Asal mula untaian Rosario
Praktik berdoa dengan untaian manik-manik sudah ada bahkan sebelum zaman Yesus, di mana umat Hindu dan Budha sudah melakukan praktik ini dengan “japamala” tradisi ini pun digunakan rahib Kristen abad awal hingga nanti menjadi “komboskini” dan “rosario”. Selanjutnya, praktik ini juga dilakukan umat Islam dengan “tasbih.
Untaian ini berfungsi untuk menuntun seseorang dalam menghitung doa yang didaraskan. Bahan yang digunakan cukup beragam, mulai dari baru, kerang, kayu, biji-bijian, tali yang disimpul, dan plastik di zaman modern.
Rosario, dari bahasa Latin rosarium (karangan mawar), yang dimaksudkan sebagai persembahan mawar bagi Bunda Maria, memiliki cerita dan perkembangan yang sangat panjang hingga kita kenal saat ini.
Abad III – Rahib Kristen Purba memakai batu yang dimasukkan dalam kantong satu persatu untuk menghitung pendarasan 150 Mazmur. Umat juga mau meniru doa para Rahib itu, karena tak hapal Mazmur, mereka berdoa 150 Bapa Kami dibantu untaian manik-manik sederhana. Di masa kini, doa Salam Maria juga berkembang sebatas salam dari Malaikat Gabriel (Angelic Salutation, Luk 1:28).
Tahun 1214 – St. Dominikus de Guzman, pendiri Ordo Dominikan, mendapat penglihatan dari Bunda Maria dan menerima rangkaian Rosario untuk mempertobatkan bidah Albigensian di Eropa. Bunda Maria menganjurkan suatu rangkaian Salam Maria diwartakan.
Abad XV – Henry dari Kalkar, seorang biarawan Kartusian, membagi 150 Salam Maria menjadi 15 dekade (persepuluh) dengan Bapa Kami diantara tiap dekade. Dominikus dari Prussia, biarawan Kartusian lain, memperkenalkan 3 misteri, yaitu gembira, sedih dan mulia.
Tahun 1568 – Doa Salam Maria versi lengkap yang kita kenal saat ini mendapat pengesahan Takhta Suci.
Tahun 1573 – Paus Gregorius menetapkan 7 Oktober sebagai Pesta Santa Perawan Maria, Ratu Rosario.
Pesta Bunda Maria Ratu Rosari tanggal 7 Oktober dirayakan untuk memperingati kemenangan di Lepanto (1571) ketika armada laut Kristen mengalahkan armada Turki yang mengancam pantai negara-negara Kristen di seluruh Laut Tengah. Pada waktu itu seluruh umat Kristen berdoa rosario supaya mereka dibebaskan dari ancaman musuh yang akan membunuh atau menjual mereka yang ditawan ke dalam perbudakan.
Pada masa Paus Pius V mencapai tahta St. Petrus, Gereja sedang dilanda bahaya besar dari Timur yang mengancam untuk memusnahkan Kristianitas di seluruh Eropa. Kaum Muslim sangat kuat dan agresif. Bapa Suci memberi peringatan kepada para raja dan pangeran di Eropa mengenai situasi bahaya yang sedang mengancam, namun tak seorang pun yang mempedulikannya.
Ketika Jenderal La Valette yang hebat itu mempertahankan Malta dari serangan bangsa Moor, tak seorang pun yang membantunya kecuali Paus Pius V yang mengirimkan uang dari bendahara Vatikan untuk mempertahankan benteng yang penting itu. Ketika ia dikalahkan, Soliman II, Raja Turki mempersalahkan Paus dan menyatakan perang kepada Italia, mengancam akan menghancurkan setiap kota yang berada di tepi pantai.
Menghadapi ancaman demikian, Bapa Suci memerintahkan setiap Gereja di Italia untuk mengadakan devosi 40 jam. Soliman mentertawakan cara perlawanan seperti itu, tapi 3 hari kemudian, ia wafat.
