Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 11 Juni 2019: PW St. Barnabas, Rasul - Tahun C/I (Merah)
Bacaan: Kis 11:21b-26; 13:1-3; Mzm 98:2-3ab, 3c-4, 5-6; Mat 10:7-13
Sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.
Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, karena (1) Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk (2) mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Renungan
1. Hidup dalam tuntunan Roh Kudus
(1) Kehidupan Barnabas sepenuhnya berada dalam tuntunan Roh Kudus. Ia mau mendengarkan suara Roh Kudus dalam hatinya, apa yang diimaninya nampak dalam kehidupan sehari-hari.
(2) Barnabas seorang pembawa damai, memberi kesempatan dan dorongan pada orang lain untuk memperbaiki diri, untuk membuktikan perubahan hidupnya.
PAULUS》Murid-murid tidak dapat percaya, bahwa Paulus juga seorang murid. Tetapi Barnabas seorang yang rendah hati, mau menerima Paulus yang baru bertobat dari seorang pembunuh orang Kristen dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Paulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus (Kis 9:26-27).
YOHANES MARKUS 》Paulus menolak untuk mengikutsertakan Yohanes Markus dalam perjalanan penginjilan Paulus dan Barnabas. Karena menurut Paulus tidak baik membawa orang yang pernah tidak setia dalam pelayanan. Tetapi Barnabas ingin memberi kesempatan sekali lagi pada Yohanes Markus. Barnabas sadar bahwa setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan. Kalau ia sudah sungguh-sungguh menyadari kesalahannya dan memperbaikinya mengapa tidak diberi kesempatan (Kis.15:35-41).
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita tidak mau memberi kesempatan pada orang lain untuk membuktikan dirinya sudah berubah. Yang kita ingat hanyalah kesalahannya, hanyalah kekurangannya.
Jika kita ingin dikatakan sebagai orang Kristen yang berkenan di hati Allah, teladanilah apa yang telah dilakukan oleh Barnabas.