Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah (Yoh 6:27-29).
Minggu pagi, 7 Februari 2010 saya sedang mentransfer data di depan komputer, tiba-tiba dada saya terasa sangat nyeri seperti ditusuk paku, sehingga sulit untuk bernafas. Hal itu membuat saya sangat panik dan ketakutan, maka saya menelpon istri saya yang sedang melayat di RKZ untuk segera pulang dan mengantar saya ke rumah sakit.
Karena tidak kuat menahan rasa sakit dan sesak nafas, akhirnya saya minta tolong tetangga untuk mengantar saya ke RS HCOS. Saat menunggu itu saya hanya bisa berdoa: “Tuhan Yesus, tolong saya.”
Sesampainya di RS ternyata istri saya bersama anak-anak dan saudara-saudara sudah berada di sana. Di UGD saya langsung diberi oksigen dan berbagai macam alat dipasang di tubuh saya.
Saya melihat Romo Joseph Purwo, SVD datang memberikan sakramen Pengurapan Orang Sakit. Saya mengikuti sakramen itu dengan penuh kepasrahan dan terus-menerus berdoa Yesus dalam hati.
Sampai tiba-tiba tampak di depan saya ada satu “sosok manusia yang bersinar sangat terang tapi tidak menyilaukan mata yang kemudian memeluk dan membangunkan saya dari posisi terbaring sampai saya terduduk di tepi tempat tidur.”
Saya sangat yakin bahwa sosok tersebut adalah Tuhan Yesus dan sayapun memeluk-Nya dengan segenap hati. Pada saat itu perasaan kuatir, sedih, panik dan takut menjadi hilang sama sekali. Yang ada adalah perasaan nikmat, nyaman, suka cita dan damai luar biasa. Saya benar-benar menikmati keadaan seperti itu sambil berkali-kali mengatakan kepadaNya: “Ya Tuhan, saya mau pulang.”
Saya melihat tubuh jasmani saya sedang terbaring di tempat tidur, semua orang yang ada di sekitar tempat tidur terlihat sedih dan ada juga yang menangis.
Maka timbullah rasa iba di hati saya melihat semua itu, lalu saya pun memohon kepada Tuhan: “Iya Tuhan, saya mau pulang, tapi tolong perlihatkan kepada mereka semua bahwa saya pulang bersama-Mu.”
Maksud saya, agar mereka terhibur dan tidak sedih ketika mereka melihat saya pulang bersama Tuhan. Kemudian saya mendengar jawaban: “Iya anak-Ku, tapi tidak sekarang.”
Mendengar jawaban tersebut saya menjadi bingung sehingga saya pun bertanya kepada Tuhan: “Terus, apa yang harus saya lakukan?”
Dan saya kembali mendengar suara itu: “Bekerjalah di ladang-Ku.” Kemudian dengan perlahan saya dibaringkan kembali ke tempat tidur, kemudian “Sosok” itu pun menghilang. Sesudah itu saya merasakan nyeri dada lagi. Tetapi saya yakin bahwa Tuhan akan menyembuhkan saya.
Istri saya begitu tegar dan tepat dalam mengambil keputusan-keputusan penting sehubungan dengan persetujuan atas tindakan-tindakan medis yang akan dilakukan dokter dan pihak RS, semua itu karena penyertaan Tuhan semata-mata.
Setelah dilakukan pemeriksaan “Streptokinase”, “kateterisasi” dan lain sebagainya, ternyata saya terkena serangan jantung dengan status “kritis”; di pembuluh darah utama pada jantung bagian kiri saya telah terjadi penyumbatan di 4 tempat dengan kondisi penyumbatan 95%, 95%, 90% dan 70% serta ada kerusakan pada sebagian jantung saya. Secara medis dokter menyatakan bahwa saya harus dipasang “Ring” minimal di 3 tempat atau di operasi “By pass.”
Kami terus berdoa, saya hanya mendapat jawaban bahwa Tuhan akan menyembuhkan saya, sedangkan kepada istri saya diberikan jawaban melalui Mzm 34:20-21 yang tertulis demikian: “Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah.”
Maka kami pun bersepakat mengimani bahwa saya akan sembuh tanpa dipasang ring maupun dengan cara operasi by pass.
Di dalam penderitaan ini, kami merasakan kasih Allah yang luar biasa. Tanpa kami harus meminta, ternyata begitu banyak saudara-saudara dan sahabat-sahabat yang menyatakan kesediaannya untuk menanggung semua biaya. Hal ini merupakan suatu penghiburan yang luar biasa dari Tuhan bagi kami.
Bahkan setelah saya ke luar dari rumah sakitpun ada sepasang pasutri yang mengajak saya untuk melakukan pemeriksaan medis di Malaysia dengan semua biaya ditanggung olehnya.
Tiba-tiba ada suara di hati istri saya: “Berkatilah temanmu “X” sebesar Rp ..., karena dia sangat membutuhkan biaya untuk operasi jantung. Jadilah berkat di tengah-tengah penderitaan. Anakku harus selalu bersukacita meskipun di dalam penderitaan.”
