Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Rabu, 19 Juni 2019: Hari Biasa XI - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: 2 Kor 9:6-11; Mzm 112:1-2, 3-4, 9; Mat 6:1-6, 16-18
Camkanlah ini: (1) Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Dan (2) Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Renungan
1. Hukum tabur tuai
(1) Apa yang dikatakan oleh Paulus itu sangat benar. Dalam dunia pertanian, misalnya, jika kita menanam padi hanya dalam satu petak kecil, maka jangan pernah berharap bahwa hasilnya akan sama jumlahnya dengan mereka yang menanam padi dalam sepuluh petak besar. (2) Janji Allah.
Yesus mengajarkan kepada kita tentang pengorbanan (Yoh. 12:24 》 Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah).
Benih itu harus ditaburkan ke tanah supaya bisa tumbuh. Ketika kita menaburkan sesuatu, dalam arti tertentu kita berkorban. Kita menaburkan benih kebaikan kepada orang lain. Kita mengorbankan waktu kita, tenaga kita, pikiran kita, bahkan materi kita. Itu tidak akan percuma. Pengorbanan kita akan diganjar oleh Tuhan.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa orang yang ikhlas menaburkan banyak kebaikan, akan banyak mendapatkan kebaikan pula. Biasanya, jika orang baik berada dalam masalah dan membutuhkan pertolongan, orang lain tidak akan berpikir panjang untuk memberi bantuan.
Tetapi sebaliknya, orang yang selama hidupnya pelit dan tidak mau menaburkan kebaikan, hidupnya susah. Jika orang seperti itu berada dalam masalah dan membutuhkan pertolongan, biasanya orang berpikir panjang untuk memberikan bantuan kepadanya.