Pages

Minggu, 30 Juni 2019

Daftar bidaah-bidaah dan janji Yesus kepada Gereja Katolik



Gereja Katolik melawan semua bidaah, dapat bertempur, tidak pernah terkalahkan. Semua bidaah keluar sebagai ranting yang tidak berguna, terpotong dari pokok anggur. Gereja Katolik tetap berakar, tumbuh dalam pokoknya, dalam cinta kasih (Indonesian Papist).

Sekalipun Gereja terdiri dari orang-orang pendosa dan orang-orang Kudus (Mat 5:13-16 ; 7:15-23 ; 10:1-4 ; 13:1-9,24-50 ; 26:69-75 ; Mrk 3:19 ; Luk 22:54-62 ; Yoh 6:70 ; Yoh 18:2-4), Allah berjanji bahwa alam maut tidak akan menguasainya (Mat 16:18) dan Allah berjanji bahwa Dia akan menjaganya dari kesesatan (Yoh 16:13 ; 1 Tim 3:15). Allah memang teguh memegang janji-Nya. Sampai sekarang Gereja Katolik tetap konsisten pada ajaran-ajaran Kristus yang disampaikan melalui Gereja.

Allah menganugerahkan Magisterium yang terdiri dari Paus bersama Uskup-uskup yang bersatu dengan Paus bagi Gereja Katolik. Paus adalah suksesor / pengganti St. Petrus, sedangkan Uskup-uskup adalah suksesor Para Rasul.

Berikut ini adalah daftar dan penjelasan singkat bidaah-bidaah yang berusaha menguasai Gereja tapi gagal.

Docetisme (abad ke-1): Bidaah ini menolak kodrat manusia dari Yesus Kristus.

Gnostikisme (abad ke-1): Bidaah ini adalah percampuran antara Kekristenan, agama-agama timur dan filosofi Yunani. Menurut bidaah ini, pengetahuan keselamatan hanya diperuntukkan bagi yang terpilih saja. Semua materi adalah iblis dan spirit adalah baik. Perkawinan ditolak karena menghasilkan materi, yaitu anak-anak.

Gnostikisme Basilides (abad ke-2): Bidaah ini mengajarkan: 

a) Hanya beberapa orang yang boleh memiliki pengetahuan (gnosis) yang diperlukan untuk keselamatan. b) Hanya jiwa saja yang ditebus, sedangkan tubuh tetap korup. 

c) Penolakan bahwa Yesus yang disalib dan hanya menekankan bahwa Yesus satu-satunya yang diutus oleh Bapa.

Gnostikisme Valentinus (abad ke-2): Bidaah ini mengajarkan bahwa aeon Kristus sendiri bersatu dengan manusia Kristus untuk membawa pengetahuan rahasia bagi yang terpilih, kaum Gnostik. Pengetahuan rahasia ini digunakan saat pembebasan jiwa dari tubuh sehingga jiwa dapat memasuki alam spiritual setelah kematian.

Gnostikisme Ptolomeus (abad ke-2): Bidaah ini mengajarkan bahwa Hukum-hukum Perjanjian Lama adalah produk dari Demiurgos (Pencipta dunia) yang bukan merupakan Allah tertinggi ataupun Iblis. Demiurgos tidak sempurna seperti Allah Tertinggi (Supreme God) bukan juga pencipta kesesatan seperti Iblis. Demiurgos ini diketahui sebagai pencipta dunia, pencipta materi yang memerangkap jiwa di dalam tubuh.

Marcionisme (abad ke-2): Bidaah ini menolak validitas / keabsahan Perjanjian Lama.

Montanisme (abad ke-2): Bidaah ini percaya akan kerajaan 1000 tahun (Millenarianisme) dan mengajarkan bahwa dosa berat (mortal sin) tidak dapat diampuni. Banyak dari kaum montanis menolak menikah karena kepercayaan akan imminent return of Christ.

Modalisme (abad ke-2): Bidaah ini mengajarkan bahwa Bapa, Putera, dan Roh Kudus sederhananya adalah cara kehadiran dari 1 Pribadi Ilahi. Dengan kata lain, bidaah ini mengajarkan bahwa Allah itu Satu dan hanya memiliki Satu Pribadi sedangkan Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah cara kehadiran dari Allah yang satu itu.. Tentang Pengajaran Gereja Katolik mengenai Tritunggal dapat ditemukan di dalam Katekismus Gereja Katolik (silahkan klik link ini).

Monarkianisme (abad ke-2): Bidaah ini mengajarkan bahwa Yesus sesungguhnya adalah manusia saja yang pada suatu ketika (yaitu saat pembaptisan-Nya di Sungai Yordan) menerima daya ilahi (divine power)

Subordinasionisme (abad ke-2): Bidaah ini memandang Yesus sebagai yang tidak setara (not co-equal) dengan Bapa.

