Seringkali dalam mendengar pengajaran, kita hanya menangkap kulit bagian luarnya saja (mujizat, berkat dan kesembuhan), sehingga tidak sungguh-sungguh memiliki harta yang terpendam.
Ada satu mutiara terpendam yang harus kita gali (Mat 13:44-46). Mutiara itu adalah ‘keselamatan yang datang dari Yesus sendiri. Inti kekristenan itu sesungguhnya hanya berasal dari satu sumber yaitu Yesus (inti setiap firman adalah keselamatan).
Semua orang merindukan dan membutuhkan keselamatan. Oleh karena manusia menyadari keberadaan dirinya sebagai manusia yang berdosa, maka ia membutuhkan Allah yang dapat menyelamatkan. Untuk dapat datang kepada Allah yang menyelamatkan itu hanya ada satu jalan, yaitu jalan yang diberikan oleh Allah sendiri.
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh 14:6)
Akibat dari dosa yang harus ditanggung oleh manusia adalah:
1. Menolak dirinya (menyadari ketelanjangannya – Kej 3:10) sehingga antara kemauan, keinginan dengan realita sering bertolak belakang (antara tubuh dengan hati tidak serasi). Hal ini terbukti banyaknya orang yang menolak dirinya/keadaannya.
2. Manusia merasa terasing. Makluk yang diagungkan oleh Allah diantara makhluk yang lain begitu takut dengan Penciptanya (bersembunyi).
3. Saling menyalahkan sesamanya (Kej 3:12). Ketika diciptakan manusia dilambangkan sebagai bagian yang terpisah namun utuh, oleh karena itu hubungan manusia begitu dekat sehingga Hawa dikatakan diciptakan dari tulang rusuk Adam.
Adam menyalahkan Hawa, berarti Adam menyalahkan dirinya sendiri (hubungan yang murni dan tulus sudah hilang). Kalaupun antara tulang rusuk dan tubuh berhubungan tersebut karena kepentingan dan kebutuhan.
4. Saling bertentangan dengan makhluk lain (Kej 3:13) – Yesaya mengatakan (11:6-8) ‘makhluk-makhluk lain tidaklah buas, semua menjadi sahabat manusia’ - namun semua hubungan itu rusak karena dosa.
5. Memisahkan hubungan persaudaraan (Kej 4:8).
Jika kita melihat intinya, maka hakikat pengampunan bukan sekedar orang sakit disembuhkan:
1. Mengangkat orang yang terasing kembali ke masyarakat
- …datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya … Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir … pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam…” (Mat 8:1-4).
Menurut hukum Taurat, penyakit ini dianggap najis dan menjijikkan (dikucilkan dan diasingkan - tidak boleh berkumpul bersama/hidup dalam masyarakat dan tidak boleh berada di Bait Allah. Ketika Yesus menyembuhkan bukan sekedar jasmaninya saja tetapi lebih dari itu - terjadi pemulihan hubungan manusia dengan manusia dan dapat datang kembali ke Bait Allah.
- “… ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius (pemungut cukai) mengikuti Dia … (Mat 9:9-13).
Menurut hukum Taurat dan orang Yahudi pada waktu itu pemungut cukai adalah manusia yang paling berdosa (= dosa membunuh dan berzinah). Yesus memanggilnya untuk memberikan teladan agar kita berbuat baik kepada sesama dan tidak mengucilkan orang lain hanya berdasarkan kebenaran menurut diri kita sendiri.
Jadi kalau mengampuni seseorang tapi tetap mengasingkan orang tersebut, ini berarti sesungguhnya kita tidak menerima inti pengampunan dari Yesus (dalam jiwanya tidak ada pengampunan) - masih tetap berada dalam kebencian/merasa lebih baik daripada orang lain (kesombongan rohani). Sesungguhnya sikap seperti ini tidak berbeda dengan sikap yang dimiliki orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
2. Mengubah keadaan dari orang yang tak berguna menjadi orang yang berguna
- … ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, dosamu sudah diampuni.” (Mat 9:2).
Yesus memulihkan kondisi orang lumpuh dari orang tidak berguna menjadi orang yang berguna. Seringkali kita merasa tidak berguna (masih bergantung pada orang lain) meskipun sudah diampuni Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa kita hanya menerima bagian luar dari ajaran kekristenan.
3. Manusia berharga di mata-Nya
- …sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan … katanya dalam hati: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Mat 9: 20-22).
Menurut hukum Taurat ketika seorang wanita sedang haid (najis) tidak diperbolehkan datang ke Bait Allah (tidak boleh berdoa dan beribadah kepada Allah). Peristiwa seperti ini terjadi jika keadaan kekristenan hanya kulit luarnya saja dan tidak lagi menjadi filosofi hidup. Inti pengajaran kekristenan adalah kasih Kristus.
- …dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru…Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya? Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” (Mat 9:27).
Pemulihan terhadap harapan manusia menunjukkan bahwa manusia berharga dimata-Nya, yang dulu tidak punya arah hidup sekarang memiliki arah hidup.
Pada waktu kita punya arah hidup berarti kita menerima mujizat yang sama seperti seorang perempuan yang dua belas tahun lamanya menderita pendarahan dan dua orang buta yang kemudian dapat melihat mujizat.
4. Mengutamakan sisi kesatuan
- … pada hari Sabat … memetik gandum (Mat 12:1-2).
Yesus memberi makna baru bahwa kemanusiaan itu lebih penting daripada hukum-hukum Taurat yang dapat membinasakan manusia.
5. Pemulihan hubungan
- … membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. “Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”…Yesus berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang …”Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh 8:1-11).
Pengampunan Yesus menjadikan pelacur ini kembali memiliki harga diri dan hidup dengan baik. Inilah pengampunan sesungguhnya - hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam sekitarnya kembali dipulihkan.
(Sumber: Warta KPI TL No. 37/V/2007; Renungan KPI TL Tgl 15 Maret & 22 Maret 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).