Di perjalanan, di sebuah tikungan tajam ia menabrak mobil orang lain. Christine segera menepi dan dalam keadaan shock ia menangis di dalam mobil. T
ernyata yang mengemudikan mobil yang ditabrak Christine adalah seorang pria yang sudah berumur. Pria itu turun dari mobilnya dan berjalan memeriksa mobil mereka, ia melihat bemper mobil Christine rusak parah oleh kecelakaan itu.
“Apakah anda baik-baik saja? Bemper mobil anda rusak parah nyonya,” kata pria itu kepada Christine. “Saya baik-baik saja. Saya baru saja menikah dan suami saya memberi mobil ini kepada saya sebagai hadiah pernikahan kami. Ia pasti akan sangat marah, sekarang saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan,” jawabnya sambil terisak-isak.
“Saya yakin semuanya akan baik-baik saja, suami anda pasti akan mengerti,” kata pria itu menenangkan Christine. Mereka berbicara dalam beberapa menit, kemudian pria bijak itu berkata, “Jika saya bisa mendapatkan informasi asuransi anda, saya yang akan menanggungnya, dan kita bisa melanjutkan perjalananan kita masing-masing. Semuanya akan baik-baik saja nyonya.”
“Saya tidak tahu apakah mobil ini sudah diasuransikan,” jawabnya dengan suara serak. “Mengapa anda tidak memeriksanya, biasanya ada di laci itu”, kata pria itu memberi saran.
Christine pun membuka laci mobilnya dan menemukan sebuah kartu asuransi bersama amplop lain yang berisi surat, “Sayang, jika engkau mengalami kecelakaan, tolong ingat bahwa aku mencintaimu, bukan mobil ini!”
Uang yang hilang atau barang yang hancur bisa kita ganti, tetapi hati yang hancur karena perlakuan kasar akan meninggalkan luka.
Seringkali emosi kita meledak-ledak kehilangan kendali ketika melihat barang yang kita sayangi hancur. Tanpa sadar kita terpancing mengeluarkan kata-kata kasar untuk melampiaskan rasa marah, sehingga melukai orang-orang yang kita sayangi.
(Sumber: Warta KPI TL No. 83/III/2011 » Mansor April 2011 No. 157 Tahun XIV).