Jumat, 24 Januari 2020

Mata yang tertuju pada Yesus



Apakah kita rindu mempunyai kehidupan yang luar biasa? Apakah kita rindu mengalami Kerajaan Allah? 

[Kamus Alkitab » Pemerintahan Alah sebagai Raja yang hendak melaksanakan di sorga maupun di bumi. Dengan kedatangan Yesus Kerajaan Allah sudah dekat (Mat 4:17), bahkan berada "di antara kamu" (Luk 17:21); 1 Kor 4:20 » Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa; Yoh 1:12 » diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; Rm 14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus]. 

Syarat untuk naik ke level yang lebih tinggi dalam kehidupan rohani dan dapat membawa jiwa-jiwa kepada-Nya: 

1. Kita harus menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia (Ibr 12:1-2). 

Pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil (1 Kor 1: 18, 24, 30, 21) . 

Oleh karena “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Rm 10:17) maka firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu (Yak 1:21). 

2. Membangun relasi dengan Tuhan melalui doa dan membaca/mendengarkan firman Tuhan. Ketika kita membangun relasi dengan-Nya, kita akan tahu kehendak-Nya (1 Tim 2:4 » semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran). Ketika kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus (Flp 2:5), maka kita dapat berjalan sesuai dengan panggilan kita, yaitu: memperoleh berkat dan memberkati (1 Ptr 3:9) 

Mata Tuhan sedang tertuju kepada kita, Dia hendak mengajar dan menunjukkan kepada kita jalan yang harus kita tempuh; Dia hendak memberi nasihat (Mzm 32:8), agar kita bisa dipakai sebagai alat-Nya untuk menyatakan kasih dan kuasa-Nya kepada dunia. 

Respon kita: Kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita (Mzm 123:1-2), mata kita memandang terus ke depan dan tatapan mata kita tetap ke muka. Menempuh jalan yang rata dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, menjauhkanlah kaki kita dari kejahatan (Ams 4:25-27). 

Ada dua jenis mata dalam memandang kehidupan: 

1. Mata lalat » tidak tertarik pada harum dan keindahan bunga. Orang jahat tidak tertarik pada hal-hal yang baik, sebaliknya bila ada hal-hal yang jahat, menyakitkan, gosip, bohong, permusuhan, mereka menjadi begitu bersemangat untuk menyebarkannya tanpa berpikir panjang. 

2. Mata lebah » tidak tertarik pada kotoran. Orang baik tidak tertarik dan tidak mau merespon akan hal-hal yang buruk, menyakiti, isu yang tak jelas, semua yang berbau kejahatan, yang sekalipun nampak sekilas baik dan benar. 

Apa yang dipikirkan menghasilkan apa yang dilihat, dan apa yang dilihat akan menghasilkan apa yang diperoleh. Hidup ini sangat tergantung dengan hati dan pikiran. Jika hati dan pikiran selalu negatif, maka apa saja yang dilihat akan selalu negatif dan hasilnya adalah penderitaan, sakit hati, kecewa dan iri hati. 

Ingin bahagia? Mulailah dengan hati dan pikiran yang selalu positif, maka apa saja yang dilihat akan selalu positif dan hasilnya adalah kebahagiaan, sukacita, dan damai sejahtera. 

Jika kita seperti lebah yang menghasilkan madu, maka orang-orang disekeliling kita juga akan mencicipi manisnya madu. Tapi jika kita seperti lalat, maka kuman yang kita tebarkan juga akan mencelakakan orang lain. 

Ketika kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus (Flp 2:5), maka kita juga mempunyai mata lebah seperti Yesus, tidak mengingat masa lalu yang kelam dari seseorang, sehingga orang tersebut bertobat dari dosanya, ia diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran seperti Maria (Yoh 12:3; Luk 7:37-38; 1 Tim 2:4). 

Ada dua hal yang penting yang harus kita lakukan agar mata kita senantiasa tertuju kepada Tuhan: 

1. Jangan padamkan kasih 

Seperti halnya sepasang kekasih yang dipenuhi oleh hasrat cinta, maka mata mereka saling memandang. Ini adalah suatu moment yang sangat mengesankan dan membuat keintiman di antara mereka akan semakin dalam. 

Demikian juga antara kita dengan Tuhan, hasrat kita akan Tuhan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan dan akan membuat kita semakin haus dan lapar akan kebenaran, sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm12:2). 

2. Fokus pada tujuan 

Apa yang membuat Allah berkenan kepada Yesus? (Mat 3:17; 17:5). Karena mata Yesus tertuju kepada Bapa, Ia melakukan kehendak Bapa yang mengutus-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak (Yoh 4:34; 5:19). 

Ketika mata kita terus tertuju kepada Tuhan maka pewahyuan demi pewahyuan akan terus mengalir mempertajam visi, membuat kita semakin mengenal pribadi-Nya, tuntunan Tuhan semakin jelas kepada kita sehingga kita bisa melakukan seperti yang Yesus lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu (Yoh 14:12) 

Jadi, orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Yes 40:31). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 177/I/2020 » Renungan KPI TL Tgl 28 November 2019, Dra Yovita Baskoro, MM).