Tubuh - makan nasi, sayur dll.
Jiwa - semua yang bisa ditangkap oleh mata/telinga (panca indera), termasuk firman Tuhan. Apakah kita punya keberanian untuk mengatakan ‘tidak’ pada jiwa untuk tidak mau makan, makanan yang tidak sehat? Sehingga jiwa kita sehat!
Roh - hanya makan firman Tuhan (dapat membuat roh bertumbuh semakin dewasa), yang memampukan kita melakukan firman Tuhan dalam kehidupan ini.
Begitu banyak orang datang mencari kebenaran firman Tuhan bukan benar-benar mencari apa yang Yesus katakan dalam hidupnya, tetapi mencari Allah untuk kenyamanan dalam kehidupannya.
Motivasi hidup anak muda ada 5 C (hanya mencari kenikmatan saja, karena orang tuanya mendidik demikian – Bdk. Ams 4:3-4, 21, 23):
1. C – ondominium (apartemen).
2. C – ar (mobil).
3. C – redit Card (kartu kredit).
4. C – ountry Club Card (anggota klub).
5. C – ash (uang).
Dalam firman Tuhan juga diajarkan 5 C:
1. C - hristus (Kristus).
2. C - ommitment to the faith (komitmen terhadap iman) - menjadi pelaku firman bukan sebagai sebuah pengorbanan tetapi mengambil hak istimewa menjadi air pembasuh kaki buat orang-orang lain di sekeliling kita.
Pengorbanan = apa yang kita berikan pada Allah - kalau kita bilang ‘berkorban demi...’ - maka lama-lama kita akan frustasi.
Hak istimewa = apa yang Allah berikan untuk kita lakukan di dalam pelayanan kasih-Nya dengan sangkali diri dan pikul salib lalu mengikuti-ya.
3. C – ompassion (belas kasihan).
4. C – harity (kemurahan hati).
5. C – ross (salib).
Marilah kita belajar dari peristiwa mujizat perkawinan di Kana untuk dapat bertumbuh secara benar di dalam Tuhan.
... kehabisan anggur. ... tempayan untuk pembasuhan ... Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang (Yoh 2:1-11).
Masalah utama dalam perkawinan adalah kehabisan anggur (sebagai pelambang kehidupan dalam perkawinan); rasanya sudah seperti saudara, tidak ada luapan cinta kasih/hambar/pahit, seperti hidup di neraka - ada kesalahan dalam perkawinan.
Kenapa anggur yang dibuat Yesus justru berasal dari tempayan pembasuhan kaki? Air pembasuhan kaki biasanya tempatnya di tempayan, letaknya selalu di bawah dan fungsinya membersihkan debu-debu/kotoran kaki orang lain.
Masa pacaran dan bulan madu (anggurnya masih manis - biasanya terjadi penipuan besar-besaran); manis-manisnya dulu, lama kelamaan kelihatan aslinya (kecut).
Bagaimana caranya agar kita mampu menghadirkan anggur cinta kasih mulai dari bulan madu sampai ajal menjemput kita? Atau bagaimana caranya agar kita dapat menjadi air pembasuhan kaki bagi orang lain?
Kita harus mengerti jati diri kita/kita dipanggil sebagai apa dan mengizinkan Tuhan yang memegang kemudi kehidupan kita. Karena tak ada satu manusiapun yang sanggup menjadi air pembasuhan kaki bagi orang lain, kecuali Allah yang memberikan kemampuan itu (karena karakter/ego kita luar biasa).
Kalau kita mau menjadi pemenang (pelaku firman) dalam kehidupan ini, kita harus berjalan bersama Tuhan; pikiran kita tahu, tetapi kita mau melakukan meskipun tidak melihat perubahannya, karena kemuliaan ada di balik salib.
Menjadi air pembasuh kaki merupakan hak istimewa (karunia luar biasa) yang ditawarkan oleh Allah. Misalnya: Bunda Maria – mempunyai hak istimewa mengandung Putera Allah.
Ketika dia mau menerima hak istimewa itu maka dia masuk di dalam proses yang Allah lakukan dalam hidupnya, sehingga hidupnya dimuliakan Allah.
Kalau kita tidak mau menerima hak istimewa yang ditawarkan Allah, maka kita akan menjadi seperti ‘bonsai’ - tidak bertumbuh secara baik menjadi pelaku firman meskipun sudah lama mengikuti kegiatan rohani.
Yesus katakan: “Aku mau hadir dalam kehidupanmu, tetapi tidak bisa hadir secara fisik karena Aku sudah di sorga. Maukah engkau menjadi wakil-Ku/bejana-bejana kehidupan yang bisa Aku pakai untuk menjadi air pembasuh kaki?”
Kalau kita rindu hidup kita dipulihkan/menjadi anggur yang baik/manis, bersedialah kita dipakai oleh Allah menjadi air pembasuhan kaki yang terkadang tidak dihargai/tidak diperhitungkan orang?
Ketika kita bersedia membersihkan orang lain, kitapun dibersihkan dari berbuat sesuatu yang tidak benar (bong-ki-bul-gel-i-ma-ma) - Tuhan mengubah kita menjadi anggur yang manis, itulah hebatnya hukum Allah.
Kalau Yesus mau mati di kayu salib melakukan itu untuk kita, maukah kita dipakai Allah untuk menjadi air pembasuh kaki agar orang lain juga diselamatkan?
(Sumber: Warta KPI TL No. 37/V/2007; Renungan KPI TL Tgl 26 April 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).