Pages

Jumat, 03 Mei 2019

Mat 25:1-13

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 31 Agustus 2018: Hari Biasa XXI - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 1 Kor 1:17-25; Mzm 33:1-2, 4-5, 10ab, 11; Mat 25:1-13


"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

(1) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan (2) gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: (3) Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."


Renungan


1. Bekal dalam perjalanan

(1) Kelompok manusia yang terpaku serta terlena dengan apa yang dialaminya sekarang.

(2) Kelompok manusia yang memperhitungkan apa yang akan terjadi di masa depan nanti. Mereka tidak terlena akan situasi saat ini namun senantiasa berjaga-jaga sambil menyongsong apa yang akan terjadi ke depan.

(3) Bekal persediaan minyak adalah simbol kebaikan, amal kasih, perbuatan baik yang dilakukan manusia. Pelita yang menyala adalah simbol terang yang ada di dalam hati manusia. Kebaikan, cinta kasih, amal kasih yang dilakukan terus-menerus bertujuan untuk memberikan terang bagi hati manusia serta menerangi kegelapan hati manusia.

Hal ini terbukti ketika Mempelai datang, Ia segera mengenali mereka yang senantiasa berjaga-jaga melindungi terang pelita itu, bekal persediaan minyak, yakni segala amal kasih yang telah dibuat.

Dalam kehidupan kita pernah berbuat kebaikan. Entah kebaikan yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Kebaikan yang kita lakukan dapat membantu kita untuk melihat terang dalam kehidupan ini.

Terang hati kita pun akan membuat kita mudah dikenali oleh Tuhan. Oleh karena itu banyaklah berbuat kebaikan.