Pages

Sabtu, 31 Oktober 2015

Menyerahkan Kemudi Kehidupan di Tangan Tuhan



Ada seorang pemuda yang bekerja dengan begitu baik pada sebuah perusahaan, sehingga dia diberi fasilitas kredit mobil. Pada liburan panjang dia ingin pulang ke kampung halamannya. Karena belum terlalu mahir menyetir mobil, dia mengajak seorang teman yang mahir menyetir mobil.

Kira-kira setengah perjalanan, tiba-tiba timbul keinginannya untuk menyetir mobil karena merasa jalanan sepi/aman. Akhirnya dia dan temannya bertukar tempat duduk. Temannya menyerahkan kemudi tersebut karena merasa bukan mobilnya.

Beberapa saat kemudian dia mengambil keputusan yang salah pada saat mendahului kendaraan di depannya. Tiba-tiba dari arah depan datang sebuah bis yang melaju dengan kencang. Karena belum terlalu mahir, dia  panik dan terjadi kecelakaan yang dahsyat (pemuda yang memiliki mobil itu meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit).

Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa ini:

Setiap kali kita ingin mengendalikan sendiri kehidupan ini, kita akan menjumpai kerusakan-kerusakan/menderita yang luar biasa dalam kehidupan ini. Jadi jangan sekali-kali bertukar tempat duduk meskipun hanya sebentar dalam mengemudikan kehidupan ini (berbahaya), karena akan terjadi kecelakaan yang berakibat fatal. 

Jadi serahkan kursi kemudi kehidupan pada ahlinya (Tuhan). Karena hanya Tuhanlah yang tahu bagaimana mengemudikan kehidupan kita dengan aman (tahu masa depan/tahu di belakang yang mengejar-ngejar kita). Karena orang stres bukan karena yang ada di depannya tetapi dibelakangnya. Misalnya: punya hutang banyak.

Memang menyerahkan kemudi kehidupan pada Tuhan Yesus tidak gampang, selalu ada konflik batin. Tetapi pada saat kita menyerahkan kemudi tersebut pada-Nya, kita akan merasakan sebuah perjalanan yang panjang berliku-liku/menderita tapi indah pada waktunya. 

Aku hidup, tapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Gal 2:19-20)

(Sumber: Warta KPI TL No. 37/V/2007; Renungan KPI TL Tgl 5 April 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).