Akar pahit kehidupan adalah sesuatu yang dahsyat seperti kanker yang amat ganas sebab dapat menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan orang lain.
Jika kita menelusuri sejarah kehidupan seseorang, ternyata tindakan brutal dan amoral terjadi, semuanya berasal dari akar pahit kehidupan yang tidak pernah dibereskan dengan benar.
Hitler – kekejaman yang pernah dilakukannya dengan membantai jutaan orang Yahudi, disebabkan karena dia memendam luka batin yang mendalam sejak masa kecil.
Charles Manson – pembantaian kejam yang dilakukannya berasal dari ketidaksukaan seorang produser rekaman terhadap musiknya. Karena kecewa Manson mengajak anggota keluarganya menyerang rumah produser tersebut. Akibatnya fatal, semua korban yang tewas ternyata bukan produser rekaman melainkan keluarga yang baru saja membeli rumah produser itu. Manson terkejut, tapi apa daya akar pahitnya telah membantai dan menghancurkan orang lain yang tidak mengetahui apa pun tentang persoalan yang dihadapi Manson.
Tidak hanya dalam dunia kejahatan akar pahit dapat melahap korbannya, tetapi di dalam kehidupan rohani pun akar pahit bisa bangkit melahap korbannya.
Jim Jones, pemimpin sekte People Temple yang berhasil membujuk umatnya untuk bunuh diri secara masal dengan minum sianida.
David Koresh yang menjadi korban dengan pengikutnya pada tragedi Waco di Amerika.
David dengan Children of God-nya yang telah mencemarkan moral pengikutnya.
Semuanya itu terjadi karena mereka memiliki akar pahit yang bermula dari kebencian akan kemunafikan di dalam gereja. Sayangnya kebencian itu menjadi pembenaran diri dan dendam yang mendalam akibatnya menghancurkan iman banyak orang.
Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang (Ibr 12: 15)
Marilah kita belajar dari seorang wanita di Florida yang diperkosa, ditembak di kepalanya, dianiaya di luar batas-batas prikemanusiaan dan ditinggal begitu saja supaya mati. Anehnya wanita itu tidak mati, tetapi luka-luka di kepalanya telah menyebabkan ia menjadi buta seumur hidupnya.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh sebuah stasiun televisi, pembawa acara menyimpulkan bahwa pasti hati wanita itu hancur oleh kebencian dan kepahitan yang luar biasa dan menderita luka batin yang tak terhapuskan seumur hidupnya.
Namun, tanggapan yang diberikan wanita itu sangat mengejutkan: “Oh, tidak, tidak! Pria itu hanya menghancurkan hidupku selama satu malam saja. Tidak lebih dari itu. Karena setelah itu aku tidak pernah mengizinkan diriku untuk memikirkannya lagi, walau barang sedetik pun.”
Di dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengikut Tuhan Yesus, pasti kita akan terus diserang oleh kepahitan-kepahitan yang ditimbulkan oleh perkataan dan perbuatan sesama kita.
Jika kita lengah, maka pikiran kita selalu digoda Iblis untuk mengingat peristiwa-peristiwa yang menyakitkan. Karena itu, janganlah biarkan kepahitan menguasai hidup kita, sehingga batin kita terhindar dari luka-luka.
Jika sesama kita menyakiti kita, ampunilah dia, sebab pengampunan adalah rahmat Tuhan bagi kita untuk dapat mengatasi kepahitan dan menghindari luka batin yang menghilangkan damai sejahtera itu.
(Sumber: Warta KPI TL No. 41/IX/2007; Awas Akar Pahit, Mansor Februari 2003 No. 59 Tahun V).