Kebebasan Italia hanya singkat saja karena raja yang baru, Raja Salin dari Sot memutuskan menjadikan Italia bagian dari kerajaannya. Kembali Bapa Suci memohon pada para penguasa di Eropa, tapi pesannya tidak juga dihiraukan dan tidak dijawab. Para utusan yang diutusnya tidak pula diterima. Hanya seorang pangeran muda dari Austria yang menjawab permohonannya. Don John dari Austria. Orang muda ini menawarkan bantuannya kepada Bapa Suci.
Meskipun Don John belum berpengalaman, Paus Pius V mengangkatnya sebagai kepala dari ekspedisi laut yang sedang dipersiapkannya untuk melawan bangsa Turki dalam mempertahankan Italia.
“Pergilah anakku, karena aku tahu Tuhan akan memberimu kemenangan. Rosario akan menjadi keselamatan bagi kita!”
Bapa Suci kemudian memberkati kapal-kapal dan seluruh armada diletakkan di bawah perlindungan Ratu Rosario yang Amat Suci. Semua yang ada di kapal menerima komuni kudus setiap hari dan berdoa rosario berkali-kali dalam sehari.
Para imam di Italia mengumpulkan umatnya dan semuanya diminta berdoa rosario. Paus masuk kapel pribadinya dan tinggal di sana terus-menerus.
Tahun 1571, sebuah armada Turki yang luar biasa besar berlayar menuju Eropa. Sasarannya menaklukkan Kota Abadi Roma. Dari Barat dikerahkan sebuah armada kecil yang sederhana persenjataannya. Pasukan pilihan gabungan Spanyol, Venesia, dan pasukan kepausan disiapkan di Pantai Lepanto dekat Yunani. Dalam La Real yang berbendera Spanyol, Don John dari Austria tak dapat menghindar dari kapal Turki yang membawa komando tertinggi Sultan Ali Pasha. Hari itu 7 Oktober 1571.
Don John baru saja keluar ke laut lepas ketika ia bertemu dengan pasukan kapal induk Turki yang hebat : 330 kapal. Ketika kedua armada itu saling berhadapan, Don John menyuruh anak buahnya berdoa rosario. Mereka memegang senjatanya sambil berdoa rosario yang ada di tangan mereka. Mereka bahkan tetap berdoa selama pertempuran memuncak.
Dan sungguh amat mengherankan, satu demi satu perahu armada Turki itu tenggelam ditelan ombak dan gelombang sedangkan perahu-perahu orang Kristen tetap tidak mengalami kerusakan apa pun.
Ketika Salin dari Sot menyadari bahwa ia sedang bertempur melawan lebih dari sekedar armada musuh yang kecil, ia melarikan diri ketakutan di hadapan Allah orang Kristen dan Ratu umat Katolik.
Pertempuran Lepanto yang bersejarah itu terjadi pada siang hari minggu pertama bulan Oktober. Tiba-tiba Paus bangkit dari doanya dan memanggil mereka yang berada di sekitarnya. “Cepat kemari! Ini bukan waktunya untuk bekerja. Marilah kita bersyukur kepada Allah yang maha kuasa karena armada laut kita telah memperoleh kemenangan yang besar!”
Dari sudut pandang sebagai manusia, kemenangan itu adalah sesuatu yang mustahil. Waktu itu pimpinan Gereja tertinggi adalah Paus Santo Pius V. Beliaulah yang memanggil semua orang Katolik untuk memohon bantuan Bunda Allah dan menggempur surga dengan rosario tanpa henti. Umat Katolik menanggapi seruan Paus selama pertempuran berlangsung.
Dalam saat-saat kritis, saat pertempuran berat sebelah dengan armada Kristen yang tak berdaya karena jumlahnya jauh amat kecil, tiba-tiba angin yang amat besar bertiup ke jurusan armada Turki. Armada yang kuat itu berantakan tenggelam, kapal pecah.
Seharusnya berita itu baru sampai di Roma beberapa hari kemudian, tapi aneh, Paus justru yang memberi kabar ketika pada suatu pertemuan, tiba-tiba ia berkata : “marilah kita mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Allah, kemenangan sudah kita capai!”
Dua minggu kemudian Don John tiba di Roma membawa berita gembira tersebut. Isinya mengenai kemenangan yang terjadi tepat pada saat Paus mengumumkannya di Roma pada tanggal 7 Oktober 1571. Satu hari penuh dipersembahkan untuk menghormati Bunda dari semua kemenangan.
