Sebuah refleksi yang memberikan pencerahan iman
Mobil pribadi tak lagi beranjak dari garasi. Jet pribadipun terparkir rapi di bandara. Lalu lintas udara telah ditutup. Masing-masing negara fokus untuk merawat warganya, berperang melawan musuh kecil yang tak terlihat.
Setiap manusia terkurung dalam kamarnya. Pakaian dari designer terkenal, sepatu dan jam bermerek, minyak wangi dan seonggok alat make up kehilangan artinya, tergeletak tak berguna.
Tak ada lagi meeting mendadak ataupun bisnis meeting yang menyita waktu sehingga sering kali kita tak punya lagi waktu untuk keluarga dan untuk Tuhan.
Tak ada lagi pesta yang harus dihadiri, tak ada lagi nonton bareng, tak ada pula tongkrongan di cafe, tak ada lagi arak-arakan dan hura-hura pesta, pertunjukan seni/pameran-pameran, bahkan uang pun terhenti di bank, semua tak ada arti.
Bahkan hall gereja yang megah dan mahal pun sekarang kosong, tiba waktunya setiap orang menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran di dalam hati.
Yang kita butuhkan hanya makanan dan udara untuk di hirup, kita hanya ingin hidup. Selebihnya menjadi tidak penting lagi. Dunia tak pernah melihat kesombongan narsis seperti di jaman ini!
Kabar baiknya: kita diberikan 1 kesempatan lagi untuk introspeksi, melihat kedalam diri, bertanya kepada Tuhan: "Kenapa Tuhan membiarkan saya hidup?" Untuk bersuka-suka atau untuk membeli mobil barukah? Atau mungkin untuk menyelesaikan pendidikan sarjana? Mari mawas diri, intropeksi kedalam dengan khusyuk.
- Apakah tujuan hidupku sekarang? Apakah tujuan hidupku setelah pandemi Covid 19?
- Mengapa Tuhan menyelamatkan aku dan mengijinkan yang lain mati?
- Manfaat apa yang harus kubawa untuk sesamaku manusia, apa yang harus kulakukan dengan sisa hidupku untuk Tuhan sehingga Tuhan memberikan ku satu kesempatan lagi?
*Mari kita berdoa dan bertobat. Membuat komitmen baru untuk menjalani hidup ini dengan lebih berarti, bisa bermanfaat untuk Semua.