Jumat, 24 Januari 2020

20.49 -

1 Sam 9:1-4, 17-19; 10:1a

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Sabtu, 18 Januari 2020: Hari Biasa I - Tahun A/II (Hijau)
Bacaan: 1 Sam 9:1-4, 17-19; 10:1a; Mzm 21:2-3, 4-5, 6-7; Mrk 2:13-17


(1) Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kish bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah, seorang suku Benyamin, seorang yang berada. Orang ini ada anaknya laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak ada seorang pun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.

(2A) Kish, ayah Saul itu, kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kish kepada Saul, anaknya: "Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu." Lalu mereka berjalan melalui pegunungan Efraim; juga mereka berjalan melalui tanah Salisa, tetapi tidak menemuinya. Kemudian mereka berjalan melalui tanah Sahalim, tetapi keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka berjalan melalui tanah Benyamin, tetapi tidak menemuinya.

(2B) Ketika Samuel melihat Saul, maka berfirmanlah Tuhan kepadanya: "Inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; orang ini akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku."

(2C) Dalam pada itu Saul, datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang dan berkata: "Maaf, di mana rumah pelihat itu?" Jawab Samuel kepada Saul, katanya: "Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku ke bukit. Hari ini kamu makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu.

(2D) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.


Renungan


1. Percayalah pada  rencana-Nya

Tiada orang yang mengerti apa yang akan terjadi hari esok (Yak. 4:14).

(1) Siapa sangka Tuhan akan memilih orang seperti Saul untuk menjadi raja atas Israel (1 Sam 21 》 suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel, kaum yang paling hina dari suku Benyamin).

(2AB) Dia merancang pertemuan Saul dengan Samuel lewat peristiwa yang khusus. Saul TAAT pada perintah ayahnya. Karena tak kunjung menemukan apa yang dicari, ia kemudian hendak meminta petunjuk seorang abdi Allah. PADA SAAT YANG SAMA Allah mengutus Samuel dengan tujuan yang jelas. (2CD) Walau setengah percaya, Saul mengikuti Samuel dan Samuel menyatakan penghormatannya kepada Saul dengan memberi tempat terhormat dalam suatu perjamuan (1 Sam 9:24).

Seringkali dalam hidup ini kita merasa kecil, lemah, miskin, dan hina. Pada saat itu kita merasa rendah diri dan tidak berarti. Bahkan kita bertanya-tanya dalam hati, apakah yang akan terjadi pada diriku esok? Apakah keadaanku nanti akan lebih baik? Apakah aku akan berhasil suatu saat nanti? Hal ini bisa menimbulkan kekuatiran, kecemasan dan ketakutan. Namun kita perlu mengerti bahwa Tuhan merancang orang percaya untuk masa depan yang penuh harapan dan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan (Yer 29:11).

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati kita. Tetapi KITA TIDAK DAPAT MENYELAMI PEKERJAAN YANG DILAKUKAN ALLAH dari awal sampai akhir (Pkh 3:11).

Jika kita TAAT pada-Nya, niscaya DIA AKAN MEMBERKATI KITA. Allah adalah Bapa yang sangat baik bagi kita. Mari percayakan hidup kita ke dalam tangan-Nya.