Ukiran yang besar dan bagus dipasang kira-kira 8 m tingginya dari tanah. Ada seseorang yang mengukir salah satu hiasan dinding tersebut. Setelah selesai mengukir, ia memandang hasil ukirannya sambil berjalan setapak demi setapak mundur. Tanpa disadarinya ia berada di ujung papan pembatas tempat tertinggi dari gereja itu.
Seorang temannya (X) melihat posisi berdiri yang amat berbahaya itu maka dia mengambil kuas temannya yang sedang mengapur dinding dan merusak hasil ukiran tersebut.
Si pengukir amat marah dan langsung menghampiri X dan ingin memukulnya. Tetapi X menunjuk tempat si pengukir itu berdiri. Akhirnya si pengukir sadar bahwa X sedang berusaha menyelamatkannya.
Demikian juga dengan Tuhan kita, seringkali cara Tuhan melawan logika dan cara pikir manusia. Kadang-kadang Dia 'merusak' gambaran yang kita idam-idamkan, mengambil orang yang kita cintai dan memberikan hal-hal yang sulit dalam hidup kita, tetapi justru itu adalah cara Tuhan yang terbaik.
(Sumber: Warta KPI TL No. 162/X/2018 » Renungan KPI TL Tgl 23 Agustus 2018, Dra Yovita Baskoro, MM).