Tahun 1917 – Bunda Maria menampakkan diri kepada 3 anak gembala di Fatima, Portugal, memperkenalkan diri sebagai Ratu Rosario, dan meminta menambahkan Doa Fatima (Ya Yesus ...) di tiap akhir dekade Rosario.
Pesta Bunda Maria Ratu Rosari tanggal 7 Oktober dirayakan untuk memperingati kemenangan di Lepanto (1571) ketika armada laut Kristen mengalahkan armada Turki yang mengancam pantai negara-negara Kristen di seluruh Laut Tengah. Pada waktu itu seluruh umat Kristen berdoa rosario supaya mereka dibebaskan dari ancaman musuh yang akan membunuh atau menjual mereka yang ditawan ke dalam perbudakan.
Pada masa Paus Pius V mencapai tahta St. Petrus, Gereja sedang dilanda bahaya besar dari Timur yang mengancam untuk memusnahkan Kristianitas di seluruh Eropa. Kaum Muslim sangat kuat dan agresif. Bapa Suci memberi peringatan kepada para raja dan pangeran di Eropa mengenai situasi bahaya yang sedang mengancam, namun tak seorang pun yang mempedulikannya.
Ketika Jenderal La Valette yang hebat itu mempertahankan Malta dari serangan bangsa Moor, tak seorang pun yang membantunya kecuali Paus Pius V yang mengirimkan uang dari bendahara Vatikan untuk mempertahankan benteng yang penting itu. Ketika ia dikalahkan, Soliman II, Raja Turki mempersalahkan Paus dan menyatakan perang kepada Italia, mengancam akan menghancurkan setiap kota yang berada di tepi pantai.
Menghadapi ancaman demikian, Bapa Suci memerintahkan setiap Gereja di Italia untuk mengadakan devosi 40 jam. Soliman mentertawakan cara perlawanan seperti itu, tapi 3 hari kemudian, ia wafat.
Kebebasan Italia hanya singkat saja karena raja yang baru, Raja Salin dari Sot memutuskan menjadikan Italia bagian dari kerajaannya. Kembali Bapa Suci memohon pada para penguasa di Eropa, tapi pesannya tidak juga dihiraukan dan tidak dijawab. Para utusan yang diutusnya tidak pula diterima. Hanya seorang pangeran muda dari Austria yang menjawab permohonannya. Don John dari Austria. Orang muda ini menawarkan bantuannya kepada Bapa Suci.
Meskipun Don John belum berpengalaman, Paus Pius V mengangkatnya sebagai kepala dari ekspedisi laut yang sedang dipersiapkannya untuk melawan bangsa Turki dalam mempertahankan Italia.
“Pergilah anakku, karena aku tahu Tuhan akan memberimu kemenangan. Rosario akan menjadi keselamatan bagi kita!”
Bapa Suci kemudian memberkati kapal-kapal dan seluruh armada diletakkan di bawah perlindungan Ratu Rosario yang Amat Suci. Semua yang ada di kapal menerima komuni kudus setiap hari dan berdoa rosario berkali-kali dalam sehari.
Para imam di Italia mengumpulkan umatnya dan semuanya diminta berdoa rosario. Paus masuk kapel pribadinya dan tinggal di sana terus-menerus.
Tahun 1571, sebuah armada Turki yang luar biasa besar berlayar menuju Eropa. Sasarannya menaklukkan Kota Abadi Roma. Dari Barat dikerahkan sebuah armada kecil yang sederhana persenjataannya. Pasukan pilihan gabungan Spanyol, Venesia, dan pasukan kepausan disiapkan di Pantai Lepanto dekat Yunani. Dalam La Real yang berbendera Spanyol, Don John dari Austria tak dapat menghindar dari kapal Turki yang membawa komando tertinggi Sultan Ali Pasha. Hari itu 7 Oktober 1571.
Don John baru saja keluar ke laut lepas ketika ia bertemu dengan pasukan kapal induk Turki yang hebat : 330 kapal. Ketika kedua armada itu saling berhadapan, Don John menyuruh anak buahnya berdoa rosario. Mereka memegang senjatanya sambil berdoa rosario yang ada di tangan mereka. Mereka bahkan tetap berdoa selama pertempuran memuncak.
