Buah adalah salah satu tanda bahwa di dalam tanaman atau pohon itu ada kehidupan. Selain itu buah juga sebagai pertanda bahwa tanaman atau pohon mengalami pertumbuhan yang baik dan sudah matang. Selain itu, buah juga menyatakan jenis dari pohon tersebut.
Tujuan hidup Kristiani adalah hidup untuk memuliakan Tuhan (Yoh 15:8; Gal 2:19-20). Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Rm 12:1), karena kita telah memperoleh berkat, maka kita juga harus memberkati dan tidak lagi hidup berpusat pada diri sendiri saja (1 Ptr 3:9; Flp 2:4).
Berbuah adalah tanda bahwa kekristenan kita hidup dan bertumbuh dewasa. Jadi, buah berbicara tentang hidup yang menjadi berkat bagi orang lain, hidup yang berguna atau berdampak bagi orang lain.
Namun ada banyak orang Kristiani yang sudah berpuluh-puluh tahun jadi Kristen, sudah menerima anugerah secara gratis dari Tuhan tetapi belum pernah berbuah bagi Tuhan. Ingatlah! Egois adalah musuh utama yang harus ditaklukkan oleh pengikut Kristus (Bdk. Flp 2:5).
Untuk menghasilkan buah ‘harganya’ sangat mahal, yaitu harus rela kehilangan segala kesenangan daging, meninggalkan segala kenyamanan dan menjadikan Tuhan sebagai kesenangan satu-satunya.
Artinya kita harus selalu berusaha untuk bisa menyenangkan hati Tuhan setiap saat dan hidup sebagaimana Kristus hidup dan menjadi penurut-penurut Allah (Ef 5:1).
1. Buah merupakan tanda kehidupan
Buah merupakan sesuatu yang alamiah yang dihasilkan oleh tanaman atau pohon. Adakah kita mendapati buah pada tanaman atau pohon yang sudah kering dan mati? Tidak.
Kalau kita mempunyai iman tapi tidak melakukan apa-apa, kita adalah orang Kristiani yang mati » iman tanpa perbuatan (= buah, menjadi pelaku firman) adalah mati (Yak 1:22; 2:26).
Jadi, hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Luk 3:8 » mempunyai dua helai baju, membaginya dengan yang tidak punya; mempunyai makanan, berbuat juga demikian; jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu; jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu (Luk 3:11, 13-14).
2. Buah tanda pertumbuhan
Pohon bertumbuh jika ada daunnya, kehidupan Kristiani dikatakan bertumbuh jika mau melayani Tuhan. Pelayanan dan pelaksanaan pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan bagi kita haruslah didahului oleh relasi yang dekat dan intim dengan Allah, yang hati-Nya ingin kita senangkan.
Sebuah pelayanan yang benar-benar berdampak dan dapat diteladani orang lain jika para pelayan Tuhan memiliki karakter seperti Kristus. Ingat, tidak ada kotbah yang lebih ‘keras’ suaranya selain dari perbuatan pelayan tersebut.
Pertumbuhan rohani (Kol 1:10 - Bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah dan memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik), akan terjadi bila ada kerjasama antara rahmat Tuhan (Sakramen-sakramen) dan usaha manusia (doa dan membaca Kitab Suci).
Untuk bertumbuh dan berakar di dalam Tuhan memerlukan:
1. Doa dan membaca firman Tuhan setiap hari
Firman adalah Allah (Yoh 1:1). Firman Tuhan adalah kebenaran (Yoh 17:17). Ketika benih firman yang kita baca atau dengar itu kita mengerti, maka hati kita akan dibersihkan oleh-Nya sehingga kita berbuah (Rm 10:17; Mat 13:23).
Ketika kita mengikatkan diri pada Tuhan, kita akan menjadi satu roh dengan-Nya (1 Kor 6:17), kita akan menjadi pribadi yang terus-menerus melekat kepada-Nya dan terus-menerus rindu berinteraksi dengan-Nya dari waktu ke waktu.
2. Tinggal di dalam Kristus
Setiap pohon perlu pemangkasan. Tujuan dari pemangkasan adalah untuk menyehatkan pohon dengan cara mengontrol atau mengatur pertumbuhan pohon, mempertahankan kesehatan pohon, atau meningkatkan kualitas bunga atau buahnya. Setiap pohon membutuhkan seorang petani yang akan memangkas dan mengatur pertumbuhannya sesuai dengan yang diinginkannya.
Demikian juga halnya dengan kita, Allah Bapa mengawasi sama seperti yang dilakukan seorang petani yang baik dan teliti. Tuhan campur tangan mengarahkan pertumbuhan kita, membuang hambatan-hambatan kita dan membersihkan kita sehingga kita dapat menghasilkan lebih banyak buah (Yoh 15:2).
