“Oh Yesus, aku tak punya apa-apa lagi, aku tak punya
siapa-siapa lagi. Yang kumiliki kini hanyalah salib kehidupan ..., yang
kumiliki kini hanyalah Engkau...”
Penderitaan, pencobaan, kekecewaan, kadang melanda
hidup bertubi-tubi, seolah tak memberi kesempatan kepada kita untuk sedikit
membenahi diri. Kehilangan kasih dari orang yang kita cintai, kehilangan
kepercayaan dari orang yang kita hargai, tiada pengampunan dari orang yang kita
lukai, semua itu membuat hidup bagai di atas bara api, menghempas diri ke
tengah lautan duka yang tak bertepi.
Itulah salib-salib kehidupan, yang mau tak mau dialami
oleh setiap orang di dunia ini. Jika kita lari dari masalah, masalah
itulah yang akan mengejar-ngejar kita. Kita akan menjadi gelisah dan dihantui
oleh masalah yang belum selesai tersebut. Kita tidak akan menjadi bebas, tetapi
bahkan menjadi tawanan dari masalah itu.
Mengeluh tak akan membuat salib itu ringan, justru terasa bertambah berat. Lari meninggalkan salib tak akan menyelesaikan persoalan, justru masalah bertambah lekat. Menyesali kehidupan tak akan menghantar jiwa pada kekudusan, justru dosa di hati bertambah padat.
Salib bukan untuk dikeluhkan, bukan untuk
ditinggalkan, bukan untuk disesalkan. Sebaliknya, salib merupakan pegangan yang
kuat untuk terus menjalani kehidupan. Bayangannya memberikan kesejukan dalam
gersangnya dunia, dan kelurusannya menjamin kita untuk tidak tersesat dalam
pengembaraan menuju rumah Bapa.
Barangsiapa melarikan diri
dari salib adalah seorang tahanan dan
musuh kemerdekaan. Barang siapa berlindung pada
salib tak pernah akan sesat di
jalan. Kekuasaan Agung yang memberi
kebahagiaan, yang tidak dapat menjadi
tempat kejahatan (St Teresa Avila).
Sungguh suatu rahmat tak terkatakan bila Yesus
mengundang kita untuk memasuki pengalaman ini, mencicipi sedikit saja dari apa
yang pernah dialami-Nya. Salib adalah suatu rahmat, suatu tanda cinta Tuhan
kepada kita.
Lewat saliblah Yesus mempersatukan kita dengan diri-Nya.
Kita diajak untuk lepas bebas dari segala yang duniawi, dan melekat kepada
Yesus saja.
Jika kita mempersatukan setiap salib kita dengan salib
Kristus, maka hidup kita pun akan menjadi berkat bagi orang lain.
Segala kurban-kurban kecil dan sederhana, kalau kita
persembahkan dengan penuh cinta-kasih kepada Kristus akan memberikan nilai yang
besar dan berarti bagi sesama. Semua itu akan membantu melahirkan semakin
banyak orang bagi Kerajaan Allah.
Salib melepaskan kita dari banyak hal.
- Ketika uang yang telah kita kumpulkan selama bertahun-tahun tiba-tiba hilang dicuri orang, kita dibebaskan dari kelekatan terhadap uang kita.
- Ketika suatu peristiwa menjatuhkan nama baik dan membuat kita menjadi malu, kita dibebaskan dari kelekatan terhadap nama baik dan harga diri.
- Ketika fitnah seseorang tiba-tiba menerjang perjalanan karir kita dan memporak-porandakannya, kita dibebaskan dari kelekatan terhadap haus kuasa dan jabatan.
Semua itu mengajak hati kita untuk lepas bebas dari segala sesuatu yang duniawi, dan hanya terarah kepada Tuhan saja.