Dan sungguh amat mengherankan, satu demi satu perahu armada Turki itu tenggelam ditelan ombak dan gelombang sedangkan perahu-perahu orang Kristen tetap tidak mengalami kerusakan apa pun.
Ketika Salin dari Sot menyadari bahwa ia sedang bertempur melawan lebih dari sekedar armada musuh yang kecil, ia melarikan diri ketakutan di hadapan Allah orang Kristen dan Ratu umat Katolik.
Pertempuran Lepanto yang bersejarah itu terjadi pada siang hari minggu pertama bulan Oktober. Tiba-tiba Paus bangkit dari doanya dan memanggil mereka yang berada di sekitarnya. “Cepat kemari! Ini bukan waktunya untuk bekerja. Marilah kita bersyukur kepada Allah yang maha kuasa karena armada laut kita telah memperoleh kemenangan yang besar!”
Dari sudut pandang sebagai manusia, kemenangan itu adalah sesuatu yang mustahil. Waktu itu pimpinan Gereja tertinggi adalah Paus Santo Pius V. Beliaulah yang memanggil semua orang Katolik untuk memohon bantuan Bunda Allah dan menggempur surga dengan rosario tanpa henti. Umat Katolik menanggapi seruan Paus selama pertempuran berlangsung.
Dalam saat-saat kritis, saat pertempuran berat sebelah dengan armada Kristen yang tak berdaya karena jumlahnya jauh amat kecil, tiba-tiba angin yang amat besar bertiup ke jurusan armada Turki. Armada yang kuat itu berantakan tenggelam, kapal pecah.
Seharusnya berita itu baru sampai di Roma beberapa hari kemudian, tapi aneh, Paus justru yang memberi kabar ketika pada suatu pertemuan, tiba-tiba ia berkata : “marilah kita mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Allah, kemenangan sudah kita capai!”
Dua minggu kemudian Don John tiba di Roma membawa berita gembira tersebut. Isinya mengenai kemenangan yang terjadi tepat pada saat Paus mengumumkannya di Roma pada tanggal 7 Oktober 1571. Satu hari penuh dipersembahkan untuk menghormati Bunda dari semua kemenangan.
[Baca juga: Rahasia Rosario]
Tahun 2002 – Paus St. Yohanes Paulus II menambahkan Misteri Terang dalam Rosario, berfokus pada karya Yesus selama di dunia.
Itulah sekilas kronologi perkembangan Rosario yang kita kenal saat ini dan menjadi salah satu devosi terindah dan terpopuler Gereja. Kalau mau kita sadari, dengan mendoakan semua peristiwa Rosario, kita sudah mendalami misteri seluruh hidup Yesus dan Maria, sang Bunda Allah.
Rosario Misi untuk Dunia
Rosario Hidup berawal pada tahun 1826. Pendiri Serikat Pengembangan Iman, Pauline Marie Jaricot menginginkan, agar doa rosario mendukung karya evangelisasi di seluruh dunia. Ia mengorganisir “Kelompok Limabelas” – kelompok doa yang beranggotakan 15 orang. Setiap hari masing-masing anggota kelompok tersebut berkewajiban untuk merenungkan dan mendoakan misteri Rosario yang dipilihnya.
Dengan cara ini, anggota kelompok Rosario Hidup mempersatukan diri dalam doa dengan semua orang di seluruh dunia. “15 batu bara: Satu berkobar, tiga atau empat menyala, yang lainnya tetap dingin, tetapi kalau semuanya terkumpul, akan menjadi nyala api yang berkobar! Inilah semangat Rosario Hidup yang tepat”. Gerakan Rosario Hidup direstui oleh Paus Gregorius XVI.
