Pages

Minggu, 25 Agustus 2019

Yesus mengajar berdoa

[KGK 2607] Kalau Yesus berdoa, Ia sudah mengajar kita berdoa. Cara doa kita yang berkenan kepada Allah adalah doa Yesus kepada Bapa-Nya

Tetapi di samping semuanya itu, Injil memberi kepada kita ajaran Yesus yang jelas mengenai doa. Sebagai pendidik yang bijaksana, Ia menjemput kita di tempat kita berada dan membimbing kita langkah demi langkah menuju Bapa. Dalam kata-kata-Nya kepada orang yang mengikuti-Nya, Yesus beranjak dari apa yang mereka sudah tahu mengenai doa dari Perjanjian Lama, dan membuka hati mereka untuk unsur baru dari Kerajaan yang akan datang. Lalu Ia menyatakan yang baru itu kepada khalayak dalam perumpamaan-perumpamaan. Akhirnya Ia berbicara kepada murid-murid-Nya, yang akan menjadi pembina doa di dalam Gereja-Nya, secara terbuka mengenai Bapa dan mengenai Roh Kudus

[KGK 2608] Sejak khotbah di bukit Yesus menekankan arti pertobatan hati. Sebelum kita membawa persembahan ke altar, kita harus berdamai dengan saudara kita (Bdk. Mat 5:23-24). Kita harus mencintai musuh dan berdoa untuk penghambat kita (Bdk. Mat 5:44-45). 

Kita harus berdoa kepada "Bapa yang ada di tempat tersembunyi" (Mat 6:6) dan jangan mengucapkan banyak kata (Bdk. Mat 6:7), mengampuni dengan segenap hati di dalam doa (Bdk. Mat 6:14-15), memiliki hati yang murni dan mencari Kerajaan Allah (Bdk.Mat 6:21, 25, 33). Pertobatan ini sepenuhnya diarahkan kepada Bapa. Pertobatan berarti seorang anak mendekati Bapa-Nya

[KGK 2609] Kalau hati sudah bertekad untuk bertobat, ia lalu belajar berdoa dalam iman. Iman adalah persetujuan seorang anak dengan Allah, melebihi perasaan dan pemahaman kita. Penyerahan diri ini menjadi mungkin, karena Putera tercinta telah membuka jalan bagi kita menuju Bapa. Putera dapat menuntut dari kita untuk "mencari" dan "mengetuk", karena Ia sendiri adalah pintu dan jalan (Bdk. Mat 7:7-11, 13-14). 

[KGK 2610] Dalam doa kepada Bapa, Yesus berterima kasih, sebelum Ia menerima anugerah-Nya. Dengan demikian Ia mengajar kita, supaya bertindak dalam keberanian yang sama sebagai seorang anak: "Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya" (Mrk 11:24). Ini merupakan kekuatan doa, karena "tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya" (Mrk 9:23) dan "tidak bimbang" (Mat 21:21) dalam iman ini. Yesus bersedih hati karena "ketidakpercayaan" (Mrk 6:6) sanak keluarga dan "orang yang kurang percaya" di antara murid-murid-Nya (Mat 8:26), dan Ia amat kagum akan "iman besar" dari perwira Roma (Mat 8:10) dan wanita Kanaan (Bdk. Mat 15:28). 

[KGK 2611] Doa iman tidak hanya berarti orang mengatakan "Tuhan, Tuhan", tetapi bahwa orang mempersiapkan hatinya untuk melakukan kehendak Bapa (Bdk. Mat 7:21). Yesus mengajak murid-murid-Nya, supaya mendukung usaha ini untuk bekerja sama dengan rencana ilahi, di dalam doa (Bdk. Mat 9:38; Luk 10:2; Yoh 4:34). 

[KGK 2612) Di dalam Yesus, Kerajaan Allah sudah dekat. Yesus meminta supaya bertobat dan percaya, tetapi juga supaya berjaga-jaga. Dalam doa, murid menantikan dengan penuh perhatian Dia yang ada dan yang datang, sambil mengingat kedatangan pertama dalam kerendahan daging dan berharap akan kedatangan-Nya yang kedua dalam kemuliaan (Bdk. Mrk 13; Luk 21:34-36). Doa murid-murid adalah satu perjuangan, yang dimenangkan dalam persekutuan dengan Guru: siapa yang berkanjang dalam doa, tidak masuk ke dalam percobaan (Bdk. Luk 22:40-46). 

