Buku itu mengandung unsur-unsur yang menarik bagi banyak pembaca: ketegangan, rahasia, teka-teki, roman dan suatu sugesti bahwa dunia ini tidak seperti yang tampak sekarang ini dan bahwa di balik sana ada kebenaran yang berusaha ditutup-tutupi oleh kekuasaan Gereja yang ada sekarang ini.
Pada mulanya umat manusia, selama beberapa milenia, menghayati suatu spiritualitas yang memiliki keseimbangan antara yang maskulin dan feminin, yaitu orang menghormati para dewi dan kuasa wanita. Inilah pesan Yesus.
Untuk itu Ia mengambil Maria Magdalena sebagai istri serta mempercayakan kepadanya kepemimpinan gerakannya itu. Maria mengandung anak mereka ketika Yesus disalibkan. Yesus bukan Allah, tetapi manusia biasa.
Petrus, karena iri hati terhadap peran Maria Magdalena, mengumpulkan kelompok lain yang berada di sekitar Yesus dengan tujuan untuk menghambat dan mengganti ajaran Yesus yang sejati dengan ajarannya sendiri, memalsukan Injil Yesus, sehingga Injil seperti yang kita kenal itu adalah rekaan Petrus dan kelompoknya, mendongkel Maria Magdalena dan menjadikan dirinya sendiri sebagai pemimpin kelompok itu. Maria Magdalena, karena kalah dari Petrus, terpaksa melarikan diri ke Perancis, di mana dia akhirnya mati.
Buku Da Vinci Code itu bukan hanya sekedar sebuah novel, melainkan sangat tendensius, yaitu ingin menyebarluaskan suatu ajaran sesat tentang kristianisme, bahkan tentang Yesus sendiri.
Lewat tokoh-tokoh fiktifnya sesungguhnya Brown mau menyatakan, bahwa seluruh sejarah kristiani, sesungguhnya adalah suatu pemalsuan belaka, yang ditulis oleh orang-orang yang bertekad mau menghilangkan “pesan asli” Yesus sendiri.
Para pembaca yang tidak memiliki iman yang teguh atau memiliki latar belakang tentang sejarah Gereja akan mudah terkecoh oleh klaim-klaim yang bergaya ilmiah.
Marilah kita lihat kebenarannya:
Sejak semula umat Kristen (Gereja Katolik) telah mengakui, bahwa Yesus dari Nasaret itu adalah Allah dan manusia sekaligus. Untuk memberikan kesaksian itu tidak terbilang jumlah para martir yang merelakan diri untuk mati dibunuh demi kesaksian itu, bukan dengan kepahitan, tetapi dengan gembira.
Dalam seluruh tradisi Kristen tidak pernah sekalipun disebut, bahwa Yesus itu pernah menikah, sebaliknya Dia hidup selibat demi Kerajaan Allah. Gereja, penyimpan Injil, yang dipimpin oleh Petrus, sangat menghargai Maria Magdalena sehingga dipandang sebagai seorang Santa besar, namun tidak dipuja sebagai seorang dewi.
Zaman kita ini adalah zaman kekacauan, bukan hanya dalam dunia, tetapi si Iblis juga berusaha menerobos masuk ke dalam jajaran Gereja. Itulah salah satu pesan Rahasia Ketiga Fatima yang disampaikan Bunda Maria kepada Lucia Santos.
Dengan berbagai macam cara, Iblis, melalui antek-anteknya berusaha menyesatkan orang, bahkan mereka yang percaya kepada Yesus, supaya menjadi bimbang dan goyah imannya.
Ada banyak jebakan-jebakan rohani yang membahayakan orang-orang yang tertarik pada Injil, mereka mengalami perubahan hidup, tetapi tidak cukup mendalam, sehingga mereka akan kembali lagi ke keadaan mereka semula. Marilah kita waspada terhadap hal ini!
(Sumber: Warta KPI TL No. 23/III/2006; Dusta Da Vinci Code, HDR Jan-Feb 2006 tahun X).