Pages

Kamis, 29 Oktober 2015

Fokus Tuhan Yesus Dalam Kehidupan Manusia

Mujizat Yesus yang pertama kali di dalam pekawinan di Kana (Yoh 2:1-11). Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya. Kata Yesus: “... saat-Ku belum tiba.” 


Bagi Yesus selalu ada waktu/perhatian/prioritas untuk menyatakan mujizat di tengah-tengah keluarga – karena Bapa men-design keluarga (laki-laki dan perempuan).



Fokus Yesus pada keluarga juga terlihat ketika Dia melayani di bumi + 3,5 tahun - selalu menginap/mengajar/menyembuhkan di keluarga-keluarga.

Pola pelayanan ini juga menjadi pola pelayanan para murid di dalam gereja mula-mula. Setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul sambil memuji Allah dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (Kis 5:42; 2:47).

Kedatangan Yesus yang pertama kali ke dunia di dahului dengan Yohanes Pembaptis, yang mempunyai roh dan kuasa Elia (pengurapan Roh Kudus yang cara bekerjanya sama seperti dulu, yang pernah diterima Elia) untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar, sehingga banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka (Mat 11:11-15; Luk 1:15-17). 

Seperti apa umat yang layak itu? Salah satu ciri utamanya adalah keluarganya dipulihkan karena roh dan kuasa Elia.

Di akhir zaman, Tuhan rindu mencurahkan Roh-Nya kepada semua orang (Yl 2:28-29); gereja akan dipulihkan oleh Tuhan seperti jemaat perdana - pusat gerakan gereja di rumah – beribadah di rumah-rumah secara bergiliran selain di Bait Allah. Pelayanan model ini tidak akan pernah kekurangan pelayanan.

Strategis Iblis hancurkan gereja, tidak pada waktu kita pergi beribadah raya tetapi dia hancurkan rumah tangga (keluarga - suami/istri/anak-anak).

Kalau kita mau bertahan dalam badai gelombang akhir zaman (kerugian ekonomi/pemberontakan/penderitaan/perpecahan /narkoba/ pornografi) - beri waktu, perhatian dan komitmen lebih pada keluarga. Kalau terjadi suatu kekacauan dalam rumah tangga seperti ini bukan karena serangan iblis tapi akibat salah sistem dan perioritas, maka iblis mudah menyerang kita. Maka tentukan perioritas!

Peroritas melayani

1. Allah
2. Keluarga (ayah, ibu, anak)
3. Gereja/komunitas/lingkungan.

Kita harus mencintai gereja kita, melayani gereja, mengabdi kepada Tuhan melalui gereja tapi komitmen kita kepada keluarga harus di atas kepada gereja atau lembaga di mana kita melayani.

Hai istri tunduklah pada suamimu seperti kepada Tuhan (bukan karena terpaksa dari pada bertengkar/asal-asalan - lakukanlah dengan sukacita); Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat (tanpa syarat, kasihnya tidak pernah ditarik) (Ef 5:22-25).

(Sumber: Warta KPI TL No. 33/I/2007; Renungan KPI TL Tgl 30 November 2006, Dra Yovita Baskoro, MM).

Barang siapa ada di dalam kasih, 
ia ada di hadirat Allah
ada berkat yang berkelimpahan.