Secara manusiawi istri saya protes: “Tuhan, uang yang ada pada saya tidak cukup untuk melakukan bypass atau ring.”
Akhirnya istri sadar bahwa uang yang ada pada kami itu adalah uangnya Tuhan. Maka dia memohon pada Tuhan agar pesan itu juga ditaruh di hati saya.
Ada juga yang berkomentar bahwa penyakit ini disebabkan oleh kuasa lain, jawab saya: “Penyakit ini disebabkan oleh karena kerakusan kita, kita tidak bisa menguasai diri dalam hal makanan. Jangan mencari kambing hitam!”
Tidak semua baik bagi setiap orang. Banyak orang mati karena rakus, sedangkan orang yang menjaga dirinya memperpanjang umur. Periksalah dirimu mengenai cara hidupmu, perhatikanlah apa yang buruk bagimu, lalu jangan kaubiarkan terus (Sir 37:27-31)
Beberapa hari setelah ke luar dari RS, sahabat kakak saya yang seorang dokter internis menyarankan agar saya minta pertimbangan seorang profesor ahli penyakit jantung.
Ternyata profesor itu menyarankan proses pengobatan secara konvensional yang jauh lebih aman dan tidak beresiko tinggi, namun membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.
Dari semua keterangan dan pertimbangan yang diberikan oleh profesor tersebut sangat membuat saya semakin yakin bahwa itulah jawaban Tuhan atas doa saya dan saya sungguh percaya Tuhan akan menyembuhkan saya tanpa harus pasang ring maupun by pass.
Akhirnya saya putuskan untuk menyerahkan proses penyakit saya ini kepada profesor tersebut. Selama sebulan saya masih sering merasakan nyeri di dada.
Setiap kali saya menceritakan kepada sahabat-sahabat saya yang dokter, mereka selalu menyarankan agar saya segera dioperasi by pass.
Namun saya tetap bertahan dengan mengimani jawaban atas doa saya. Bahkan saran lain agar saya mencoba pengobatan alternatifpun saya tolak dengan halus, karena saya takut menyakiti hati Tuhan Yesus yang begitu baik dalam hidup saya. Selain itu penyembuhan alternatif hanyalah penyembuhan secara fisik saja.
Selain terus melakukan pengobatan secara rutin, sayapun mohon adanya peneguhan Tuhan melalui KRK yang diadakan oleh KTM bulan April 2010.
Dan ternyata benar, sabda pengetahuan Romo Yohanes Indrakusuma, O.Carm: “Ada bapak yang mengalami kesembuhan dari sakit jantung koroner dan saat ini bapak itu mengalami aliran hangat di seluruh tubuhnya.” Saya benar-benar merasakan aliran hangat dalam tubuh saya seperti yang dikatatan romo tersebut.
Pada tanggal 21 Mei 2010, berdasarkan hasil rekam echo, dokter menyatakan bahwa kondisi jantung saya semakin membaik. Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena kondisi kesehatan saya terasa semakin membaik, bahkan saya merasa lebih sehat daripada sebelum saya terkena serangan jantung.
Saat ini saya masih terus bergumul dalam doa, agar dapat mengetahui rencana Tuhan. Saya benar-benar ingin menjadi terang dan garam, artinya saya mau melakukan apa saja demi kemuliaan-Nya, sehingga kehidupan saya benar-benar dapat berarti bagi sesama.
Dari pengalaman pribadi ini
- Saya sungguh bersyukur memiliki Yesus Kristus, Tuhan yang nyata, Allah yang hidup yang selalu menyertai kita. Saya sungguh bangga dan bahagia menjadi milik-Nya.
- Iman katolik saya semakin dikuatkan. Khususnya tentang rahmat Allah di dalam setiap sakramen yang ada dalam gereja katolik.
- Sekarang saya bisa mengerti mengapa para rasul rela hidup menderita dengan menanggung banyak kesengsaraan hidup bahkan rela menjadi martir dalam kematiannya, karena ternyata memang benar bahwa kematian dalam Yesus Kristus bukanlah satu hal yang menakutkan, malah sebaliknya merupakan satu hal yang seharusnya dirindukan oleh setiap orang percaya.
- Yesus Kristus, dahulu sekarang dan selama-lamanya adalah Allah yang sama. Kalau dulu semasa hidup di dunia kuasa-Nya sanggup menyembuhkan orang-orang sakit, sekarangpun kuasa kasih-Nya tetap sanggup menyembuhkan sakit penyakit kita, asal kita percaya kepada-Nya.
Percayalah kepada-Nya dan percayakan pula seluruh hidup kita ini ke dalam tangan kasih-Nya, maka kita akan merasakan kuasa-Nya yang luar biasa bekerja dalam hidup kita. Dan kita akan menyadari betapa kecil dan tak berdayanya kita ini, sedangkan Tuhan itu begitu besar dan penuh kuasa dan kemulian-Nya tiada terukur.
(Sumber: Warta KPI TL No. 74/VI/2010).