diajarkan Yesus lewat contoh perempuan Kanaan ini:
(1) Jangan menyerah jika doa kita tidak langsung dijawab. (2) Allah menguji, untuk mendapatkan yang terbaik dari diri kita. (3) Janganlah kita mengancam Allah atau membuat tuntutan-tuntutan dengan doa kita.
Kita harus menaruh kepercayaan bahwa Allah mengasihi diri kita masing-masing sepenuhnya seperti Dia mengasihi orang-orang yang terjawab doanya.
Dapat saja Tuhan melihat bahwa kita membutuhkan pertumbuhan nyata dalam iman dan keberanian, dalam hal kesabaran dan ketekunan. Percayalah Allah melihat bahwa kita kiranya membutuhkan keutamaan-keutamaan ini lebih daripada hal-hal lain yang kita mohonkan.
(1-3) Permintaan yang terus menerus dari perempuan Kanaan itu mendatangkan jawaban yang membahagiakan (4). Kejujurannya dalam mengungkapkan kerapuhan dan ketidakmampuannya untuk berbuat apa-apa tanpa Tuhan, merupakan ungkapan imannya yang paling indah.
Allah selalu mendengar. Dia selalu memperhatikan dan mengasihi kita. Pada waktu yang tepat seturut kehendak-Nya, Ia akan mengulurkan tangan dan menolong sahabat-sahabat-Nya.
Belajarlah menanti, belajarlah percaya, belajarlah memiliki rasa tidak tahu malu yang suci.
2. Rasa tidak tahu malu yang suci
Allah selalu mendengar. Dia selalu memperhatikan dan mengasihi kita. Pada waktu yang tepat seturut kehendak-Nya, Ia akan mengulurkan tangan dan menolong sahabat-sahabat-Nya.
Belajarlah menanti, belajarlah percaya, belajarlah memiliki rasa tidak tahu malu yang suci.