Kasih adalah kekuatan yang dengannya, kita
yang telah lebih dahulu dikasihi Allah, dapat memberikan diri kepada-Nya
sehingga kita bersatu dengan Dia dan
dapat menerima sesama kita tanpa syarat seperti kita menerima diri kita
sendiri [KGK 1822-1829, 1844].
Yesus menempatkan kasih di atas semua hukum, tanpa menghapuskan hukum-hukum itu. Oleh karena itu, Santo Agustinus dengan tepat mengatakan: Kasihilah dan lakukanlah apa yang kaukehendaki!" - sesuatu yang mudah diucapkan.
Itulah sebabnya, kasih merupakan kebajikan terbesar, energi yang mengilhami semua kebajikan lainnya, dan mengisi kebajikan-kebajikan lainnya dengan hidup Ilahi.
(Sumber: Warta KPI TL No.131/III/2016 » Youcat No 309).