Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 24 April 2018: Hari Biasa Pekan IV Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 11:19-26; Mzm 87:1-3, 4-5, 6-7; Yoh 10:22-30
Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."
Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-ku.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (*) Aku dan Bapa adalah satu."
Renungan
1. Mengenal kehendak Allah
Orang-orang Yahudi sudah lelah berada di bawah penjajahan bangsa Romawi. Mereka amat menantikan hadirnya seorang Mesias yang akan membebaskan mereka dari penjajah Romawi itu. Namun jawaban yang keluar dari bibir Yesus adalah “(*).”
Jawaban Yesus tersebut sama artinya dengan mengatakan bahwa Diri-Nya adalah Allah. Karena jawaban Yesus ini, mereka bukan saja amat kecewa, tetapi juga tersinggung dan marah.
Seringkali pikiran manusia berbeda dengan pikiran Allah. Manusia memang tidak bisa dilarang untuk menjadi kecewa, namun dilain pihak manusia diundang untuk makin mengenal Allah sehingga makin mengenal kehendak-Nya atas diri kita.