Sabelianisme (abad ke-3): Bidaah ini menolak pembedaan antara Pribadi Bapa dengan Pribadi Putera.

Patripassionisme (abad ke-3): Bidaah ini mengajarkan bahwa adalah Bapa, dengan kedok Putera, yang sesungguhnya menderita dan disalibkan.

Novasianisme (abad ke-3): Bidaah ini menyatakan bahwa pendosa berat tidak dapat diterima kembali ke dalam Gereja Katolik.

Manikeisme (abad ke-3): Bidaah ini mengajarkan adanya 2 sumber abadi yang setara yang hadir sebelum dunia tercipta; Yang baik dan yang jahat, satu spirit dan satu materi, satu cahaya dan satu kegelapan.

Arianisme (abad ke-4): Bidaah ini menolak keilahian Yesus Kristus dan Tritunggal Mahakudus. Arianisme ini dipandang sebagai bidaah terbesar yang pernah dihadapi Gereja Katolik. Tidak seperti Protestantisme yang muncul di Gereja Barat, Arianisme muncul baik di Gereja di Barat maupun Gereja di Timur dalam berbagai bentuk seperti Semi-Arianisme, Eunomianisme dan sebagainya.

Pneumatomakisme / Pembunuh Roh Kudus (Abad ke-4): Bidaah ini menolak keilahian Roh Kudus dan dengan demikian juga menolak Tritunggal Mahakudus.

Eunomianisme (Abad ke-4): Bidaah ini adalah bentuk radikal dari Arianisme yang menolak keilahian Yesus Kristus dan Roh Kudus.

Donatisme (abad ke-4): Donatisme mengajarkan bahwa pendosa berat (mortal sinner) tidak dapat diterima kembali ke dalam Gereja Katolik dan sakramen yang diberikan oleh kaum tertahbis yang berada dalam keadaan berdosa berat merupakan sakramen yang tidak sah.

Priskilianisme (abad ke-4): Bidaah ini merupakan percampuran Manikeisme, Docetisme, dan Modalisme. Bidaah ini menolak preeksistensi Allah Putera sebelum segala abad dan menolak kemanusiaan Allah Putera.

Monofisitisme (abad ke-5): Bidaah ini mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki satu kodrat yaitu yang Ilahi saja. Menurut bidaah ini, kodrat manusia Yesus telah diserap hingga hilang oleh kodrat Ilahi-Nya.

Nestorianisme (abad ke-5): Bidaah ini mengajarkan bahwa Pribadi manusia Yesus dan Pribadi Allah Putera adalah dua pribadi yang berbeda yang bersatu di dalam Yesus Kristus. Dengan kata lain, bidaah ini mengajarkan bahwa Yesus memiliki dua Pribadi dengan dua kodrat. Sedangkan Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah satu Pribadi dengan dua kodrat, Allah dan Manusia. Bidaah ini juga menolak gelar Bunda Allah terhadap Bunda Maria. Bidaah ini mengajarkan bahwa Maria hanya melahirkan manusia Yesus sebagai Temple of God the Son, sedangkan Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria melahirkan Yesus bukan sebagai Temple of God the Son melainkan adalah sungguh-sungguh Allah yang mengambil kodrat manusia (ber-inkarnasi) tanpa kehilangan kodrat Ilahi-Nya. Dengan kata lain, Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria melahirkan Yesus yang adalah sungguh-sungguh Allah sungguh-sungguh manusia, bukan sekadar Temple of God the Son. Bidaah Nestorianisme adalah serangan terhadap ajaran Gereja Katolik akan Inkarnasi Sang Allah Putera.

Pelagianisme (abad ke-5): Bidaah ini menolak eksistensi dosa asal (original sin). Bidaah ini juga mengajarkan bahwa seseorang bisa mendapatkan keselamatan dengan perbuatan-perbuatan tanpa rahmat atau Gereja.

Tradusianisme (abad ke-5): Bidaah ini memandang jiwa manusia tidak diciptakan oleh Allah secara langsung melainkan berasal dari orang tuanya dengan cara yang sama seperti tubuh manusia.

Monotelitisme (abad ke-7): Bidaah ini mengajarkan bahwa Yesus hanya memiliki satu kehendak yaitu kehendak Ilahi saja, sedangkan kehendak manusianya tidak ada.

Paulisianisme (abad ke-7): Bidaah ini menolak eksistensi hierarki Gereja, sakramen Baptis, sakramen Ekaristi dan sakramen Perkawinan. Bidaah ini juga menolak Perjanjian Lama dan beberapa bagian Perjanjian Baru.

Ikonoklasme (abad ke-8 dan ke-9): Bidaah ini menolak penggunaan ikon-ikon dan mengatakan penggunaan ikon tersebut sebagai penyembahan berhala.