Pada tahun 50-an semangat misi Rosario Hidup dibaharui kembali oleh Uskup Agung Fulton J. Sheen, Direktur Serikat Kepausan untuk Pengembangan Iman di Amerika Serikat. Beliau menghendaki, agar semua umat kristiani berdoa bagi intensi Gereja seluruh dunia. Oleh karena itu, setiap peristiwa Rosario mempunyai warna berbeda yang melambangkan salah satu benua: warna hijau - Afrika (mengacu kepada hutan tropis Afrika yang hijau), warna merah - Amerika (simbol warna kulit suku bangsa Indian, asal-usul penduduk Amerika), warna putih - Eropa (dan Bapa Suci di Vatikan) (merujuk pada warna kulit orang Eropa), warna biru – Oseania dan Australia (menggambarkan Samudera Pasifik, di mana tersebar banyak pulau), warna kuning – Asia (mengingatkan penduduk Asia, yang terbanyak di dunia).
Maria misionaris yang pertama
St. Yohanes Paulus II mengatakan: “Maria misionaris yang pertama, ibu dan penolong bagi semua pewarta Injil.”
Maria adalah misionaris pertama, sebab Maria telah diinjili, artinya, kepadanya telah diwartakan Kabar Gembira oleh Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus dengan perantaraan Malaikat Gabriel.
Maria menanggapi warta gembira itu dengan berkata: “Sesungguhnya, aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38). Maria menyatakan dirinya siap bekerja sama dengan Allah Bapa, dengan Yesus dan dengan Roh Kudus untuk menyelamatkan dunia.
Injil dan tradisi mencatat beberapa perjalanan misioner Maria
Perjalanan ke pegunungan Yehuda: Maria membawa Yesus kepada Elisabet saudarinya dan Yohanes Pembaptis bergejolak di dalam kandungannya (Luk 1:39-45)
Perjalanan ke Betlehem: Maria bersama St. Yusuf membawa Yesus ke Betlehem dan setelah lahir diperkenalkan-Nya kepada para gembala yang mewakili bangsa Yahudi dan orang-orang Majus dari Timur yang mewakili bangsa-bangsa bukan dari Yahudi (Luk 2:8; Mat 2:11).
Perjalanan ke Afrika: Maria bersama St. Yusuf membawa Yesus mengungsi ke Afrika (Mesir), yang menjadi “Tanah Air Yesus yang kedua” (Paus Paulus VI) (Mat 2:13-15).
Perjalanan ke Kana: Maria mempersiapkan kedatangan Yesus di Kana yang di Galilea (Yoh 2:1-2) dan mendesak agar “Saat Yesus” dinyatakan di situ.
Perjalanan ke surga: Maria pergi ke surga; di sana sebagai Ibu Gereja, memohonkan rahmat agar Gereja-gereja setia dalam mewartakan Yesus kepada segala bangsa.
Maria, misionaris yang pertama, akan selalu berjalan bersama Gereja Misionaris di dunia ini sepanjang zaman. Dialah “Ratu para rasul” (Homili Paus Yohanes Paulus II, Roma 1979).
Untuk mempersiapkan Gereja memasuki Milenium III, Bapa Suci Yohanes II telah menghimpun Gereja per benua. untuk pertama kali selama 2000 tahun, Gereja dari masing-masing benua telah diberi kesempatan untuk mengungkapkan kepada Bapa Suci situasinya, sejarahnya, suksesnya, kegagalan dan harapannya.
Bapa Suci “menyimpan segala pekara itu dalam hatinya dan merenungkannya” (Luk 2:19) untuk mengerti apa yang mau dikatakan oleh Roh Kudus kepada Gereja-Nya (Why 2:7 dst). Kemudian Bapa Suci menunjukkan arah perjalanan bagi Gereja di masing-masing benua.
Pengalaman Gereja dari masing-masing benua beserta pengarahan dari Bapa Suci akan menuntun kita dalam berdoa Rosario Misioner. Sambil berdoa Rosario Misioner, bersama Bunda Maria, kita akan berkeliling mengunjungi masing-masing benua di dunia. Kunjungan Bunda Maria akan mempersiapkan benua-benua untuk menerima Putranya Yesus Kristus sebagai satu-satunya Penyelamat dunia.
Benua Amerika: Di Mexico Bunda Maria pada tahun 1531 telah menampakkan diri kepada Juan Diego, seorang penduduk asli yang istrinya meninggal dua tahun sebelumnya. Bunda Maria berpesan agar ia dikenali dan dihormati sebagai Santa Perawan Maria dari Guadalope.
