Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Rabu, 2 Mei 2018: PW St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 15:1-6; Mzm 122:1-2, 3-4a, 4b-5; Yoh 15:1-8; RUybs.
Minggu, 29 April 2018: Hari Minggu Paskah V - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 9:26-31; Mzm 22:26b-27, 28, 30, 31-32; 1 Yoh 3:18-24; Yoh 15:1-8
Minggu, 29 April 2018: Hari Minggu Paskah V - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 9:26-31; Mzm 22:26b-27, 28, 30, 31-32; 1 Yoh 3:18-24; Yoh 15:1-8
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Renungan
1. Berbuah kekudusan
Ranting selalu menempel dan menyatu dengan pokok pohon, sehingga bisa berbuah. Berbuah yang dimaksudkan dalam Injil hari ini adalah kekudusan suatu kehidupan yang menghasilkan buah karena persatuannya dengan Kristus (KGK 2074).
Berkat Sakramen Pembaptisan, kita telah menyatu padu dengan Yesus, sang pokok anggur. Kualitas hidup kita diukur dari kualitas relasi yang intensif dengan Yesus.
Oleh karena itu, janganlah memisahkan diri dari Yesus. Sebab, terpisah dari Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa; kita tidak berbuah kekudusan.
2. Membangun relasi yang intim dan akrab
Dengan menjadi seorang Kristen, pertama-tama kita diundang untuk membangun relasi dan keakraban dengan Tuhan, sebagai hal yang paling mendasar dalam kehidupan rohani seseorang.
Dalam membangun relasi, hal yang paling mendasar adalah suatu perjumpaan. Tanpa perjumpaan, relasi tak akan pernah terjadi. Dalam "doa" kita berjumpa dengan Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya.
Membangun relasi yang intim dan akrab diperlukan juga pengenalan yang mendalam, bukan hanya pengenalan yang supervisial. Bagaimana kita dapat mengenal Yesus lebih dalam? Tidak ada cara lain untuk mengenal Yesus lebih dalam selain "membaca dan merenungkan Kitab Suci" dengan setia.
Dengan merayakan "Sakramen-sakramen Gereja", terutama Sakramen Ekaristi dan Rekonsiliasi, kita akan mengalami perjumpaan dengan Yesus sendiri secara pribadi.
Semoga relasi kita dengan Tuhan makin hari makin intim dan akrab sehingga hidup kita akan berbuah manis. Buah manis itu akan dapat dinikmati oleh orang-orang yang ada di sekitar kita. Dengan demikian, mereka akan memuliakan Bapa kita yang ada di sorga dan kita pun pantas disebut murid-murid-Nya.