Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Kor 2:9).
Suster Elizabeth Kenny, seorang perawat dari Australia, membuat geger dunia medis di pertengahan abad ke-20. Terutama dalam perawatan penderita polio. Ia mengembangkan metode yang berlawanan dengan cara yang selama itu telah diterapkan para dokter.
Namun, para pasiennya menunjukkan perkembangan yang lebih baik daripada pasien yang dirawat secara konvensional. Satu per satu dari mereka pun sembuh. Prestasinya membuat ia terkenal, bahkan sampai ke luar negeri.
Pada sebuah kunjungan ke Amerika Serikat, ia mempresentasikan metodenya di hadapan para dokter di Minnesota. Sejak saat itu, Suster Kenny mengajar ratusan dokter di Universitas Minnesota, membangun pusat-pusat perawatan di seluruh Amerika, dan metodenya dipakai untuk merawat penderita polio di sekeliling dunia.
Dalam suatu jumpa pers, seorang pengagumnya menanyakan memotivasinya dalam meraih sukses. Ia menjawab, "Saya tidak genius, saya hanyalah orang biasa yang mengingat dan menerapkan kisah kasih Yesus yang diceritakan ibu saya ketika saya masih kecil."
Kehidupan Suster Kenny mendemonstrasikan hati yang penuh kasih Allah. Apa pun yang dikerjakannya, ia lakukan dengan kasih. Sudah tentu, hasilnya pasti baik, bahkan sangat baik. Tuhan pun ingin memenuhi hati kita dengan kasih-Nya, sehingga kasih dapat menjadi motivasi hidup kita. Hanya dengan demikianlah, kita dapat melakukan kebaikan dan memberikan kemurahan dengan hati yang tulus mengasihi. Hidup kita pun akan menjadi bermakna di hadapan manusia dan juga Tuhan.
Mulai saat ini, isilah hidup kita dengan hadirat Allah. Izinkan kasih Tuhan berkuasa dalam hati kita, maka segala tindakan kita yang dipenuhi kasih akan diperhitungkan Tuhan dan perkenanan-Nya turun atas kita. Bukan saja hidup kita akan dipenuhi tuaian-tuaian dari-Nya, kita pun boleh dipakai untuk rencana penuaian besar-Nya.
Pastikan kasih Allah memenuhi hati kita, maka Tuhan akan membawa kita masuk dalam babak baru yang berarti dan bernilai di mata-Nya.
“Bapa yang baik, penuhilah hati kami dengan kasih-Mu, agar kami juga dapat mengasihi-Mu dengan sungguh-sungguh dan supaya kami pun dapat mengasihi sesama dengan tulus. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
(Sumber: Renungan Keluarga Allah)