Sebagai pribadi yang beriman dewasa, Maria mau melayani sesama karena ia mempunyai kepekaan pada kebutuhan sesama dan berani bertindak sesuai dengan imannya.
Marilah kita belajar dari Yoh 2:1-11:
[1-5] Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: (1) "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: (2) "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
» Sebagai seorang yang beriman dewasa, ibu Yesus peka pada kebutuhan sesama (1). Meskipun permohonannya ditolak, ia tetap sabar dan berani bertindak (2).
[6-10] Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan (3) mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu - dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya - ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
» (3) Pelayan yang taat pada perintah-Nya akan menjadi bagian dari mujizat dan mendapat pengertian akan pekerjaan Allah (Am 3:7; Yoh 15:15).
[11] Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
» Bagi mereka yang memahaminya dalam iman, tanda ini merujuk kepada identitas Yesus sebagai Mesias yang akan membawa kepenuhan janji Allah bagi umat-Nya.
(Sumber: Warta KPI TL No. 166/II/2019 » Bersama Bunda Maria, menjadi semakin dewasa dalam iman, Pendalaman iman bulan Rosario 2018).