[KGK 2613] Santo Lukas menyampaikan kepada kita tiga perumpamaan penting mengenai doa: Yang pertama berbicara mengenai sahabat yang tidak tahu malu (Bdk. Luk 11:5-13) dan meminta supaya berdoa dengan mendesak: "Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu". Bapa di surga akan memberikan kepada orang yang berdoa demikian, apa yang ia butuhkan, terutama Roh Kudus, rangkuman semua anugerah yang baik

Yang kedua bercerita tentang janda yang selalu mendesak (Bdk. Luk 18:1-8); perumpaman ini mengarah kepada sifat doa yang lain: berdoa tanpa henti-hentinya dalam kesabaran beriman. "Tetapi apakah Anak Manusia masih menemukan iman di bumi ini kalau Ia datang?" 

Perumpamaan ketiga tentang orang Farisi dan pemungut cukai (Bdk. Luk 18:9-14) menuntut kerendahan hati waktu berdoa. "Allah, kasihanilah aku orang berdosa". Gereja selalu menggunakan doa ini: "Kyrie eleison !" 

[KGK 2614] Ketika Yesus menyampaikan kepada murid-murid-Nya rahasia doa kepada Bapa, Ia menyingkapkan kepada mereka, bagaimana seharusnya doa mereka - dan dengan demikian juga doa kita - setelah Ia kembali lagi kepada Bapa-Nya dalam kodrat manusia-Nya yang dimuliakan: yang baru ialah permohonan atas nama-Nya (Bdk. Yoh 14:13-14). Iman kepada Kristus mengantar para murid masuk ke dalam perkenalan Bapa, karena Yesus adalah "jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:6). 

Iman membuahkan cinta kasih: kita berpedoman kepada kata-kata dan perintah Yesus; kita tinggal di dalam Bapa yang mengasihi kita di dalam Kristus sedemikian, sehingga Ia tinggal di dalam kita. Di dalam Perjanjian Baru, ada kepastian bahwa doa-doa kita akan dikabulkan berdasarkan doa Kristus (Bdk. Yoh 14:13-14). 

[KGK 2615] Lebih lagi: Kalau doa kita bersatu dengan doa Yesus, Ia memenuhi janji-Nya: "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya yaitu Roh Kebenaran" (Yoh 14:16-17). Dimensi doa yang baru ini menyata dalam wejangan perpisahan (Bdk. Yoh 14:23-26; 15:7.16; 16:13-15; 16:23-27). 

Dalam Roh Kudus, doa Kristen adalah persatuan dalam cinta kasih dengan Bapa, bukan hanya melalui Kristus, melainkan juga di dalam Dia: "Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu" (Yoh 16:24). 

[KGK 2616] Doa yang diarahkan kepada Yesus sudah dikabulkan-Nya sewaktu karya-Nya melalui tanda-tanda, yang mengantisipasi daya kematian dan kebangkitan-Nya. Yesus mengabulkan doa yang beriman, yang diungkapkan lewat kata-kata (permohonan penderita kusta - Bdk.Mrk 1:40-41, Yairus - Bdk. Mrk 5:36, wanita Kanaan - Bdk. Mrk 7:29, dan penyamun yang baik - Bdk. Luk 23:39-43.), tetapi juga permohonan yang tidak diungkapkan (pengusung orang lumpuh - Bdk. Mrk 2:5; wanita yang menderita pendarahan, yang menjamah jubah-Nya - Bdk. Mrk 5:28; air mata dan minyak wangi dari wanita pendosa - Bdk. Luk 7:37-38). Permohonan mendesak dari orang-orang buta: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud!" (Mat 9:27); "Anak Daud, kasihanilah aku!" (Mat 10:48) diambil dalam tradisi doa Yesus: "Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah, kasihanilah aku orang berdosa!" Yesus selalu mengabulkan doa yang disampaikan kepada-Nya dengan penuh iman, demi penyembuhan penyakit-penyakit atau demi pengampunan dosa: "Pergilah dalam damai; imanmu telah menyelamatkan engkau". Santo Agustinus menyimpulkan ketiga dimensi doa Yesus dengan sangat cemerlang: "Ia berdoa bagi kita sebagai Imam kita; Ia berdoa di dalam kita sebagai Kepala kita; kita berdoa kepada-Nya sebagai Allah kita. Jadi, hendaknya kita mendengarkan suara kita di dalam-Nya dan suara-Nya di dalam kita" (Psal. 85,1) (Bdk. IGLH 7). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 172/VIII/2019 » KGK 2607-2616).