21.59 -
*Karunia*
Perumpamaan tentang talenta
Dalam memberitakan firman, kepada murid-murid-Nya Yesus memberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan sesuai dengan pengertian mereka (Mrk 4:11, 33-34).
Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? (Mrk 4:13).
[Mat 25:1] Hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki
» roh manusia adalah pelita Tuhan (Ams 20:27).
[3-4] Gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka
» Minyak sangat diperlukan untuk menyalakan pelita. Jika minyak itu habis maka padamlah pelita itu, artinya orang itu akan mengalami kematian.
Kita harus mempunyai cadangan minyak agar pelita itu tetap menyala. Maksudnya, dalam waktu 24 jam kita tidak boleh hidup hanya untuk diri sendiri, tetapi juga ada waktu untuk Tuhan dan sesama (2 Kor 5:15; Mat 25:40).
Jadi, kita harus menabung harta di sorga yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat (Luk 12:33).
Hendaklah pelitamu tetap menyala (Luk 12:35)
[Luk 19:12-13] Ada seorang bangsawan memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: “Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang lagi.”
Ketika ia kembali, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing
» Sejak dibaptis, kita mendapat modal yang sama (Kis 11:17), yaitu 1 mina (= 100 dinar, upah pekerja harian dalam 100 hari); maksudnya: kita menerima Roh yang sama, iman yang sama, Injil yang sama dan gereja yang sama (1 Kor 12:4; 2 Ptr 1:1; Gal 1:6-10).
[16-17] Orang yang pertama datang dan berkata: “Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.” Katanya kepada orang itu: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.”
[18-19] Datanglah yang kedua dan berkata: “Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.” Katanya kepada orang itu: “Dan engkau, kuasailah lima kota.”
[20-23] Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: “Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.”
Katanya kepada orang itu: “Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang?”
» Dalam rumah tangga Allah, setiap orang mendapatkan modal yang sama tetapi mengapa hasilnya berbeda? Pertumbuhan ini bergantung pada iman, imanlah yang menentukan kesanggupan/kuasa (Mat 13:19-23).
Bagaimana caranya menghasilkan mina tambahan? Dengan cara membawa seseorang kepada Kristus, dan menjadikannya murid Kristus (lih. Santo Andreas).
Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyainya, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya (Luk 19:26)
[Mat 25:14] Hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka
» Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Mzm 24:1). … taklukkanlah bumi, berkuasalah … (Kej 2:28). Jadi, setiap orang yang mengikuti Tuhan, diberikan kuasa untuk mengelola milik-Nya.
» Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Mzm 24:1). … taklukkanlah bumi, berkuasalah … (Kej 2:28). Jadi, setiap orang yang mengikuti Tuhan, diberikan kuasa untuk mengelola milik-Nya.
[15] Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat
» Kata talenta dalam perumpamaan ini, tidak ada kaitannya sama sekali dengan bakat.
Talenta adalah ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu 6.000 dinar, kira-kira upah 15 tahun bekerja. Allah tidak mempercayakan lebih kepada seseorang hanya karena orang itu memiliki bakat yang lebih dari yang lain.
Bakat seseorang tidak selalu menjadi hal yang berguna dalam menjalankan pekerjaan Allah. Malahan bisa menjadi penghambat jika bakat tersebut menumbuhkan kesombongan pada orang itu.
Contoh: Paulus, pandai dan berbakat, baik dalam hal manajemen maupun dalam hal memahami Kitab Suci dan pekara-pekara rohani. Karena keunggulannya ini Allah memberi duri dalam dagingnya agar dia tetap rendah hati.
Paulus menyadari bahwa dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna (2 Kor 12:7-10).
Jadi, Tuhan membagikan talenta-talenta kepada para hamba-Nya tidak didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut. Setiap orang mendapatkan talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya.
Jadi, kita tidak akan mempercayakan kuasa kepada orang yang kita pandang tidak akan mampu mengelola kuasa itu. Kuasa datang dari iman (Ef 6:10; Flp 4:13).
Bakat seseorang tidak diperhitungkan dalam peperangan rohani.
Misalnya: seseorang mempunyai suara merdu, tetapi tidak ada kuasa Allah dalam dirinya, maka nyanyian itu akan terasa hampa.
Sedangkan seseorang yang suaranya biasa-biasa saja tetapi kuasa Allah terwujud dalam diri orang tersebut maka hati para pendengarnya terasa ditarik naik ke sorga.
» Kata talenta dalam perumpamaan ini, tidak ada kaitannya sama sekali dengan bakat.
Talenta adalah ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu 6.000 dinar, kira-kira upah 15 tahun bekerja. Allah tidak mempercayakan lebih kepada seseorang hanya karena orang itu memiliki bakat yang lebih dari yang lain.
Bakat seseorang tidak selalu menjadi hal yang berguna dalam menjalankan pekerjaan Allah. Malahan bisa menjadi penghambat jika bakat tersebut menumbuhkan kesombongan pada orang itu.
Contoh: Paulus, pandai dan berbakat, baik dalam hal manajemen maupun dalam hal memahami Kitab Suci dan pekara-pekara rohani. Karena keunggulannya ini Allah memberi duri dalam dagingnya agar dia tetap rendah hati.
Paulus menyadari bahwa dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna (2 Kor 12:7-10).
Jadi, Tuhan membagikan talenta-talenta kepada para hamba-Nya tidak didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut. Setiap orang mendapatkan talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya.
Jadi, kita tidak akan mempercayakan kuasa kepada orang yang kita pandang tidak akan mampu mengelola kuasa itu. Kuasa datang dari iman (Ef 6:10; Flp 4:13).
Bakat seseorang tidak diperhitungkan dalam peperangan rohani.
Misalnya: seseorang mempunyai suara merdu, tetapi tidak ada kuasa Allah dalam dirinya, maka nyanyian itu akan terasa hampa.
Sedangkan seseorang yang suaranya biasa-biasa saja tetapi kuasa Allah terwujud dalam diri orang tersebut maka hati para pendengarnya terasa ditarik naik ke sorga.
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah (1 Ptr 4:10).
Kita yang telah mendapat kasih karunia seharusnya menjadi penjaga bagi orang disekitar kita. Dengan hikmat Allah kita memperingatkan mereka yang jahat agar bertobat dari hidupnya (Yeh 3:17-21).
Jadi, pada hari penghakiman, kita telah menghasilkan mina/talenta tambahan, yaitu tambahan jiwa-jiwa yang dibawa kehadirat Allah.
Jadi, pada hari penghakiman, kita telah menghasilkan mina/talenta tambahan, yaitu tambahan jiwa-jiwa yang dibawa kehadirat Allah.
Kasih karunia yaitu kehidupan (1 Ptr 3:7)
(Sumber: Warta KPI TL No.116/XII/2013 » Renungan KPI TL tgl 11 April 2013, Dra Yovita Baskoro, MM).