Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Kamis, 6 Juni 2019: Hari Biasa Pekan VII Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 22:30; 23:6-11; Mzm 16:1-2a, 5, 7-8, 9-10, 11; Yoh 17:20-26
Namun (2) kepala pasukan itu ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Karena itu pada keesokan harinya ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara dan memerintahkan, supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka.
Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, (1A) aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati."
Ketika ia berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi (1B) orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.
Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."
Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas.
Pada malam berikutnya (3)Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."
Renungan
1. Janganlah takut bersaksi
(1AB) Selaku orang Farisi, Paulus mempercayai doktrin kebangkitan. Selaku orang Kristen, doktrin ini sangat erat kaitannya dengan Yesus Kristus (1 Kor 15:17 - Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu).
Paulus melakukan perjalanan penginjilannya dengan AKAL BUDInya (2 - CERDIK SEPERTI ULAR, menggunakan statusnya sebagai "warga negara Romawi" sehingga ia mendapat perlindungan selama berada di tahanan sampai kasusnya diputuskan) dan TULUS SEPERTI MERPATI (Kis 23:1 - hati nurani yang murni) (Mat 10:16).
(3) Kuasa kebangkitan Kristus membuat orang Kristen berbeda, meskipun berada di tengah-tengah serigala senantiasa merasakan kehadiran-Nya yang menguatkan sehingga mampu bersaksi.
Jadi, janganlah takut bersaksi seperti Paulus. Ingatlah janji-Nya, "Dalam segala kesesakan, bukan seorang duta atau utusan, melainkan Aku sendirilah yang menyelamatkanmu; Akulah yang menebusmu dalam kasih-Ku dan belas kasihan-Ku. Aku mengangkat dan menggendongmu selama zaman dahulu kala (Yes 63:9).