Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Rabu, 30 Mei 2018: Hari Biasa VIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 1 Ptr 1:18-25; Mzm 147:12-13, 14-15, 19-20; Mrk 10:32-45
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya,
kata -Nya: "(1) Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan (2) Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."
Renungan
1. Pergi ke Yerusalem
(1) Yerusalem adalah kota suci bagi bangsa Yahudi, umat Kristen maupun umat Islam. Yesus mengajak para murid pergi ke Yerusalem berarti mengajak mereka untuk menyucikan diri atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.
(2) Peristiwa persembahkan diri atau wafat Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari mati terjadi di Yerusalem. Peristiwa ini sering kita kenangkan ketika kita berpartisipasi di dalam Perayaan Ekaristi.
Maka setiap kali kita berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi berarti kita juga dipanggil untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan melalui pelayanan bagi sesama atau saudara-saudari kita. Melayani berarti senantiasa berusaha membahagiakan atau menyelamatkan dengan rendah hati.
Baiklah sebagai umat yang beriman kepada-Nya serta sering berpartisipasi di dalam Perayaan Ekaristi kita hidup dan bertindak saling melayani dan membahagiakan, dan memang untuk itu kita harus siap sedia untuk berkorban dan berjuang.