Ada seseorang yang bosan dengan pelayanannya, lalu
Tuhan menyuruh pergi ke sebuah hutan. Di hutan itu Tuhan berbicara: “Lihatlah
tanaman pakis dan pohon bambu itu.
Ketika pertama kali Aku menanam mereka dan merawat benih-benih itu dengan
seksama, Aku memberi mereka cahaya dan air.
Pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat, warnanya
yang hijau menutupi tanah; namun tidak ada yang terjadi di benih bambu.
Tetapi Aku tidak berhenti merawatnya. Pada tahun ke 2
pakis-pakis tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi tetapi tidak terjadi
apa-apa pada benih bambu, tetapi Aku tidak menyerah.
Demikian juga di tahun ke 3 dan ke 4. Di tahun ke 5,
tunas kecil baru muncul dari permukaan tanah dan tumbuh ... mencapai ketinggian
15 M.
Bambu tersebut membutuhkan 5 tahun untuk menumbuhkan
akar-akarnya agar akar-akar itu membuatnya kuat dan memberikan apa yang
dibutuhkan untuk bertahan.
Sedangkan tanaman pakis itu tidak berakar ke dalam,
cepat bertumbuh tapi cepat mati.
Aku tak memberikan ciptaan-Ku tantangan, yang tidak
bisa mereka tangani. Tahukah kau anak-Ku, semua waktu pergumulanmu sebenarnya
engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu. Aku tidak menyerah pada bambu tadi. Aku
juga tidak menyerah padamu.”
Hari-hari yang baik memberi kebahagiaan
Hari-hari yang kurang baik memberi pengalaman.
Keduanya memberi arti bagi setiap hidup kita.
(Sumber: Warta No.
38/VI/2007; Renungan KPI TL Tgl 24 Mei
2007, Dra Yovita Baskoro, MM).