“Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Asa, raja Yehuda. Dan Ahab bin Omri memerintah dua puluh dua tahun lamanya atas Israel di Samaria. Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata Tuhan lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya. Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya. Kemudian ia membuat mezbah untuk Baal itu di kuil Baal yang didirikannya di Samaria.” (1 Raja-Raja 16:29-32)
Sidon sering disebut-sebut dalam Alkitab sebagai kota penting di Tanah Kanaan. Menurut cerita tradisi, Sidon adalah kota Kanaan pertama yang didirikan dan menjadi kota pertahanan yang penting di Tanah Kanaan. Dari kota inilah asal Izebel. Izebel adalah anak Etbaal, raja Sidon, yang kemudian diperisteri oleh Ahab, raja Israel.
Nama Izebel sendiri berarti “di manakah pangeran”. Nama ini mungkin berasal dari nama Fenisia yang berarti “Baal adalah pengeran.” Nama ayahnya, yaitu Etbaal, berarti “bersama dia adalah Baal.”
Dari arti nama ayah dan anak ini, sudah jelas bahwa mereka adalah pengagung Baal, penyembah berhala. Raja Ahab tentu sudah mengetahui bahwa wanita yang bakal menjadi isterinya dan laki-laki yang bakal menjadi ayah mertuanya adalah penyembah Baal.
Alkitab menyebutkan bahwa Ahab melakukan apa yang jahat di mata Tuhan lebih dari orang-orang yang mendahuluinya. Kejahatannya itu ditambah lagi dengan menikahi Izebel, orang yang digambarkan sebagai wanita berkarakter paling buruk di dalam Alkitab.
Sudah sangat umum orang mengenal Izebel sebagai wanita dengan reputasi yang sangat buruk dalam Alkitab, ia adalah wanita terjahat. Wanita yang kemudian menjadi ratu di Israel setelah menikah dengan Ahab ini dikenal sebagai pembunuh dan penentang Allah Israel.
Begitu buruknya citra Izebel, sehingga di dunia era modern namanya kemudian diadopsi menjadi merek peluru pada perang dunia kedua.
Pakar Alkitab sudah mencoba menyelidiki kembali figur-figur wanita yang diceritakan dalam Alkitab, mungkin saja ada sisi baik yang bisa diangkat dari mereka. Tetapi, sangatlah sulit menemukan yang baik dalam diri Izebel. Dia tidak dapat disamakan dengan wanita-wanita lain dalam Alkitab, bahkan dengan Delila atau isteri Potifar sekalipun. Kita tahu kelicikan Delila atau kebejatan isteri Potifar, tetapi tidak seorang pun dari mereka yang dapat dibandingkan dengan Izebel. Ada wanita-wanita berperangai buruk, tetapi Izebel adalah yang terburuk.
Nama-nama seperti Nero, Hitler, Stalin dan Idi Amin, adalah tokoh-tokoh dunia yang menjadi terkenal bukan karena kebaikan dan kemuliaan hati mereka, melainkan karena kejahatan dan sikap diktator mereka. Alkitab pun mencatat Izebel yang terkenal bukan karena kesetiaan, iman, kasih dan kejujurannya, melainkan karena kejahatannya.
Anda sendiri ingin dikenal orang sebagai pribadi yang bagaimana? Menjadi terkenal karena kebaikan yang kita lakukan seperti halnya Mother Teresa, merupakan hal yang membahagiakan. Para pujangga berkata, “Apa yang kita lakukan selama masih hidup, itulah yang akan terukir di batu nisan kita kelak.” Hidup kita bagaikan pelukis, kita bebas melukis apa saja di atas kanvas kehidupan kita.
Warnailah hidup ini dengan sesuatu yang indah, yang akan mengharumkan nama kita dari generasi ke generasi, dan yang lebih penting lagi, hiduplah di dalam kebenaran sehingga nama kita terukir di Sorga.
(Sumber: Kristen sejati, Untung Chandra Oei Khay Sing).
(Sumber: Kristen sejati, Untung Chandra Oei Khay Sing).