Berkat Sakramen Baptis, kita dipanggil untuk menjalankan tritugas Kristus sebagai:
1. Imam - harus menguduskan diri sendiri dan sesama. Bukan hanya laki-laki saja, tetapi berlaku untuk setiap orang yang percaya pada Kristus = imamat umum.
2. Nabi - mewartakan kabar gembira melalui kata-kata dan tindakan. Sebelum menjadi pewarta yang efektif, hendaknya kita berdoa terlebih dahulu.
3. Raja - menggembalakan diri sendiri dan sesama. Jika kita sudah bersatu dengan Kristus, maka kita dapat menjadi seorang pemimpin yang baik dalam keluarga, kita mampu menjadi pelayan dan gembala yang baik seperti Kristus.
Akhirnya ... pelayanan kita juga akan mengalir keluar dengan sendirinya sehingga terwujud nyata di dalam kehidupan menggereja.
Akan tetapi jikalau kita menjadi pemimpin yang menyalah gunakan karya pelayanan (menjadi seorang penguasa), maka tidak akan tercipta keluarga/komunitas yang semakin guyub, yang ada hanyalah perpecahan di antara seluruh anggota keluarga/komunitas.
Untuk dapat mewujudkan komunitas yang guyub dapat ditempuh dengan cara mengembangkan relasi persaudaraan di kalangan umat beriman, meningkatkan kesempatan perjumpaan, komunikasi dan saling mengenal. Melalui kegiatan ini, maka akan tercipta karya penggembalaan seperti hidup jemaat yang pertama (Kis 2:41-47).
Dalam mewujudkan komunitas yang demikian, kita sangat membutuhkan peran Roh Kudus. Tuntunan Roh Kudus dalam karya penggembalaan terwujud dalam “kasih yang mendalam kepada Yesus”. Kasih itulah yang memampukan kita untuk menggembalakan domba-domba-Nya (Yoh 21:15-17).
(Sumber: Warta KPI TL No. 86/VI/2011 » Renungan Novena Roh Kudus hari ke 8, Rm. Senti Fernandez, Pr.)