Jadi, untuk dapat menghasilkan buah kebajikan: kita harus terlebih dahulu tinggal di dalam pokok anggur. Kristuslah pokok anggurnya! Kita adalah ranting-ranting-Nya. Untuk itu diperlukan kontinuitas (kelangsungan) dan konsistensi (ketetapan dan kemantapan dalam bertindak) seperti kita menghirup oksigen untuk bernafas. Apabila kita tinggal di dalam Kristus, Dia akan memanifestasikan Dirinya melalui kita.
Karena itu hiduplah sebagai pengikut yang setia, jangan suam-suam kuku (Why 3:16). Hendaklah hidup kita tetap di dalam Dia, berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, bertambah teguh dalam iman, dan hati melimpah dengan syukur (Kol 2:6-7).
Jika hidup kita berakar di dalam Tuhan dan dibangun di atas-Nya, maka hidup kita bagaikan ikan yang berada di laut dalam, tidak akan terbawa arus ketika ada gelombang besar. Jika ke-kristen-an kita KTP (pengagum) bagaikan ikan yang hidup di laut dangkal, begitu ada gelombang besar dalam kehidupan langsung muntaber (mundur teratur tanpa berita).
Bukti bila kita tinggal di dalam Kristus:
· Kesadaran terhadap adanya Roh Kudus yang berdiam di dalam hati (1 Yoh 4:13).
· Mengikuti teladan Yesus (1 Yoh 2:6).
· Taat kepada perintah Kristus (Yoh 15:10; 1 Yoh 3:24)
· Hidup bebas dari dosa (1 Yoh 3:6).
Kadang Tuhan merusak gambaran yang kita idamkan, mengambil orang yang paling kita cintai, dan memberikan hal-hal yang paling sulit dalam hidup kita. Cara Tuhan sering kali berlawanan dengan logika dan pikiran manusia, tetapi justru cara Tuhan adalah cara yang terbaik.
Dalam pertumbuhan rohani, kita harus bergumul sendiri agar sayap iman kita menjadi kuat seperti perjuangan seekor kupu-kupu keluar dari kepompongnya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya (Ibr 12:11).
3. Buah tanda kematangan
Orang yang matang rohaninya adalah orang yang bertanggungjawab. Ciri orang yang tidak matang rohaninya: tidak melakukan suatu apapun, jika itu tidak menguntungkan dirinya; selalu meng-ia-kan pekerjaan tapi tidak pernah melakukan.
Kematangan rohani datangnya dari penyangkalan diri (Luk 9:23). Cirinya: tidak lagi mementingkan dirinya sendiri, memberikan pada Tuhan dan sesama yang terbaik; menuntut lebih banyak perubahan dalam dirinya sendiri, bukan pada orang lain.
4. Buah tanda dari jenis
Buah yang dihasilkan merupakan tanda dari pohonnya, pohon anggur pilihan atau pohon anggur liar (Mat 7:16 6-17; Yer 2:21), demikian juga orang Kristen tercermin dari buahnya. Tuhan menghendaki kehidupan manusia menghasilkan buah yang banyak dan tetap (Yoh 15:1-2, 16).
Apa maksudnya? Buah adalah kehidupan yang berubah. Kehidupan yang berpusat kepada Kristus, kehidupan di mana kita telah mati bagi diri kita sendiri sehingga Kristus hidup melalui hidup kita (Gal 2:19-20; Rm 7:4; Flp 1:21-22a). Kehidupan Kristiani tanpa berbuah, sama sekali bukan kehidupan Kristiani!
Kita telah menerima Kristus Yesus, sebagai Tuhan kita. Kita tinggal dalam Kristus bukan hanya ditandai dengan pengakuan di mulut saja tetapi juga percaya dalam hati sehingga kita diselamatkan (Rm 10:8-9 – firman iman).
Sejak dibaptis, Roh Kudus menyanggupkan kita hidup dan bekerja di bawah dorongan-Nya; menyanggupkan kita bertumbuh dalam kebaikan (KGK 1266).
Kita adalah milik Kristus dan Roh Allah diam di dalam kita (Rm 8:9). Jika kita menyadari kehadiran-Nya, selalu berbicara dengan-Nya, maka akal maupun suara hati kita dapat memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci (Flp 4:8; Bdk. Mat 15:19; Tit 1:15).
5. Buah menandalan level hidup yang baru
Buah yang kita hasilkan menunjukkan sampai di mana level kehidupan rohani kita.
Jadi, hasilkan Buah Roh (KGK 1832: 1. Kasih 2. Sukacita 3. Damai sejahtera 4. Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Kelemahlembutan 9. Penguasaan diri 10. Kerendahan Hati 11. Kesederhanaan 12. Kemurnian). sehingga kehidupan kita akan membawa kepada kemuliaan bagi Allah (Yoh 15:8).
(Sumber: Warta KPI TL No. 162/X/2018 » Renungan KPI TL Tgl 23 Agustus 2018, Dra Yovita Baskoro, MM).