Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Minggu, 27 Mei 2018: Hari Raya Tritunggal Mahakudus - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Ul 4:32-34, 39-40; Mzm 33:4-5, 6, 9, 18-19, 20, 22; Rm 8:14-17; Mat 28:16-20
Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan (1) baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, (2) Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Renungan
1. Persekutuan kasih Allah
Hari ini, bersama seluruh Gereja kita merayakan dengan sangat agung dan meriah hari raya Tritunggal Mahakudus. Kita memuji dan menyembah dengan hormat kesatuan kasih Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Ketiga Pribadi Ilahi ini diikat oleh cinta kasih yang mendalam.
Hubungan antara Allah Bapa dan Allah Putra adalah hubungan kasih yang kekal, sempurna dan tak terbatas. Kasih inilah yang membuahkan Roh Kudus. Allah Bapa mengasihi Putra-Nya dan Yesus sebagai Putra Allah telah menunjukkan kasih-Nya dengan sempurna di kayu salib.
Roh Kudus adalah buah dari pertukaran dan kasih Allah Putra yang mengorbankan diri. Oleh karena itu, dalam Syahadat Panjang dituliskan, "Aku percaya akan Roh Kudus. Ia Tuhan yang menghidupkan. Ia berasal dari Bapa dan Putra."
Singkatnya, Allah Tritunggal ini pada hakikatnya adalah Kasih Yang Agung. Di hadapan-Nya, kita hanya bisa menunjukkan sikap hormat dan penyembahan, sebab akal budi kita tidak mampu untuk menyelaminya.
(1) Melalui Sakramen Baptis, kita dipersatukan dalam Gereja kudus. Hal ini berarti kita masuk dalam persekutuan cinta kasih Allah Tritunggal Mahakudus, sebab Ia adalah kasih yang menyatukan seluruh ciptaan kepada-Nya.
Yesus ingin supaya semua orang yang dibaptis itu disatukan dalam Gereja-Nya dan mengambil bagian dalam kesatuan cinta kasih-Nya yang agung. Dan Ia mengutus Roh Kudus, Roh-Nya sendiri untuk menyertai para murid-Nya sampai kepada akhir zaman (2).
Hanya orang yang mau membuka diri pada cinta kasih-Nya yang akan mampu merasakan kehadiran Allah Tritunggal dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Hal inilah yang mempengaruhi tingkah lakunya menjadi serupa dengan-Nya.
Misteri kesatuan Allah Tritunggal ini menyadarkan kita bahwa kita senantiasa dipanggil oleh Allah untuk hidup di hadirat-Nya dan menikmati cinta kasih-Nya yang berlimpah. Kesulitan kita adalah seringkali kita terlalu sibuk dengan banyak pekerjaan, sehingga kurang mampu merasakan kehadiran-Nya.