Pages

Jumat, 22 Mei 2020

“Virus” Fideisme di tengah wabah virus Corona



Di tengah wabah virus Corona ini, ada oknum-oknum orang beragama yang jatuh pada "fideisme". Apakah itu? Fideisme adalah kecenderungan yang merendahkan peranan akal budi dalam menguji tuntutan-tuntutan keagamaan

Kaum fideisme terlalu menekankan keputusan bebas iman (Kamus Teologi, Gerard OC & Edward G. Farrugia). Mereka tidak memperhitungkan terang akal budi dan tidak mendengarkan aspek-aspek lain, atau tidak mengikuti ilmu-ilmu dan tanda-tanda zaman. Kaum fideisme hanya menerima dan percaya pada pembenaran atas dasar iman versi mereka, dan tidak menerima pertimbangan-pertimbangan dari terang akal budi. 

Mereka memakai tafsiran dan ayat-ayat kesukaan mereka untuk membenarkan cara beriman mereka. Kaum fideisme sesungguhnya bukan beriman kepada Allah sang Kebenaran sejati, tetapi justru “mengimani” keinginan dan tafsiran versi mereka sendiri. Kaum fideisme ini justru memberi beban: menyebarkan virus corona, tidak memperhitungkan keselamatan jiwa dan raga orang-orang sekitarnya. 

Orang beriman sejati adalah mereka yang menjadikan iman tidak bertentangan dengan akal budi. Iman dan akal budi bagaikan dua sayap yang mengangkat jiwa manusia masuk dalam kontemplasi permenungan kebenaran karena Tuhan telah menempatkan dalam hati manusia kehendak untuk mengetahui kebenaran (Fides et Ratio/Iman dan Akal Budi, Yohanes Paulus II). 

Marilah kita tetap tenang menghadapi wabah Virus Corona, jangan panik, janganlah kita kehilangan iman, kita manusia yang berpengharapan akan kuasa Allah, sambil kita menyadari bahwa akal budi manusia ikut serta mencegah Virus Corona itu untuk tidak tersebar ke mana-mana. Mari kita mengikuti arahan pemerintah dan Gereja. 

[Baca jugaPerlindungan Allah]

(Sumber: Warta KPI TL No.. 181/V/2020 » Pastor Postinus Gulö, OSC).