Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Kamis, 13 Juni 2019: PW St. Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: 2 Kor 3:15 - 4:1, 3-6; Mzm 85:9ab-10, 11-12, 13-14; Mat 5:20-26
Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. Tetapi (1) apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Dan (2) kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Renungan
1. Bertobat - selubung itu diambil dari padanya
Paulus pernah berjumpa dengan terang kemuliaan Kristus di jalan menuju Damsyik (Kis 9:3-5), ia berharap, melalui pelayanannya orang dapat berjumpa kembali dengan terang Kristus.
(1) Paulus menjelaskan bahwa pada saat bertobat, Tuhan menyingkapkan selubung dari hatinya sehingga penglihatan rohaninya tidak terhalang lagi, terang kemuliaan Kristus bersinar atas dirinya, barulah ia memiliki pengertian akan pernyataan Tuhan.
Pada saat itu orang akan memahami bahwa anugerah Tuhan Yesus memenuhi tuntutan hukum Taurat (Rm 10:4), dan di situlah terletak makna kemerdekaan.
Kemerdekaan bukan hanya meliputi selubung yang tersingkap; tetapi juga kemerdekaan dari dosa, maut dan tuntutan hukum Taurat.
(2) Pada saat dimerdekakan, orang akan memancarkan kemuliaan Tuhan. Bukan hanya di wajah, tetapi dalam hidup dan terpancar melalui karakter. Kemuliaan ini tidak akan memudar tetapi akan terus mentransformasi hidup hingga makin lama makin menyerupai Kristus.
Keserupaan dengan Kristus ini bukan hasil pencapaian manusia. Itu merupakan pertumbuhan yang dihasilkan oleh karya dan kuasa Roh Kudus.