Pada kesempatan Audiensi dengan para peserta Pertemuan Pontifical Mission Societies (Serikat Misi Kepausan), disampaikan juga permintaan Paus Fransiskus untuk mengadakan Bulan Misi Luar Biasa untuk menyambut satu abad dideklarasikannya Surat Apostolik Maximum lllud (Tentang Pewartaan Iman).
Tugas mewartakan Injil, bisa diistilahkan dengan meng-injil-i, atau berisi dan juga mengadakan Evangelisasi yang merupakan tugas utama Gereja. Mengingat pentingnya tugas pewartaan Injil itu, maka Paus Fransiskus mengajak seluruh Gereja untuk mengadakan Bulan Misi Luar Biasa pada bulan Oktober 2019.
Doa untuk Bulan Misi Luar Biasa pada bulan Oktober 2019
Bapa Surgawi,
Pada saat Putra-Mu yang tunggal Yesus Kristus bangkit dari antara orang mati, Ia mengutus para murid-Nya untuk “pergi dan menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya dan Engkau mengingatkan kami bahwa melalui Sakramen Baptis, kami dijadikan pewarta misi Gereja.
Kuatkanlah kami dengan karunia Roh Kudus-Mu supaya berani dan penuh semangat memberikan kesaksian Injil, sehingga misi yang dipercayakan kepada Gereja yang masih sangat jauh dari sempurna, dapat menemukan ungkapan yang baru dan tepat yang membawa kehidupan dan cahaya ke dunia.
Bantulah kami untuk memungkinkan semua orang mengalami cinta yang menyelamatkan dan belas kasihan dari Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Doa Rosario
1. Warna hijau - Afrika
Doa: Tuhan, pandanglah dengan cinta Gereja Afrika yang masih muda dan bukalah mata hati mereka untuk melihat lebih jelas bahwa Engkaulah satu-satunya Jalan dan Kebenaran. Kiranya mereka dapat membagikan pengalaman iman mereka kepada saudara-saudara yang belum mengenal-Mu.
2. Warna merah – Amerika
Doa: Bunda Perawan Maria dari Guadalupe, Bunda Amerika, berdoalah kepada Tuhan untuk kesucian umat Allah dan mohon banyak panggilan. Bunda Kasih Ilahi, doakanlah keluarga-keluarga agar mereka hidup dalam keharmonisan dan berkatilah mereka dalam mendidik anak-anak dan kaum muda.
3. Warna putih – Eropa
Doa: Ratu para Rasul, Bunda Yesus Kristus, engkau ada bersama Yesus di awal hidup dan misinya. Rangkullah bangsa-bangsa Eropa dalam pangkuan-mu. Bapa, jadikanlah, agar keluarga-keluarga Kristen kembali ke akar ajaran Kristiani. Semoga Gereja menjadi sumber baru bagi panggilan hidup misi yang banyak.
4. Warna biru – Oseania dan Australia
Doa: Maria, terima kasih atas cinta-mu, yang engkau anugerahkan untuk putra dan putri-mu di Papua New Guinea. Terima kasih atas perhatian keibuan-mu dalam mewartakan injil Putra-mu di negara ini. Kami mohon rahmat panggilan untuk kehidupan imamat dan membiara. Mohonkanlah pada Putera-mu untuk mengirimkan pekerja-pekerja di kebun anggur-Nya.
5. Warna kuning – Asia
Doa: Tuhan, yang memilih dari antara bangsa-bangsa Asia, banyak orang yang siap untuk mengabdi-Mu. Kiranya teladan hidup mereka sebagai penunjuk jalan kepada-Mu. Semoga orang Asia sungguh-sungguh mencari Engkau dan mengikuti suara-Mu. Biarkan benih Injil bertumbuh subur dan menghasilkan panen yang berlimpah.
(Sumber: Asal mula untaian Rosario, holytrinitycarmel.com; Rosario Misioner, disebarluaskan oleh Serikat Misionaris Xaverian Indonesia; Rosario Misi untuk Dunia - Official Website of Karya Kepausan Indonesia, https://karyakepausanindonesia.org)