Pages

Selasa, 01 November 2016

Roh Kudus memimpin pada seluruh kebenaran

Sebagai seorang cowok saya takut tidur dalam keadaan gelap. Mulai dari kecil sampai SMP, saya juga takut tidur sendirian. Pada suatu hari mama saya menyarankan agar saya mengikuti olahraga bela diri. Untuk memenuhi syarat kenaikan tingkat, saya harus tidur di kuburan. 

Mendengar persyaratan ini, saya takut sekali sehingga keluar keringat dingin. Saya betul-betul bingung untuk memutuskan ikut ujian atau tidak. 

Dengan tegas mama saya berkata: “Jangan takut! Cobalah! Kan ada Tuhan Yesus yang menyertaimu.” Akhirnya saya memberanikan diri untuk ikut acara itu. 

Di sana saya diberi dua batang korek api tanpa lilin, pesan pembimbingnya: “Kamu boleh memakai korek api ini, jika keadaan sangat terpaksa.” 

Ketika matahari mulai terbit, hati ini rasanya lega sekali. Sejak saat itulah saya berani tidur sendirian walaupun keadaan gelap. 

Ketika ada terang di batin saya maka saya dapat menyikapi situasi yang sama dengan sikap yang berbeda. 



Hidup ini tidak mudah, seringkali kita tidak mengerti dengan berbagai macam peristiwa yang kita alami. Dengan pertolongan Roh Kudus, yang adalah Roh Kebenaran maka kita akan mengenal Allah secara benar dan juga menghargai hidup

Ketika kita hidup dalam Roh Kudus, bukan segala sesuatu menjadi lebih baik/permohonan selalu dikabulkan/segala kesulitan dimudahkan. Bukan! Tetapi dengan pertolongan Roh Kudus, kita bisa melihat dengan kacamata yang berbeda; tidak ada perang di batin terus-menerus sehingga kita bisa mengubah situasi hidup kita

Ada sepasang kekasih, ceweknya begitu cantik tetapi cowoknya ya … begitulah. Teman-temannya dan orang tuanya belum mengenal si cowok, sehingga mereka menganggap si cewek itu mencintai si cowok secara buta. 

Padahal si cowok adalah seorang yang sabar, penuh pengertian dan perhatian. Setiap hari si cewek diantarnya ke tempat kerja. 

Pada waktu jam makan, si cewek selalu di sms untuk mengingatkan makan agar tidak jatuh sakit. Di hari ulang tahun si cewek, si cowok tidak pernah melupakan tanggalnya, bahkan dia selalu membawakan bunga untuknya. 

Dalam hal ini yang buta bukanlah si cewek, melainkan orang-orang yang berada disekitarnya yang tidak mengetahui “kebenaran” mengenai kebaikan si cowok.

Demikian pula dengan kita. Jika kita belum mengenal Allah secara benar, maka kita akan marah dan kecewa pada saat permohonan kita belum dikabulkan. 

Marilah kita belajar dari Bunda Maria (Yoh 2:1-11). Ada perkawinan di Kana … Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” 

Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” 

» Karena ibu Maria mengenal anaknya dengan baik, maka dia tidak marah dan kecewa ketika mendengar jawaban anaknya, tetapi dia menanggapinya dengan iman (ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”).

Orang yang hidup dalam kebenaran antara lain ditandai:

* Siap menanggung resiko atas kebenaran yang diyakininya (Kis 28:16-20, 30-41).

* Cinta keadilan dan cinta perdamaian.

* Selalu taat pada pimpinan Roh Kebenaran (Yoh 16:13).

* Hidupnya merupakan kesaksian atas kebenaran yang ia yakini (Yoh 21:24). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 86/VI/2011  » Novena Roh Kudus hari ke 9, Rm. Adrian Adiredjo, OP).