Pages

Sabtu, 04 Mei 2019

Mat 20:1-16a

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 22 Agustus 2018: Pw Santa Perawan Maria, Ratu - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Yeh 34:1-11; Mzm 23:1-3a, 3b-4, 5, 6; Mat 20:1-16a


"Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.

Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi.

Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.

Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.

Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.

Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.

Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. (A) Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah (B) aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?


Renungan


1. Keadilan Allah

Adil dapat berarti (1) memberikan hal yang sama kepada setiap orang (kita dapat dinilai tidak adil jika ada orang yang mendapatkan lebih/kurang dari yang lain. Banyak orang mengerti keadilan seperti itu sehingga selalu menuntut kesamaan bagi setiap orang), tetapi dapat berarti juga (2) memberikan kepada tiap-tiap orang sesuai dengan hak dan kebutuhannya.

Yesus mengajarkan sikap dan keadilan Allah yang mengganjar kita sesuai perjanjian (A). Lebih dari itu, (B) Allah itu murah hati, yang memberi kepada kita sesuai kemauan dan kehendak-Nya. Sikap dan keadilan Allah seperti itu sering menimbulkan kecemburuan ketika orang mengalami dan menilai bahwa orang lain mendapatkan karunia lebih dari yang ia dapatkan.