Albigensianisme (abad ke-11): Bidaah ini menolak otoritas Gereja, sakramen-sakramen Gereja dan kuasa pemerintah sipil untuk menghukum kriminil-kriminil. Bidaah ini memandang materi sebagai yang jahat. Bidaah ini juga mengajarkan bunuh diri sebagai cara terbaik untuk membebaskan diri dari tubuh yang jahat.

Katarianisme (abad ke-11): Bidaah ini menolak pembaptisan dan perkawinan. Mereka memandang tubuh dan materi sebagai yang jahat.

Waldesianisme (abad ke-11): Bidaah ini mempertanyakan sejumlah sakramen-sakramen Gereja. Mereka menolak validitas sakramen-sakramen yang diberikan oleh pelayan sakramen yang tidak layak. Bidaah ini juga menolak api penyucian dan devosi kepada orang-orang Kudus.

Lollardisme (abad ke-14): Bidaah ini menolak dogma Transubstansiasi (Perubahan Substansi) dengan mengajarkan bahwa kehadiran Kristus dalam Ekarisi adalah kehadiran spiritual bukan kehadiran nyata. Sedangkan Gereja Katolik dengan tegas mengajarkan bahwa kehadiran Yesus dalam Ekaristi adalah Kehadiran Nyata, substansi roti dan anggur berubah menjadi sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus ketika konsekrasi. Bidaah ini juga menolak peran Imam sebagai perantara sekunder (secondary mediator) kepada Kristus.

Hussitisme (abad ke-15): Hussitisme menolak Sakramen Pertobatan, Komuni satu rupa dan penghukuman terhadap pelecehan indulgensi.

Protestantisme (abad ke-16): Protestantisme memiliki banyak denominasi sehingga sulit mendeskripsikan keseluruhan sistem kepercayaan mereka secara akurat. Sebagai contoh ada denominasi Protestan yang menerima ajaran mengenai Tritunggal Mahakudus, ada juga yang tidak menerima seperti denominasi Oneness Pentecostal. Lalu, mayoritas denominasi Protestan menerima ajaran akan keilahian Kristus, tetapi ada denominasi Protestan yang menolaknya seperti Christaldelphian. Oleh karena itu, pada bagian ini hanya diterangkan kepercayaan-kepercayaan essensial (essential beliefs) dari Protestantisme pada masa Reformasi Protestan.

1) Pembenaran oleh iman saja, Sola Fide.
2) Kitab Suci adalah satu-satunya aturan Iman, Sola Scriptura.
3) Dosa asal merusak sepenuhnya kodrat manusia.
4) Hanya Pembaptisan dan Perjamuan Kudus yang merupakan sakramen.
5) Penolakan terhadap Dogma Transubstansiasi.
6) Paus dan Uskup-uskup tidak dibutuhkan
7) Penolakan terhadap sebagian peran Bunda Maria dalam Gereja. 
8) Penolakan terhadap indulgensi.

Gallikanisme (abad ke-17): Bidaah ini mengajarkan bahwa gereja lokal adalah otonom dan tidak bertanggung jawab terhadap Paus.

Jansenisme (abad ke-17): Bidaah ini mengajarkan bahwa manusia tidak memiliki kehendak bebas, bahwa Kristus tidak mati untuk semua orang, kemanusiaan Kristus terlalu ditekankan dan hanya yang paling kudus yang boleh menerima Ekaristi.

Febronianisme (abad ke-18): Bidaah ini mengajarkan bahwa negara, dengan dibimbing oleh Kitab Suci dan ketaatan terhadap konsili-konsili ekumenis, berhak menentukan keputusan-keputusan Gereja. Paus tidak dapat ikut campur dalam urusan negara.

Amerikanisme (abad ke-19): Bidaah ini mengajarkan bahwa ada kompatibilitas unik antara Katolisisme dan nilai-nilai Amerikan. Bidaah ini mengajarkan juga bahwa Amerika Serikat memiliki peran penting dalam membimbing Gereja Universal ke dalam era modern dan secara khusus ke dalam berbagai isu-isu sosial kontemporer.

Modernisme (abad ke-20): Modernisme dalam bentuk ekstrim menolak keilahian Kristus, kesucian Kitab Suci, dan kekudusan Gereja. Bidaah ini juga mengajarkan bahwa doktrin-doktrin iman dapat berubah seturut perkembangan zaman, dengan kata lain menolak karunia pengajaran-pengajaran tidak dapat sesat yang dianugerahkan Kristus kepada Gereja.

Kekristenan Sekuler (abad ke-20 dan ke-21): Kekristenan Sekuler (Secular Christianity) berhubungan dengan Modernisme dan merupakan sebuah hasil dari Modernisme. Bidaah ini berusaha mencetak dan mengubah Kekristenan berdasarkan kebudayaan modern dan nilai-nilai sekuler.

(Sumber: https://www.indonesianpapist.com/2011/06/daftar-bidaah-bidaah-dan-janji-yesus.html, diterjemahkan dari Ecce Fides Chapter II karya Pater John J. Pasquini).